Senin, 28 Juli 2008

Kerja Kantor pembunuh no 1

Kerja Kantoran Bunuh Anda Pelan-Pelan?- Jawaban -
Bekerja di belakang meja sepertinya lebih aman ketimbang harus berjibaku di lapangan atau proyek konstruksi. Namun jangan salah! Kerja di kantor yang nyaman dengan duduk berlama-lama di depan komputer atau laptop bisa membunuh Anda pelan-pelan.
Hal yang paling diwaspadai dari dampak pola kerja sedentari atau kurang aktif ini adalah meningkatnya kemungkinan mengalami risiko pembekuan pembuluh vena dalam (Deep Vein Thrombosis/DVT) hingga dua kali lipat.
Professor Richard Beasley dari Wellington Hospital di Selandia Baru seperti dilansir The Sun, menyatakan bahwa ancaman bahaya akan menghampiri Anda bila kerja delapan jam tiap hari dengan hanya berkutat di sekitar meja atau menghabiskan tiga jam berturut-turut dengan sekedar duduk mengoperasikan laptop.
Kasus DVT biasanya sering dikaitkan dengan penerbangan jarah jauh yang memerlukan waktu berjam-jam. Pembekuan darah terjadi di pembuluh vena dan biasanya pada bagian betis. Jika pembekuan ini tidak dicairkan dengan obat pengencer darah, biasanya akan pecah dan terbawa ke paru-paru dan berujung pada emboli paru-paru yang mematikan.
Beasley menganjurkan pekerja kantoran untuk rutin melakukan peregangan otot untuk mempertahankan kelancaran aliran darah. Sebuah riset di Italia pun mengindikasikan peregangan dan relaksasi menurunkan kasus sakit kepala para karyawan hingga 40 persen.
Risiko lain yang mengintai para pekerja kantoran adalah bakteri dan virus mematikan yang berada di tempat kerja. Permukaan dan sela-sela keyboard komputer bisa menjadi sumber penyakit karena menyimpan kuman berbahaya yang jumlahnya bahkan mungkin melebihi kloset di kamar mandi Anda.
Sebuah penelitian di Inggris belum lama ini melaporkan beberapa keyboard di sebuah perkantoran LIMA KALI menyimpan lebih banyak jumlah kuman ketimbang sebuah kamar kecil. Penelitian ini diungkap seorang ahli yang disewa oleh Majalah Which?Computing di mana mereka menemukan beragam jenis bakteri berbahaya seperti Escherichia coli, coliform, staphylococcus aureus yang menyebabkan beragam infeksi mulai dari masalah diare, kulit hingga radang paru-paru atau pneumonia.Bakteri juga tidak hanya sembunyi di keyboard namun juga pada meja, telepon dan alat lain. Peneliti dari University Of Arizona menyatakan keyboard masih cukup bersih ketimbang kursi yang duduki. Para ahli mikrobiologi menemukan sebuah kursi bisa menyimpan 10 juga mikroba, sedangkan rata-rata sebuah kantor bisa menyimpan 20.000 mikroba pada setiap permukaan 1 inci persegi. Begitu banyaknya jumlah mikroba ini tentu tidak terlepas dari kebiasaan buruk karyawan dalam memperlakukan tempat kerja.
Sindrom Mata
Selain pembekuan darah dan mikroba, ancaman lainnya adalah sindrom mata akibat komputer yang baru-baru ini diperingatkan American Optometric Association. Gejala sindrom ini adalah mata perih, sensitif terhadap cahaya, nyeri di leher dan punggung.
Dr Kent Daum, dari Illinois College Of Optometry di Chicago mengatakan: "Bekerja di depan komputer membuat mata bekerja keras karena tuntutan pergerakan mata dan fokusing yang baik. Re-focusing menyebabkan stres pada otot mata yang bisa berakibat pada gangguan mata.
Kerusakan Paru-paru
Hal lain yang juga dicemaskan adalah bahaya Printer Laser terhadap kesehatan paru-paru karyawan. Peneliti dari Australia's Queensland University Of Technology menemukan dampak alat ini mirip asap rokok. Satu dari tiga printer yang diteliti mengeluaran semacam partikel merugikan. Partikel ini bisa terhirup dan masuk paru-paru dan memicu masalah pernafasan.
Di samping laser printer, asap elektronik juga bisa menjadi ancaman. Tim ahli dari London's Imperial College menyatakan medan listrik yang timbul dari alat-alat kantor bisa memicu sakit kepala dan masalah lainnya.
Salah satu peneliti, Keith Jamieson, menjelaskan : "Medan listrik punya pengaruh kuat terhadap udara. Itulah sebabnya di belakang monitor komputer selalu dikotori debu. Hal sama juga berlaku pada kulit dan paru-paru manusia. Ini dapat meningkatkan penyerapan racun yang harus dinetralisir tubuh," paparnya.
Yang terakhir, ancaman di tempat kerja adalah Sick Building Syndrome. Menurut WHO, gejalannya adalah iritasi pada mata , hidung dan tenggorokan, selain juga pusing dan sakit kepala. Hal ini dapat terjadi akibat buruknya ventilasi, tingginya temperatur dan buruknya pencahayaan. (disadur dari:Jawaban Helath)

Asteoactritis

Jahe, Sembuhkan Radang Sendi dan Nyeri Lambung
JAHESEMBUHKAN RADANG SENDI DAN NYERI LAMBUNG
Penulis: Budi Sutomo
Selain popular sebagi bumbu masak, jahe (zingiber officinale) juga bermanfaat untuk kesehatan. Fakta terbaru dari jahe adalah mampu meredakan nyeri lambung dan pulihkan radang sendi.
Jahe diperoleh dari rimpang umbi semu tanaman berumpun yang hidup semusim. Konon si pedas ini pertama kali ditemukan oleh Marco polo. Sumber lain menyebutkan jahe berasal dari daratan Asia dan sudah dimanfaatkan oleh bangsa Cina dan India sejak 5000 tahu yang lalu.
Atasi Ganguan PencernaanManfaat jahe untuk kesehatan memang tidak diragukan lagi. Beragam penelitian ilmiah telah dilakukan, hasilnya sungguh mengagumkan. Umbi jahe terbukti berkhasiat sebagai karminativum atau dapat merangsang keluarnya gas dari perut sehingga mampu mengobati masuk angin. Sifatnya yang menghangatkan tubuh juga dipercaya mengurangi rasa mual, batuk dan gejala flu ringan.Penelitian lain menyebutkan, kandungan enzim protease dan lipase yang terkandung dalam jahe berfungsi memecah protein dan lemak. Enzim inilah yang membantu mencerna dan menyerap makanan sehingga meningkatkan napsu makan. Jahe juga melindungi system pencernaan dengan menurunkan keasaman lambung. Senyawa aseton dan methanol pada jahe juga mampu menghambat terjadinya iritasi pada saluran pencernaan, manfaatnya nyeri lambung bisa dikurangi dengan mengkonsumsi jahe. Peradangan pada arthritis/radang sendi juga bisa ditanggulangi dengan banyak mengkonsumsi jahe karena jahe menghambat produksi prostaglandin, hormone dalam tubuh yang dapat memicu peradangan.
Merangsang EreksiRajin mengkonsumsi jahe juga merangsang pelepasan hormon adrenalin yang dapat memperlebar pembuluh darah sehingga tubuh menjadi hangat, darah mengalir lebih lancar dan tekanan darah menurun. Sedangkan senyawa cineole dan arginine yang terkandung dalam rimpang jahe mampu mengatasi enjakulasi permatur. Senyawa ini juga merangsang ereksi, mencegah kemandulan dan memperkuat daya tahan seperma. Tak salah jika orangpun menjulukinya sebagai aphrodisiac food atau makanan pendongkrak gairah seksual, istimewa bukan? Budi Sutomo

Radang Sendi (Asteoactritis)

Masyarakat Tidak Sadari Ancaman Rematik Radang Sendi
Jakarta - Masyarakat pada umumnya kurang menyadari bahaya ancaman penyakitrematik radang sendi. Pada umumnya, mereka tidak menghiraukan gejala-gejala yang ada dan menunda melakukan konsultasi ke dokter lebih awal, kata para peneliti yang dikutip Antara dari Kantor Berita Inggris (Reuters).Bagi penderita rematik tampaknya pengobatan cepat sebagai keharusan untuk mencegah berkembangnya penyakit yang menyerang 2,5 juta warga Eropa, yang sekitar 75 persen di antaranya wanita dan kemungkinan dapat mengurangi harapan hidup mereka hampir sepuluh tahun. Hampir semua kerusakan yang terjadi pada tulang sendi dapat menyebabkan cacat serius yang terjadi dalam waktu dua tahun atas serangan penyakit tersebut.”Jika Anda merasakan rasa sakit dan kaku, terutama pada pagi hari, dan jika sakit itu menyerang tulang-tulang sendi kecil di bagian kepala dan kaki dan keduanya membengkak, maka Anda harus segera ke dokter,” kata Prof. Ferdinand Breedveld, salah seorang ahli penyakit sendi. Separuh dari 2.800 orang dari lima negara yang ditanya dalam survei yang dilakukan ”European Public Opinion Survey” tidak berpikir bahwa penyakit rematik radang sendi dapat menganggu kemampuan mereka untuk bekerja.Bahkan, sekitar 55 persen dari jumlah tersebut tidak menyadari bahwa hal itu dapat mengurangi harapan hidup mereka, katanya. ”Pendidikan menjadi penting,” kata Breedveld yang mengajar di Universitas Leiden, Belanda.Ia mengatakan, banyak masyarakat yang kurang memahami penyakit rematik radang sendi tersebut, yakni penyakit ”autoimmune”, di mana tubuh menyerang jaringannya sendiri, dan yang menyebabkan tulang sendi rusak karena usia.Hanya 40 persen dari mereka yang terlibat dalam survei tersebut mengaku sakit, kaku dan bengkak, serta bentuk tulang sendi rusak sebagai gejala terserang penyakit rematik radang sendi itu. Sementara itu, separuh dari mereka mengatakan bahwa mereka tidakpergi ke dokter, sekalipun mereka merasakan gejala-gejala penyakit tersebut sudah berlangsung selama sebulan. Pengobatan lebih awal sangat penting, terutama bagi kaum wanita, karena penyakit tersebut dapat berkembang secara cepat pada kaum wanita, dan mereka termasuk memiliki risiko lebih besar seperti halnya penderita penyakit jantung, kata Breedveld.Penyebab penyakit tersebut masih belum diketahui, namun para peneliti menduga karena adanya kaitan genetik
Sinar harapan