Kamis, 24 Juni 2010

Mengandalkan Tuhan atau mengandalkan manusia (Hosea 7)

MENGANDALKAN TUHAN ATAU MENGANDALKAN MANUSIA

Pendahuluan
Saudara, apakah saudara mengenal orang-orang ini? (gambar) Kita mengenal nama Robert Boyle, perintis kimia modern. Michael Faraday, perintis daya listrik dan penemu generator listrik. Sir Isaac Newton, penemu hukum gaya berat. Louis Pasteur, perintis bakteriologi, vaksinasi dan imunisasi. Sir Joseph Lister, bapak ilmu bedah modern. Wilbur Wright dan Orville Wright, perintis penerbangan.
Saudara, kita mengenal mereka sebagai orang-orang genius dan berhasil menyumbangkan sesuatu yang sangat berarti bagi dunia. Tetapi ada satu sisi yang mungkin sering terlupakan oleh kita tentang kehidupan ilmuwan-ilmuwan terkenal ini. Tahukah saudara bahwa sebenarnya mereka semua tercatat sebagai orang-orang yang sangat mempercayai kebenaran Alkitab ?
Saudara tahu apa yang menjadi rahasia sukses dari para ilmuwan di dunia ini ? Rahasianya adalah mereka sangat-sangat mengandalkan Tuhan.
Hari ini kita mau berbicara tentang mengandalkan Tuhan….Saudara berbicara mengenai mengandalkan Tuhan, secara teori mungkin ini sesuatu yang gampang untuk dikatakan, namun sesungguhnya dalam prakteknya itu sesuatu yang sulit dipraktekan. Tidak sedikit orang percaya yang gagal untuk mempraktekan kehidupan yang mengandalkan Tuhan. Bukan saja anggota jemaat biasa, namun hamba Tuhan mengalami kesulitan untuk dapat sepenuhnya mengandalkan Tuhan dalam hidupnya dan pelayanannya.
Mengapa mengandalkan Tuhan adalah sesuatu yang sulit? Sulitnya seseorang untuk mengandalkan Tuhan disebabkan oleh keberdosaan manusia. Sehingga manusia memiliki kecenderungan untuk lebih percaya pada kemampuan diri sendiri dibandingkan Tuhan. Manusia akan lebih percaya kepada kemampuan manusia dari pada Tuhan, manusia akan lebih percaya apa yang dikatakan oleh Iblis dari pada Tuhan. Manusia terkadang lebih percaya kepada sesuatu bessifat materi dari pada kepada Tuhan, manusia lebih percaya sesuatu yang menurut logikanya benar dari pada percaya hal yang bersifat supranatural yang berasal dari Allah.
Saudara berbicara tentang mengandalkan Tuhan, maka saya menemukan tidak sedikit orang yang terjebak dengan sikap yang salah mengenai mengandalkan Tuhan:
I. Terlalu mengandalkan Tuhan
Orang seperti ini tanpa disadari dia mengabaikan peran dia dan orang lain didalam hidupnya. Kita harus memahami bahwa mengandalkan Tuhan bukan berarti bahwa apapun didalam hidup kita harus dikerjakan oleh Tuhan dan kita menjadi pasif dan tidak berusaha…tidak….mengandalkan Tuhan bukan berarti kita tidak memiliki tanggung jawab yang harus kita lakukan atau tidak memiliki peran sama sekali….tidak…antara kita dengan Allah memiliki peran masing-masing. Ada peran yang harus kita kerjakan ada peran Tuhan.
Saudara, Satu saat ada seorang ibu tua yang begitu percaya kepada Tuhan, dalam berbagai hal dalam hidupnya ia selalu meminta petunjuk dan pertolongan TUhan. Satu saat terjadi banjir yang besar dan ibu berdoa supaya Tuhan menolong dia dan menyelamatkan dia. Dia berdoa dengan sungguh-sungguh menunggu sampai Tuhan dating untuk menolongnya. Sementara dia berdoa ada seorang dating dan berkata kepadanya bu ayo naik ke perahu ini , banjir semakin besar, tetapi ibu ini mengatakan saya tidak mau mengandalkan manusia, karena saya yakin Tuhan akan datang menolong saya, lalu dating tim penyelamat dengan helicopter meminta dia untuk segera naik helikopter, dia mengatakan saya tidak mau, saya harus menunggu sampai Tuhanku menolong saya, setelah beberapa waktu lamanya datang satu regu penolong dan membujuk dia supaya dia naik perahu tetapi dia tidak mau, dia menginginkan Tuhan sendiri yang menolong dia.
Singkat cerita ibu ini meninggal dunia. Setelah ketemu dengan Tuhan , dia protes sama Tuhan. Tuhan engkau katakan bahwa engkau baik, engkau siap menolong anak-anakmu yang percaya padamu, tetapi mengapa tidak menolong aku. Tuhan katakan kepadanya; anakku aku sudah mengutus orang untuk menyelamatkanmu tetapi engkau sendiri berkeras tidak mau ditolong, aku sudah mengutus helicopter tetapi engkau berkeras tidak mau ditolong, tidak saja itu disaat-saat dimana engkau akan meninggal, aku mengutus seorang untuk menyelamatkanmu tetapi kamu tetap menolak tawaranku.
Anakku aku memakai orang-orang tersebut sebagai kepanjangan tanganku untuk menolong kamu tetapi kamu menolak pertolonganku. Saudara terkadang dalam berbicara mengandalkan Tuhan kita terjebak kepada ekstrim seperti ini, kita melupakan bahwa Tuhan dapat memakai berbagai cara untuk menolong, melindungi dan memberkati anak-anaknya. Tuhan bisa memakai orang lain untuk menolong kita
2. Masalah kecil kalau kita bisa mengatasi mengapa membuat Allah repot.
Saudara, sebenarnya Allah tidak pernah merasa direpotkan oleh manusia, tetapi terkadang manusia merasa bahwa mereka begitu merepotkan Tuhan. Mengapa bisa demikian? Karena terkadang kita menempatkan perasaan kita, atau apa yg menjadi kebiasaan kita kepada Allah.
Misalnya orang yang tidak mau direpotkan orang lain dia juga berfikir bahwa Allah seperti dia. Allah tidak mau direpotkan oleh hal-hal kecil manusia. Ada orang senang mengatakan “little-litle Me’ sehingga dia mengatakan jangan sedikit-sedikit Tuhan, Sdr..Tuhan tidak pernah mengatakan kepada manusia “litle-litle Me”. Sebaliknya Tuhan sangat senang dengan anak-anak Tuhan yang mau menyerahkan segala masalah pergumulan dalam hidupnya kepada Dia. Dengan demikian membuktikan bahwa orang tersebut percaya dan mengandalkan Allah.
Saudara, mengandalkan Tuhan berarti kita menyerahkan secara total kehidupan kita kepada Tuhan, bukan hanya hal-hal besar tetapi segala aspek dalam hidup kita.
3. Mungkin Tuhan tidak mampu menolong kita.
Orang seperti ini adalah orang yang sudah putus asa, mungkin dia sudah mengalami pergumulan begitu berat, dia sudah berdoa tetapi Tuhan seakan tidak menjawab doanya. Sudah mentok gak ada jalan lagi, Oleh sebab itu dia mencari sesuatu yang dapat menolong dirinya. Karena dia merasa bahwa Tuhan tidak mampu menolong dirinya.
Misalnya; Seorang yang sakit atau mengalami masalah yang berat, dia sudah berdoa dan berobat kemana-mana tetapi sakitnya tidak sembuh-sembuh akhirnya dia pergi dukun atau loya untuk menyembuhkan sakitnya.
Sdr. Tuhan selalu siap sedia menolong kita, tetapi dalam kasus-kasus tertentu Tuhan mengizinkan kita menghadapi pergumulan dan tantangan dalam hidup kita, untuk maksud dan rencana yang lebih besar dalam hidup kita.
Oleh sebab itu ketika kita mengalami berbagai masalah pergumulan, kita sudah berdoa namun seakan Tuhan tidak menjawab doa kita, bukan berarti Tuhan tidak mampu menolong atau tidak mau menolong kita, tetapi melalui hal itu Tuhan punya rencana bagi kita. Yang pasti cepat atau lambat pertolongan Tuhan itu pasti.
4. Orang yang sama sekali tidak mengandalkan Tuhan.
Penyebabnya ada banyak hal, mungkin ada sesuatu yang dapat disandari, dimana dia merasa bahwa tidak perlu Tuhan, dia bisa melakukan sendiri. Atau ada sesuatu yang dapat menjadi pegangan dan tumpuan dalam hidupnya. Apakah itu harta kekayaan, kepintaran, kuasa dan lain sebagainya.
Tuhan Yesus dalam Luk.12:13-21 menceritakan satu perumpamaan tentang seorang kaya yang bodoh. Orang kaya memiliki tanah yang banyak dan hasilnya begitu banyak. Lalu dia mengatakan didalam hatinya, dia mengatakan bahwa jiwaku ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya, beristirahatlah, makan minum dan bersenang-senanglah. Tetapi Firman Allah mengatakan kepadanya; Hai engkau orang yang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang engkau sediakan untuk siapa itu nanti.?
Saudara, kita kembali kepada pembacaan kita tadi, pembacaan kita tadi berbicara tetang dosa dari para pemimpin Israel, dibidang agama dan kenegaraan. Mereka melakukan perbuatan yang menyakiti hati Tuhan.
Dalam pasal 7 ini berbicara dua hal mengenai para pemimpin atau pejabat pemerintah:
Pertama:Berbicara tentang dosa para pejabat pemerintah;
Dimana mereka memberikan nasehat-nasehat palsu kepada raja, Hosea 7:3 menggambarkan kebobrokan sistem pemerintahan yang ada. Para pejabat banyak yang menjilat raja dengan puji-pujian sumbang, dengan nasihat-nasihat yang menyesatkan, dengan laporan-laporan pembangunan yang penuh kebohongan. Mereka membuat istana tetap dalam suasana bahagia, seolah-olah tidak ada sesuatu yang sedang terjadi dalam sistem pemerintahan bangsa itu, namun pada kenyataannya tidaklah demikian.
Yang sebenarnya sedang terjadi adalah persekongkolan di kalangan istana demi untuk merebut takhta kerajaan yang sebelumnya telah diperintah oleh seorang raja. MIsalnya: Salum mengadakan mufakat untuk membunuh raja Zakharia supaya ia bisa menjadi raja; Pekah, perwira raja Pekahya membunuh raja Pekahya; selanjutnya raja Hosea bin Ela membunuh Pekah. Demikianlah ketidakbenaran demi ketidakbenaran terjadi di kerajaan Israel.
Selain daripada itu, bangsa Israel juga hidup dalam perzinahan, pesta pora dan kemabukan. Saudara-Saudara, mengenai pesta pora dan kemabukan seperti yang digambarkan oleh nabi Hosea dalam ayat 5, disini kita melihat akan dosa yang begitu luar biasa yang dilakukan oleh para pejabat pemerintah pada waktu itu. Dalam Hosea 4:11, bahwa anggur dan air anggur telah menghilangkan daya pikir bangsa itu. Dosa membuat mereka kehilangan daya pikir dan perilaku yang benar.
Saudara, tingkah laku para pejabat Israel betul-betul memuakkan. Sebanyak tiga kali dalam Hosea 7:4, 7:6 dan 7:7, Hosea mengatakan bahwa mereka bagaikan dapur perapian, seperti dapur perapian dan sudah panas seperti dapur perapian. Seolah-olah Hosea ingin mengatakan suatu peningkatan akan besarnya dan banyaknya kejahatan yang telah terjadi di Israel bahwa mereka tidak lagi mengekang segala kejahatan, mereka membiarkan kejahatan semakin menjadi-jadi.
Saudara, para penasehat raja, para hakim yang seharusnya menyuarakan kebenaran, tetapi mereka menyuarakan ketidakbenaran. Seharusnya mereka menegur, mengingatkan raja untuk berseru kepada Tuhan (ay. 7), tetapi mereka justru melakukan kejahatan dengan nasihat-nasihat busuk.
Kedua: Dosa tidak mengandalkan Tuhan 7:8-12
Saudara beberapa waktu lalu kita sudah membahas mengenai dosa bangsa Israel. Satu hal yang sangat penting sehubungan dengan dosa mereka adalah mereka mengadopsi budaya budaya asing termasuk agama asing masuk dalam kehidupan bangsa Israel. Sehingga penyembahan berhala bukan sesuatu yang tabuh bagi umat pilihan Allah. Bahkan diwilayah Israel banyak terdapat tempat-tempat pemujaan berhala.
Budaya penyembahan berhala di bukit-bukit dan gunung-gunung telah diikuti oleh raja Israel beserta segenap rakyatnya. Dalam hal ibadah, mereka mengira mereka boleh memutuskan sendiri kepada dewa-dewa mana pun, dan di bukit-bukit mana pun yang kelihatannya lebih menjanjikan harapan, sehingga mereka digambarkan menjadi roti bundar yang tidak dibalik. Dengan kata lain, Israel menjadi roti bundar yang telah hangus karena perapian dan tidak dapat dimakan. Kehidupan bangsa Israel telah rusak, sehingga tidak dapat dinikmati kebaikannya. Ini juga menggambarkan bahwa tidak lama lagi mereka akan hangus oleh murka Allah.
Apa yang menjadi penyebab umat Tuhan menyembah berhala? Ada banyak hal yang menyebabkan umat Tuhan menyembah berhala, tetapi penyebab yang utama mengapa bangsa Israel menyembah berhala, adalah mereka tidak memiliki keyakinan akan kuasa dan pertolongan Tuhan. Mereka berfikir Allah tidak dapat mereka sandarkan. Mereka tidak meyakini bahwa Allah yang mereka sembah dapat diandalkan? Mereka tidak yakin bahwa Allah sanggup menolong mereka. Atau dengan kata lain mereka sama sekali tidak mengandalkan Tuhan.
Apa bukti bangsa Israel tidak mengandakan Tuhan?
Bukti pertama mereka tidak mengandalkan Tuhan adalah dengan menyembah berhala.
Mengapa mereka menyembah berhala?, karena menurut mereka barhala-berhala dapat menolong mereka keluar dari persoalan dalam hidup mereka.
Aplikasi:Saudara hari ini kita melihat bahwa masih begitu banyak orang yang mengatakan percaya Tuhan tetapi tidak memiliki keyakinan akan kuasa dan pertolongan Tuhan dalam hidup mereka. Mereka tidak mengandalkan Tuhan, tetapi lebih mengandalkan sesuatu diluar Tuhan, yang lebih menjanjikan dan yang menjadi berhala bagi mereka.
Saudara, ketika kita berbicara berhala, maka kita tidak hanya berfikir bahwa menyembah berhala berarti kita pergi ke kuil-kuil berhala, ketempat-tempat penyembahan berhala, ke gunung Kawi…tidak ..seorang hamba Tuhan pernah mengatakan bahwa sebenarnya berhala terbesar adalah diri kita sendiri.
Seseorang lebih mudah mengandalkan diri sendiri, dari pada mengandalkan Tuhan, seseorang lebih percaya bahwa dia mampu untuk menolong dirinya sendiri dari pada Allah.
Saudara, Pada dasarnya setiap kita merupakan penyembah berhala dimana berhala tersebut adalah diri kita sendiri. Manusia terkadang lebih mengagung-agungkan diri sendiri dari pada Tuhan. Saudara yg sering ikut seminar-seminar motivasi, sering kita memotivasi diri kita, dengan kata ‘saya mampu’ saya bisa ‘ Sehingga tanpa disadari terkadang paham humanisme itu muncul dalam diri kita. Dan kita menjadi diri kita sebagai Tuhan atas hidup kita.
Saat ini berhala yang perlu dibuang dari hidup orang Kristen bukanlah berupa patung atau pohon keramat melainkan diri sendiri. Berhala yang perlu dibuang dari kita adalah Ambisi pribadi kita, keinginan daging dan keangkuhan hidup. Ini merupakan berhala yang harus dihancurkan bila kita ingin dipakai oleh Tuhan dengan efektif.
Sebenarnya musuh terbesar kita bukanlah iblis melainkan nafsu kedagingan kita atau diri kita sendiri. Iblis bisa masuk dan mempengaruhi seseorang hanya bila ia diberi celah dan kesempatan. Tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut ( Yak 1:14-15 ).
Berhala terbesar adalah diri kita sendiri. Dimana kita lebih mengandalkan diri sendiri dari pada Tuhan, lebih percaya akan kemampuan diri sendiri dari pada Tuhan.
Bukti kedua bahwa bangsa Israel tidak mengandalkan Tuhan yaitu ketika mengalami tekanan dari bangsa-bangsa disekitarnya mereka tidak meminta pertolongan Tuhan tetapi kepada bangsa Mesir dan Asyur.
Demi mengokohkan diri sebagai seorang raja di Israel, maka raja Menahem meminta bantuan kepada Asyur, meskipun untuk itu ia harus membayar upeti yang tidak sedikit jumlahnya. Demikian pula, sewaktu raja Hosea bin Ela (Raja Israel Utara=Yehuda) mengalami kekangan dari Asyur, yang kepadanya Hosea harus membayar upeti, maka raja Hosea mengarahkan pandangannya ke arah Mesir. Hosea meminta pertolongan So, raja Mesir untuk melepaskan diri dari kekangan Asyur.
Akan tetapi, di tengah-tengah tekanan dari luar yang mendesak kerajaannya, raja Hosea justru melakukan suatu diplomasi yang bodoh, sebab justru pada saat itu Mesir secara intern telah terbagi-bagi dan sedikit saja dapat memberi pertolongan kepada Israel. Itu sebabnya nabi Hosea mengatakan bahwa mereka telah menjadi “merpati” tolol, tidak berakal (Hos. 7:11).
Saudara-saudara, pada saat Israel mengira mereka sedang terbang tinggi bagaikan burung dengan sayapnya yang kuat, karena ada Asyur atau ada Mesir yang bersama mereka dan yang dapat mereka banggakan, akan tetapi pada saat yang sama Tuhan melalui nabi Hosea telah menubuatkan tentang akan datangnya penghukuman atas bangsa itu.
Saudara, ketika mereka mengandalkan Mesir dan Asyur yang akan menolong mereka, sebenarnya mereka bukan bertambah kuat, karena saat itu pula hukuman Tuhan ditimpahkan kepada mereka.
Di dalam ayat 12, Tuhan berkata Aku akan membentangkan jaring-Ku ke atas mereka; Aku akan menurunkan mereka seperti burung-burung di udara, Aku akan menghajar mereka karena kejahatan-kejahatan mereka.
Saudara, ucapan nabi Hosea bukanlah isapan jempol belaka, karena yang kemudian terjadi adalah kemarahan Salmaneser, raja Asyur kepada raja Hosea bin Ela, karena sikap raja Hosea. Asyur menyerang dan menindas Israel selama 3 tahun sampai bangsa Israel benar-benar takluk kepadanya. Akhirnya yang terjadi adalah Samaria dirampok, ribuan umat Israel dideportasi ke kawasan sebelah utara Mesopotamia dan Israel dibagi-bagi menjadi propinsi-propinsi kerajaan Asyur (II Raja 17:1-6), dan menyebabkan kehancuran kerajaan Israel Utara.
Saudara-Saudara Israel telah bersandar kepada pengertian dan kekuatannya sendiri, bukan kepada kekuatan Allah. Itulah sebabnya, Allah menghukum mereka. Mereka lebih bersandar kepada bangsa-bangsa lain, dari pada kepada Tuhan.
Saudara mengandalkan manusia adalah sesuatu dosa kekejian bagi Tuhan, itu sama dengan melecehkan Tuhan. Bangsa Israel/Yehuda melecehkan Tuhan dengan lebih percaya kepada kekuatan bangsa Asyur dan Mesir dari pada Tuhan.
Padahal sebelum Hosea memberitahukan hal ini, nabi Yesaya dan Yeremia sudah menyampaikan kepada mereka; dalam Yeremia 17:5 "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" .
"Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN. ……Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama." (Yesaya 31:1-3)
Disisi lain yeremia juga mengatakan:
“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”
Yeremia 17:7-8
Dari bagian ini kita bisa belajar bahwa setidaknya ada tiga berkat yang kita akan terima bila kita mengandalkan Tuhan dalam hidup kita:
1. Hidupnya tidak akan pernah berkekurangan (ayat 8a & b); Orang yg mengandalkan Tuhan akan seperti pohon yang ditanam di tepi batang air yg selalu mendapatkan sumber makanan untuk bertahan segar dan utuh
2. Hidupnya tidak diliputi kekuatiran (Ayat 8c); Orang yang berharap dan mengandalkan Tuhan tidak akan pernah merasa kuatir akan hidupnya, karena dia tau Tuhan yang akan memelihara dia setiap saat. Walaupun ada banyak tantangan pergumulan didalam hidupnya, ia tidak akan merasa kuatir akan hidupnya, karena dia tahu bahwa Tuhan akan memilihara hidupnya.
3. Hidupnya selalu menghasilkan buah (ayat 8c); Orang yang mengandalkan Tuhan hidupnya akan selalu menghasilkan buah, baik buah-buah rohani (spiritual) maupun buah2 jasmani (Material)

Saudara mengandalkan Tuhan dalam hidup kita merupakan kunci untuk hidup diberkati dan berhasil. Mengandalkan Tuhan adalah kunci untuk kita dapat kekuatan dalam menjalani hidup didunia ini yang penuh dengan cobaan dan pergumulan ini.
Oleh sebab itu sebagai orang percaya kita perlu merefleksikan kembali akan hidup dan iman kita. Seberapa jauh kita mengandalkan Tuhan dalam hidup kita. Memang mengandalkan Tuhan itu sulit , sehingga terkadang kita menemukan seseorang hanya dapat mengandalkan Tuhan pada waktu seseorang itu lemah dan tidak berdaya, namun kalau hidupnya baik, kuat dan kaya, maka mulailah ia menepuk dadanya dan menghitung kuasa dan reputasinya. Kita mulai bersandar kepada diri sendiri dan melupakan Allah yang telah memberkatinya
Saudara, melalui firman Tuhan hari ini kita belajar, untuk mengandalkan Tuhan dalam segala kondisi, baik atau baik, senang atau tidak senang. Saat kita kaya atau miskin, saat kita kuat atau lemah Kita tetap mengandalkan Tuhan. Karena sebagai manusia, sehebat apapun kita, kita memiliki banyak sekali keterbatasan dan kekurangan. Kita membutuhkan Tuhan yang menjadi penopang dan penolong dalam hidup kita. Amin

Rely On The Lord or Rely Human (Hosea 7)

Sermons on the Christian Church of West Kalimantan (Senior Adult Commission)
Rely on the Lord or rely HUMAN

Hosea 7
By: Ev. Beni S Regoh

Preliminary
Brother, do you know these people? (Picture) We know the name of Robert Boyle, a pioneer of modern chemistry. Michael Faraday, the pioneer and inventor of the electric power generators. Sir Isaac Newton, inventor of the law of gravity. Louis Pasteur, the pioneer of bacteriology, vaccination and immunization. Sir Joseph Lister, the father of modern surgery. Wilbur Wright and Orville Wright, aviation pioneer.
Dear friends, we know them as persons of genius and managed to donate something very meaningful to the world. But there is one side that may often forgotten by us about the life of this famous scientist. Did you that in fact they are all listed as people who really believe in the truth of the Bible?
You know what the secret of success of scientists in this world? The secret is very, very rely on their Lord.
Today we want to talk about relying on God .... You speak about relying on God, theoretically it might be something easy to say, but in practice it's something that is difficult in practice. Not a few people believe that failure to practice the life that rely on the Lord. Not only are regular church members, but the servant of God having trouble can fully rely on God in his life and ministry.
Why rely on God is something difficult? Someone to rely on God difficulty caused by human sinfulness. So that human beings have a tendency to believe more in ourselves than God's ability. Humans will have more confidence in the ability of humans to God, humans will have more confidence in what is said by the Devil than in God. Humans sometimes have more confidence in something bessifat material from the Lord, people have more confidence in something which, according to the logic right than to believe things that are supernatural that comes from God.
You speak about relying on God, then I found not a few people who stuck with the wrong attitude about relying on God:
I. Too rely on God
This kind of person he unwittingly ignore the role he and other people in his life. We must understand that relying on God does not mean that anything in our lives must be done by God and we become passive and do not try ... not .... Rely on God not mean we do not have the responsibility we have to do or no role at all .... No ... between us and God have their respective roles. There is a role we have to do there is the role of God.
Dear friends, One time there was an old lady who once believed in God, in a variety of things in her life she always asks for help and the help of God. One time a big flood and the mother prayed that God help him and save him. He prayed earnestly wait until the Lord come for help. While he was praying no one came and said to him, bu let's get into the boat, the greater the flood, but the mother was told I would not rely on humans, because I believe the Lord will come to help me, and rescuers came by helicopter, asking him to immediately go up helicopter, he said I did not want to, I have to wait until my Lord help me, after some time came a squad of rescuers and persuaded him so he boarded the boat but she did not want to, he wants the Lord himself who helped him.
Short stories these women died. After meeting with the Lord, he protested to the Lord. Lord you say that you are good, you are ready to help the children who trust you, but why not help me. God told him; my son I've sent someone to rescue you but you yourself would not insist on being helped, I had insisted on sending helicopters but you do not want to be helped, not just that when those times where you are going to die, I sent someone to rescue you but you still refuse offer.
I wore my son these people as an extension of my hand to help you but you refused my help. Civil sometimes rely on our Lord in speaking to an extreme stuck like this, we forget that God can use a variety of ways to help, protect and bless her children. God can use someone else to help us
2. Small problems can be overcome if we are to make God why bother.
Brother, God actually never felt bothered by a human, but sometimes people feel that they are so cumbersome God. Why is that? Because sometimes we put our feelings, or what became our habit to God.
For example people who do not want to be bothered with other people he also thinks that God like him. God does not want to be troubled by little things human. Some people like to say "little-litle Me 'that he said should not a little God, Mr. .. God never told the man" litle-litle Me ". Instead God is very pleased with the children of God who would give up all the problems struggles in her life to Him. Thus proving that these people believe and rely on God.
Brother, relying on God means that we surrender our lives totally to God, not just the big things but every aspect of our lives.
3. Maybe God is not able to help us.
This person is a person who was desperate, he may have experienced the struggle was so heavy, he's been praying, but God seemed not to answer his prayer. It's not stuck there the road again, and is therefore looking for something that could help him. Because he felt that God was not able to help themselves.
For example: A person who is sick or experiencing severe problems, he has to pray and seek treatment anywhere, but the pain does not heal eventually he went shaman or loya to heal the pain.
Mr. God's always ready to help us, but in certain cases God allows us to face the struggles and challenges in our lives, for the purpose and plan a greater role in our lives.
Therefore, when we experience various problems tribulations, we've been praying but if God does not answer our prayers, is not mean God is not able to help or would not help us, but through it God has a plan for us. What is certain sooner or later it must have God's help.
4. People who did not rely God.
The reason there are many things, maybe something can disandari, where he felt that no God, he could do himself. Or is there something that can become the grip and foothold in his life. Is it wealth, intelligence, power, and others.
Lord Jesus in Luk.12 :13-21 tells a parable about a rich fool. The rich have a lot of land and the result so much. Then he says in his heart, he told me that my soul do you have a lot of stuff, piled up for many years, rest, eat drink and be merry. But the Word of God says to him, O thou who fool, this night your soul will be taken from you, and what you provide to anyone that later.?
Dear friends, we return to our reading of this, readings were we talking neighbor sins of the leaders of Israel, the field of religion and state. They do something that hurts the heart of God.
In chapter 7 of this talk are two things about the leaders or government officials:
First: Talk about the sins of government officials;
Where they are giving false advice to the king, Hosea 7:3 describes the depravity of the existing system of government. Many officials who lick king with false praises, with sayings that are misleading, with reports that construction of lies. They make happy castle remains in the atmosphere, as if nothing was happening in the nation's system of government, but in fact not the case.
What actually is happening is a conspiracy among the palace in order to seize the throne of the kingdom which had previously been ruled by a king. For example: Shallum conduct Zacharias unanimously to kill the king so he can become king; Pekah, officers killed the king of kings Pekahya Pekahya; next Hosea son of Elah king kill Pekah. Thus untruth after untruth happened in the kingdom of Israel.
In addition, the people of Israel are also living in adultery, debauchery and drunkenness. Ladies and gentlemen, about debauchery and drunkenness as described by the prophet Hosea in verse 5, we see here will be the sin that so extraordinary that carried out by government officials at that time. In Hosea 4:11, that the wine and the wine has removed the power of the nation's thought. Sin makes them lose the power of thought and behavior that is true.
Brother, behavior Israeli officials truly nauseating. Three times in Hosea 7:4, 7:6 and 7:7, Hosea said that they like the kitchen fireplace, like an oven and was like an oven. It is as if Hosea wanted to say an increase would amount and number of crimes that have occurred in Israel that they no longer restrain all evil, they let the crime is increasingly becoming-so.
Brother, the king's advisors, the judges who should speak the truth, but they voiced untruth. They should have reprimanded, warned the king to call upon the Lord (v. 7), but they actually committed the crime with rotten advice.
Second: do not rely on God Sin 7:8-12
Brother some time ago we had discussed about the sins of Israel. One very important connection with their sin is that they adopt the culture of a foreign culture, including religion in the lives of foreigners into Israel. So that idolatry is not something that hit the drum for God's chosen people. Even in the territory of Israel there are many places of idolatry.
Culture of idolatry in the hills and mountains has been followed by the king of Israel and all his people. In terms of worship, they think they should decide their own to the gods anywhere, and in the hills seem any more promising expectations, so they were shown to be a round bread that is not reversed. In other words, Israel is a round bread that have been charred by fire and can not be eaten. Israel has damaged the nation's life, so can not enjoy the favor. It also illustrates that soon they will be burned by the wrath of God.
What are the causes of God's people worship idols? There are many things that cause God's people to worship idols, but the main cause why the Israelites to worship idols, is that they do not have faith in will power and God's help. They think God can not they lean. They do not believe that the God they worship can be relied upon? They do not believe that God could help them. Or in other words they do not rely on God.
What evidence does not mengandakan God of Israel?
The first evidence they do not rely on God is to worship idols.
Why do they worship idols?, Because according to them barhala idols can help them out of the problems in their lives.
Applications: Brother today we see that there are still so many people say believe in God but do not have confidence in the power and help of God in their lives. They do not rely on God, but rather rely on something outside of God, a more promising and which became idols for them.
Brother, when we speak of idols, then we not only think that the worship of idols means we go to the temples of idols, to the place where the worship of idols, to the mountain Kawi ... .. not a servant of God ever says that in fact the biggest idol is ourselves .
Someone more easily rely on ourselves, rather than relying on God, someone more confident that he is able to help themselves from God.
Brothers, each of us is basically pagan idols where are ourselves. Humans are sometimes more self glorifying of the Lord. Relatives who are often involved in motivational seminars, often we motivate ourselves, with the words' I can 'I can' So sometimes unwittingly humanism that emerged within ourselves. And we become ourselves as God over our lives.
When these idols that need to be removed from the Christian life is not a statue or tree but sacred self. Idols that need to be removed from us is our personal ambition, lust of the flesh and the pride of life. This is an idol that must be destroyed if we want to be used by God to be effective.
Actually, our biggest enemy is not the devil but our fleshly desires or ourselves. Satan could enter and affect a person only when he was given the loopholes and opportunities. To every man is tempted by his own desires, because she was dragged and enticed by it. And if that desire has conceived, she gave birth to sin; and if the sin was done, she gave birth to Death (James 1:14-15).
The biggest idol is ourselves. Where we are relying on ourselves than God, more faith in the ability of self from God.
The second proof that Israel does not rely on God when experiencing pressure from surrounding nations they do not seek help of God, but to the nation of Egypt and Assyria.
By cemented himself as a king in Israel, the king Menahem ask for help to Assyria, even though he had to pay tribute not few in number. Similarly, when the king Hoshea son of Elah (King of North Israel = Judah) experienced confinement of Assyria, Hosea whom must pay tribute to the king of Hosea directs his gaze toward Egypt. Hosea ask for help So, king of Egypt to escape the confinement of Assyria.
However, in the midst of pressure from outside the urging of his kingdom, the king of Hosea actually committed a foolish diplomacy, because precisely at that time Egypt has been internally divided and a little alone can give relief to the Israelis. That is why the prophet Hosea said that they had become "pigeon" idiot, no intelligence (Hosea 7:11).
Gentlemen, when Israel thinks they're flying high like a bird with strong wings, because there are no Egyptian or Assyrian with them and they can be proud of, yet at the same time the Lord through the prophet Hosea had prophesied about the coming punishment the nation.
Brothers, when they rely on Egypt and Assyria, which will help them, actually they're not growing stronger, because it was also God's punishment to them ditimpahkan.
In verse 12, God says I will spread my net upon them; I'll lose them like the birds in the air, I will chasten them for their crimes.
Brother, greeting the prophet Hosea is not a figment, because then there is the anger Salmaneser, king of Assyria to Hosea son of Elah king, because King Hosea attitudes. Assyrians invaded and oppressed Israel for three years until Israel completely surrender to him. Eventually what happens is robbed Samaria, Israel deported thousands to the area north of Mesopotamia, and Israel was divided into provinces of the kingdom of Assyria (II King 17:1-6) and cause the destruction of the kingdom of North Israel.
Israeli brothers have been leaning to the understanding and its own strength, not to the power of God. That is why, God punish them. They would rather rely on other nations, rather than to God.
Brothers rely on human beings is something sin abomination to God, that's the same as insulting God. The people of Israel / Judah belittles God with more confidence to the strength of the Assyrians and the Egyptians to the Lord.
Whereas before this tells Hosea, the prophet Isaiah and Jeremiah had told them; in Jeremiah 17:5 "Woe to those who rely on humans, who rely on its own strength, and whose hearts are moved away from the LORD!" .
"Woe to those who went to Egypt for help, who rely on the horses, who believe in the carriage of so many, and the horsemen are so large in number, but it does not look to the Holy One of Israel, and not seek the LORD. ... ... because the Egyptians are men, not gods, and their horses is a weak creature, not the spirit of the ruling. When the LORD stretches out His hand, tergelincirlah who helped and assisted fall, and they all will perish together. " (Isaiah 31:1-3)
On the other hand Jeremiah also says:
"Blessed are those who rely on the Lord, who put his hope in the Lord! He would like trees planted at the water's edge, the propagation roots to the edge of the water rod, and who did not experience the coming hot, the leaves are still green, that does not worry in the dry year, and that does not stop producing fruit. "
Jeremiah 17:7-8
From this passage we learn that at least there are three blessings that we will receive when we rely on God in our lives:
1. Her life will never be short (paragraph 8a & b); People who rely on the Lord will be like a tree planted at the edge of the trunk water who always get fresh food source for survival and intact
2. His life is not overwhelmed with anxiety (Paragraph 8c); People who expect and rely on God will never feel afraid for his life, because he knows God will keep him at any time. Although there are many challenges in her life struggles, he will not feel afraid for his life, because he knew that God would be maintaining their lives.
3. Her life always produces fruit (paragraph 8c); People who rely on the Lord of his life will always bear fruit, both spiritual fruit (spiritual) and physical buah2 (Material)

Brothers rely on God in our lives is the key to life blessed and successful. Rely on God is key to the strength we can live in this world full of trials and tribulations of this.
Therefore, as believers we should reflect back to life and our faith. How far do we rely on God in our lives. It relies on God is difficult, so sometimes we find one can only rely on God at that time a person is weak and powerless, but if her life better, stronger and richer, then patted his chest and he began to calculate the power and reputation. We begin to rely on ourselves and forget the God who has blessed
Brothers, through the Word of God today we learned, to rely on God in all circumstances, good or good, happy or not happy. When we're rich or poor, strong or weak when we are we still rely on God. Because as human beings, as powerful as any of us, we have so many limitations and shortcomings. We need God to be a support and helpers in our lives. Amen

Pertobatan yang palsu

Khotbah Gereja Kristen Kalimantan Barat (Dewasa Madya )
PERTOBATAN YANG PALSU
Hosea 5:15-6:6
Pendahuluan
Saudara, beberapa tahun lalu saya sering melayani di penjara. Ada seorang napi yang kelihatan sudah bertobat sungguh-sungguh. Pada waktu ibadah dia selalu bersaksi, setelah ibadah dia selalu berbicara dengan saya dan kelihatan sudah bertobat. Saya sangat terkesan dengan apa yang disampaikan dan sekilas saya berfikir dia sudah bertobat dengan sungguh-sungguh.
Oleh karena sudah dekat dengan saya, saya mengunjungi orang tuanya. Dari Mamanya saya mengetahui siapa orang ini sebenarnya. Ternyata anaknya ini sangat luar biasa jahatnya. Anak ini sangat-sangat jahat terhadap mamanya, kalau dia meminta sesuatu pada ibunya dan ibunya tidak mengabulkan ia tidak segan-segan memukul dan menganiaya ibunya, bahkan papanya meninggal oleh Karena perilakunya. Oleh sebab itu tidak ada satu pun saudaranya yang mengakui dia sebagai saudara, oleh karena begitu jahatnya orang ini.
Tahun 2005 kalau tidak salah dia bebas, ketika dia bebas saya beberapa kali mengunjunginya tidak pernah ketemu, mamanya selalu katakana dia selalu tidak ada di rumah ternyata dia kembali kepada kehidupan yang lama. Kelihatan dia adalah orang sudah bertobat namun sesunguhnya dia belum bertobat sama sekali.
Tiga bulan setelah dia bebas orang menemukan dia di daerah sungai jawi dalam keadaan meninggal. Kematiannya tidak jelas penyebabnya, apakah di bunuh atau kena tabrak lari. Pertobatannya tidak sungguh-sungguh.
Orang ini tidak memiliki pertobatan yang sungguh-sungguh, kelihatannya bertobat namun sesu ngguhnya, pertobatannya hanya sebatas dimulut saja. Ini yang disebut dengan pertobatan palsu.
Saudara, dalam kehidupan kita sebagai orang percaya Allah menginginkan adanya pertobatan yang sungguh-sungguh. Pertobatan dalam bahasa asli memiliki berbagai pengertian; yaitu berbalik seratus delapan puluh derajat. JAdi ketika orang mengatakan dia bertobat, maka dia mmebelakangi dosa dan tidak melihat lagi akan dosa. Namun saudara kenyataan bahwa banyak orang bertobat over bukan hanya berbalik 180 derajat namun 360 derajat artinya kembali keposisi awal. Arti lain adalah menyesal, dimana seseorang dating kepada Tuhan dengan hati yang hancur, dia merasa tidak layak dan dia tidak akan mengulangi apa yang telah dilakukan.
Contohnya: Daud, ketika dia berzina, dan ditegur oleh nabi Natan dia dating kepada Tuhan mengaku dosa dan dengan hati yang hancur dengan segala penyesalan dia dating kepada Tuhan. Dia dating tidak sekedar hati hancur dan menangis dengan penuh penyesalan, namun didalam pertobatan ada satu komitmen untuk tidak akan mengulangi jatuh dalam dosa yang sama.
Dalam Mazmur 51 begitu jelas dia menyesal dan suungguh-sungguh bertobat, dia tidak sekedar menyesal tetapi dia juga berbalik dari dosANYA.
Allah menginginkan, ketika kita bertobat kita sungguh-sungguh meletakan segala dosa dan kehidupan lamanya kepada Tuhan, dan memulai hidup baru. Dalam pertobatan ada komitmen untuk hidup dalam kebenaran dan komitmen itu harus dipegang dengan sungguh-sungguh. Allah tidak mau dipermainan, Allah ingin ketika kita bertobat, bukan karena dipengaruhi oleh factor-faktor diluar diri kita, namun harus berasal dari hati dan hidup kita. Seperti Daud.
Pertobatan harus didasarkan atas kesadaran bahwa apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang dibenci oleh Tuhan.
Saudara, dalam pembacaan kita tadi kita melihat bagaimana Tuhan menyatakan kekecewaan Tuhan terhadap umatnya yang tidak mau bertobat (5:15) sehingga Tuhan mengatakan aku akan pulang ketempat-Ku sampai mereka mengaku bersalah dari mencari wajah-KU. Dalam kesesakan mereka merindukan Aku.
Ayat ini berbicara tentang Tuhan membiarkan dan meninggalkan umatnya , untuk sementara waktu sambil menantikan mereka bertobat, mereka mengaku bersalah dan mencari Tuhan. Allah disini digambarkan seperti ayah yang sudah begitu jengkel dan mulai putus asah dengan anaknya yang tidak mendengar nasihat dan didikannya. Sehingga sang ayah ini seolah-olah membiarkan apa yang mau dilakukan anak-anaknya .
(Kita juga sering demikian, kalau sudah jengkel nasehati anak-anak kita dan mereka tidak dengar, biasanya Allah seakan-akan membiarkan mereka dengan keinginan mereka sampai satu waktu mereka sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah dan mereka membutuhkan Tuhan.
Bagaimana cara Tuhan untuk membawa umatnya untuk mengaku bahwa mereka benar-benar bersalah dan membutuhkan Tuhan. Allah memakai kesulitan dan kesesakan dalam kehidupan mereka supaya mereka berbalik kepada Tuhan.
Cara ini adalah salah satu cara Tuhan yang praktis dan efektif untuk membawa bangsa Israel dan umat manusia kembali untuk dating kepada Tuhan dan mengakui akan kuasa Tuhan. Karena manusia itu memiliki kecenderungan untuk tidak bertobat kalau hanya di khotbahkan. Oleh sebab itu nabi-nabi yang menyerukan pertobatan tidak dihiraukan mereka, mereka tidak mau mendengar, yang mau mereka dengar adalah nabi-nabi palsu yang menyampaikan hal-hal yang menyenangkan telinga mereka, namun nabi-nabi yang menegur dosa tidak mereka dengar sehingga Allah harus memakai kesesakan dan kesulitan untuk membawa mereka kembali kepada Tuhan.
Saudara, selama saya melayani Tuhan, saya banyak merenungkan tentang cara-cara Tuhan membawa manusia berdosa kepada Tuhan. Terkadang Tuhan mermakai cara yang begitu muda untuk membawa orang untuk datang dan percaya kepada Tuhan, misalnya ketika dia melihat kesaksian kehidupan orang Kristen dia langsung bertobat percaya Tuhan. Namun Ada yang bertahun-tahun di doakan di injil tidak mau percaya-percaya Tuhan.
Ada orang yang kelihatan tidak mungkin akan percaya Tuhan dan bertobat namun detik-detik mau meninggal bisa percaya Tuhan.percaya Ada yang mendengar khotbah sekali saja bisa percaya Tuhan dan bertobat, namun ada yang mendengar khotbah berulang-ulang tidak bertobat-bertobat. Ada orang yang diajak secara baik-baik untuk percaya Tuhan dan bertobat dari dosa, gak mau bertobat-bertobat bahkan Allah harus memukulnya sampai berulang-ulang baru percaya Tuhan.
Saudara , bagi umat Tuhan pada waktu itu, Allah memakai cara dengan membiarkan mereka menghadapi kesulitan dan kelihatan cara Allah ini berhasil, dalam ayat 1-3 dimana mereka menyerukan ajakan bertobat dan mengenal Tuhan . “Marilah kita berbalik kepada Tuhan’ “marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan.
Ini adalah suatu ajakan untuk seluruh umat Tuhan untuk bertobat dan berbalik kepada Allah, ini sesuatu yang kelihatan baik, tetapi apakah ini menjamin bahwa mereka akan bertobat dengan sungguh-sungguh. Ternyata tidak?
Dalam ayat 4 disana dijelaskan tentang pertobatan mereka, adalah pertobatan semu, pertobatan yang sementara. Mereka sebenarnya tidak bertobat dengan sungguh-sungguh. Pertobatan mereka hanya sebatas dimulut saja, atau hanya sebentar dan tidak bertahan lama. Hal ini jelas dengan apa yang Tuhan katakana “ kasih setiamu seperti kabut pagi.
Saudara, pernah melihat kabut, yang dimaksud kabut di sini bukan kabut asap, kalau kabut asap seperti Pontianak bisa bertahan seminggu dua minggu, selama tidak ada hujan kabut tetap ada. Namun yang dikatakan firman Tuhan ini adalah benar-benar kabut . Seperti kabut dipuncak, kabut hanya muncul sebentar pada pagi hari setelah itu ketika kena matahari, kabut itu akan hilang. Demikianlah Allah mengumpamakan tentang pertobatan umat Tuhan pada waktu itu. Pertobatan mereka adalah palsu, hanya sebentar dan tidak bertahan lama.
Mengapa umat Tuhan pada waktu itu tidak mengalami pertobatan yang sungguh-sungguh:
1. Pertobatan tidak berasal dari hati yang sungguh mengenal Tuhan (1-3)
Saudara dalam ayat 1-3 , kita mengetahui, apa yang menjadi penyebab mereka tidak bertobat dengan sungguh-sungguh? Yang menjadi penyebabnya adalah karena per bertobatan mereka tidak berasal dari hati mereka, dan bukan karena mereka mengakui dan sadar akan kuasa dan kebesaran dari Tuhan.
Bukan karena pengenalan mereka yang benar akan Tuhan, bukan karena pribadi Tuhan itu sendiri, bukan karena Tuhan itu layak dipuji dan dimuliakan tetapi oleh karena Tuhan adalah sumber berkat dan pertolongan dalam hidup mereka.
Saudara, kita perlu memahami ada perbedaan antara pertobatan karena supaya dibebaskan Tuhan dari kesulitan, ATAU pertobatan karena supaya diberkati oleh Tuhan dengan pertobatan karena benar-benar mengenal Allah.
Saudara perhatikan alasan-alasan mereka bertobat dalam ayat 1-3 ? Mengapa mereka bertobat, karena mereka tahu Tuhan yang menghukum mereka dan ketika mereka bertobat Tuhan akan menyembuhkan mereka. Mereka tahu bahwa Tuhan yang memukul mereka dan ketika mereka bertobat Tuhan akan memulihkan mereka, Tuhan akan menghidupkan mereka.
Disini kita bisa melihat, apa yang menjadi motivasi mereka bertobat? Atau dengan kata lain, mengapa mereka bertobat? Motivasi mereka adalah supaya mereka dibebaskan dari kesulitan dan kesesakan hidup mereka.
Saudara, beberapa waktu yang lalu saya melihat di TV seseorang yang ketangkap mencuri, dipukul polisi, dia mengatakan….ampun, saya tobat gak lagi akan mencuri…coba kalau dilepas pasti dia ulang lagi perbuatannya. Dia mengatakan tobat supaya tidak dipukul dan disiksa polisi lagi.
Ketika motivasi kita bertobat oleh karena hal-hal seperti ini, maka saya percaya pertobatan kita adalah pertobatan yang tidak sungguh-sungguh, dan tidak akan bertahan lama. Ketika hidup kita kembali aman tidak masalah pasti kita akan kembali kepada kehidupan yang lama.
Saudara, ada seorang yang sudah tua, dan juga sakit stroke, satu saat saya melayani perjamuan kudus dirumahnya. Selesai perjamuan kudus kami berbicara satu dengan yang lain. Lalu dia mengatakan begini; pak saya sudah sekian lama di baptis, koq sakit saya tidak sembuh-sembuh? Katanya setelah dibaptis akan sembuh karena Tuhan maha kuasa…..mendengar perkataan orang tua ini saya kaget. Lalu saya tanya siapa yang bilang seperti itu? Ternyata ada anggota jemaat yang membesuk kerumahnya dan meminta dia untuk dibaptis dengan embel-embel kalau dia dibaptis maka dia akan sembuh.
Ketika saya mengatakan bahwa itu salah dan keliru, kelihatan dia begitu kecewa, puji Tuhan melalui bimbingan terus menerus dia mau mengerti dan samapi dia meninggal dia mih didalam Tuhan.
Saudara, mengapa dalam KKR-KKR begitu banyak orang yang mengancungkan tangan tetapi yang bisa bertahan di gereja dan beribadah secara rutin hanya sedikit? Mengapa ada banyak orang yang baptis digereja kita tetapi lama-kelaman hilang dari peredaran?
Semuanya terjadi karena pertobatan mereka tidak berasal dari hati sungguh mengenal Tuhan. Pertobatannya berdasarkan factor-faktor eksternal, apakah supaya disembuhkan oleh sakit penyakit, supaya mengalami perubahan dalam ekonomi, karena mengalami kesulitan ekonomi lalu mengatakan percaya dan dating ke gereja dengan harapan Tuhan akan memberkati dan kehidupan ekonominya akan kembali pulih. Bahkan ada yang dibaptis supaya dapat dinikahkan digereja.
Saudara, pertobatan itu harus dimulai dari hati yang hancur dan remuk dihadapan Tuhan, melalui kesadaran akan siapakah kita dihadapan Allah? Pertobatan yang sungguh-sungguh menyangkut seluruh aspek kehidupan kita. Pertobatan harus dimulai dari hati dan pikiran kita.
Ada orang bertobat hanya sampai dipikirannya, dia bertobat berdasarkan logika tetapi tidak sampai dihati. Ada orang yang bertobat berdasarkan perasaan atau hati ini juga tidak benar. Ada lebih parah lagi dimana ada orang bertobat hanya sampai dimulut. Setelah habis bicara kepada Tuhan dilakukan lagi.
Saudara mengapa umat Tuhan, tidak mengalami pertobatan yang sungguh-sungguh? Karena pertobatan mereka tidak berasal dari hati dan pengenalan akan Allah yang benar, sehingga itu pertobatan mereka tidak bertahan lama.
2. Pertobatan bersifat Nasional
Saudara, umat Tuhan pada waktu ketika mereka menghadapi bencana dan hukuman Tuhan, mereka menyadari bahwa apa yang mereka alami, semua terjadi oleh karena ketidak taatan mereka kepada Tuhan.
Oleh sebab itu mereka mengajak semua umat Tuhan untuk menyerukan pertobatan agar mereka bisa terbebas dari bencana dan hukuman Tuhan. Mereka menyadari bahwa hanya berbalik dan menyerukan pertobatan mereka akan terbebas. Namun pertobatan mereka bersifat nasional yaitu suatu pertobatan yang direncanakan dan dilakukan bersama-sama dengan orang banyak, secara nasional, dan secara masal, semua orang yang berada dalam suatu negara.
Saudara, cara ini sering dilakukan oleh bangsa Israel bukan saja saat itu namun ketika MEREKA mengalami macam bencana, baik penyakit, bencana alam, paceklik dan sebagainya. Bisanya seruan pertobatan ini diperintahkan oleh raja atau nabi atau imam dan mau tidak mau seluruh bangsa akan ikut dan datang kepada Allah, mereka meratap dan menangis di hadapan Allah. Lalu Allah menghalau segala macam bencana yang menimpa mereka. Namun apa yang terjadi? tidak begitu lama, mereka berdosa lagi yaitu dengan menolak Allah, dan bahkan mereka menyembah berhala!
Mengapa bisa demikian? Karena pertobatan mereka adalah pertobatan yang secara masal, pertobatan yang ”rame-rame” bersama seluruh bangsa dan masyarakat. Pertobatan ini adalah pertobatan yang tidak efektif, mengapa demikian? Karena dalam pertobatan secara nasional, tidak terjadi perjumpaan secara pribadi antara orang berdosa dengan Allah. Mereka hanya datang kepada Allah bersama-sama, menangis bersama-sama, tetapi tidak ada perjumpaam pribadi. Mereka menangis karena penderitaan yang mereka alami dan bukan karena dosa-dosa mereka secara pribadi untuk diakui dan dirubah secaa pribadi! Maka tidak heran, mereka gampang jatuh ke dalam dosa lagi.
Saudara pertobatan menyangkut pribadi seseorang, bukan sekedar proklamasi bahwa kita akan bertobat. Bertobat itu menyangkut pribadi kita dengan Allah. Oleh sebab itu ketika seseorang bertobat, tidak harus diketahui oleh orang banyak, tetapi dia harus selesaikan dihadapan Tuhan. Karena itu menyangkut pribadinya dengan Tuhan.
3. Pertobatan Sementara
Pertobatan Sementara adalah bentuk pertobatan yang tidak sungguh-sungguh juga. Pertobatan ini terjadi hanya sampai pada tingkat ”Penyesalan” saja. Orang yang menyesal itu belum tentu bertobat; sekalipun dalam pertobatan ada penyesalan, tetapi penyesalan belum tentu adalah pertobatan.
Menyesal itu hanya mengakui bahwa perbuatannya tidak benar; sekalipun penyesalan dilakukan dengan sikap yang menangis, sikap yang kecewa dan bertanya mengapa itu aku lakukan! Tetapi hanya sampai pada taraf itu saja.
Menyesal itu tidak pernah dilakukan dengan hati yang sungguh-sungguh hancur di hadapan Tuhan. Orang yang bertobat hati dan pikirannya sadar bahwa kelakuannya itu benar-benar mendukacitakan hati Tuhan dan kemudian meminta kekuatan pada Tuhan untuk sungguh-sungguh berubah.
Tuhan Yesus memberikan perumpamaan seorang penabur, ada benih yang jatuh di pinggir jalan. Benih itu tumbuh dan kemudian terhimpit oleh batu-batu, dan akhirnya mati. Mat. 13:20,21. Gambaran itu dijelaskan oleh Tuhan Yesus sebagai seseorang yang mendengar Firman Tuhan, mereka bertobat tetapi ketika dalam hidupnya menghadapi tantangan, kesulitan entah dalam pekerjaan atau dalam keluarga, kemudian orang itu menyimpang, bahkan meninggalkan jalan yang benar. Itulah yang disebut dengan Pertobatan Sementara.
Pertobatan Sementara itu terjadi hanya sampai pada tingkat seseorang menyesal. Dan orang yang menyesal itu belum tentu bertobat, karena setelah menyesal dia kembali melakukan kehidupan yang lama lagi. Kalau diingatkan, dia menyesal kembali dan kemudian berbuat lagi. Karena memang di dalam dirinya belum bertobat!
Contoh konkrit dalam Alkitab, misalnya dalam PL adalah Firaun – berkali-kali kelihatannya dia bertobat dan percaya kepada Allah, tetapi pada dasarnya memang dia tidak bertobat, dan akhirnya mati di tengah-tengah Laut Teberau; Saul kelihatannya bertobat tetapi sebenarnya hanya menyesali kelakuannya yang tidak benar, di mana akhirnya dia datang kepada seorang dukun di Endor. Dalam PB misalnya terjadi dalam diri Yudas Iskariot.
Saudara, Bagaimana dengan pertobatan kita hari ini, apakah pertobatan kita hanya sebatas menyesal atau kita sungguh-sungguh bertobat. Saudara, Allah menginginkan kita mengalami pertobatan yang sungguh-sungguh atau benar-benar bertobat.
Terakhir, apa itu Pertobatan Yang Benar” (Conversis Actualis Prima).
Pertobatan yang benar, terjadi dalam perjumpaan pribadi antara Allah dengan manusia secara pribadi. Dimana kita benar-benar bertemu dengan Tuhan Yesus secara pribadi; kita mengakui diri kita sebagai orang berdosa, dan tidak mungkin dapat menyelamatkan diri dengan cara apapun.
Maka kita meminta agar Tuhan Yesus masuk dalam hati dan hidup dan selanjutnya kita benar-benar taat kepada Tuhan Yesus. Kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi.
Pertobatan ini bukan karena orang banyak atau ikut-ikutan banyak orang, tetapi secara pribadi kita bertemu dengan Tuhan Yesus dan Dia melahirbarukan kita(Yoh.3:3). Dan setelah itu kita benar-benar memiliki kehidupan yang baru, kehidupan yang berjalan menurut Firman Tuhan, dan benar-benar takut pada Tuhan. Pikriannya, perasaannya dan kelakuannya berubah. Hidupnya tidak sembarangan, melainkan mampu mengeluarkan buah-buah Roh Kudus, kebaikan, kebenaran, kesucian, kesabaran, kedamaian, kasih dan sebagainya.
Saudara ada beberapa tokoh dalam Alkitab yang benar-benar mengalami pertobatan setlah bertemu dengan Yesus: Misalnya seperti Zakheus. Lukas mencatat: .”Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan se-kiranya ada sesuatu yang kuperas dari sese-orang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. (Luk. 19:8,9). Demikian pula dengan pertobatan Perempuan Samaria (Yoh. 4:29,39); pertobatan sida-sida dari Etiopia (Kis. 8:30) dan Pertobatan Paulus (Kis. 9:5). Inilah yang disebut dengan Pertobatan yang sebenarnya.
Tuhan Yesus berkata, jika ada seseorang yang sungguh-sungguh bertobat, maka ada sukacita yang besar di Sorga karena satu orang bertobat. Pertanyaan yang perlu kita gumulkan bersama adalah, sejauh mana pertobatan kita yang sesungguhnya? Apakah kita sudah ada dalam pertobatan yang susungguhnya?
Jika kita dalam pertobatan yang sesungguhnya, marilah kita jalani hidup ini dengan takut pada Tuhan, taat pada kehendak dan pimpinan-Nya, dan kita benar-benar menjadi teladan dalam kehidupan kita, baik dalam keluarga maupun dalam pekerjaan.
Amin

The False Repentance

Sermons on the Christian Church of West Kalimantan (Adult Associate)
THE FALSE REPENTANCE
Hosea 5:15-6:6
Preliminary
Brother, several years ago I often serve in prison. There was one prisoner who had looked earnestly repent. At the time of worship he always testified, after services he was always talking to me and seemed already converted. I am very impressed with what is presented and briefly I think he has repented sincerely.
Therefore are close to me, I visited his parents. From her mother I know who this person really is. It turned out that her son was very unusual evil. This child is very, very hostile towards her mother, if she asks something of her mother and her mother was not granted he did not hesitate to beat and abuse his mother, even her daddy had died by the Due behavior. Therefore, none of his brother who recognizes him as a brother, by being so evil as this guy.
Year 2005 if not mistaken he was free, when he was free to visit me several times never met, his mama always katakana he always not at home he was returned to a long life. Look he is a person has repented, but actually he has not repented at all.
Three months after he was free to people to find him in the river in a state of dead cow. His death is not clear why, whether in a hit-run death or taxable. Conversion does not mean it.
This person has no genuine repentance, but repentance seems sesu ngguhnya, his conversion only to the extent the mouth alone. Which is called a false repentance.
Brothers, in our lives as believers God wants the genuine repentance. Repentance in the native language has a different meaning, ie, turned one hundred eighty degrees. So when people say he repents, he will not see mmebelakangi sin and will sin again. But the brother of the fact that many people turn over not just turn around 180 degrees but 360 degrees means back position to the beginning. Another meaning is sorry, where a person came to God with a broken heart, he felt unworthy and he will not repeat what has been done.
Examples: David, when he committed adultery, and was rebuked by the prophet Nathan, he came to God with confession and a broken heart with all the remorse he came to the Lord. He came not just heart broken and crying with great regret, but inside there is a commitment to repentance will not repeat the same falling into sin.
In Psalm 51 so obviously he's sorry and suungguh really repents, she not only regret but he also turned away from sin.
God wants, when we truly repent our sins and put the old life to God and start a new life. In repentance there is a commitment to live in truth and must be held to that commitment seriously. God does not want dipermainan, God wanted when we repent, not because it is influenced by factors outside ourselves, but must come from the hearts and our lives. Like David.
Repentance must be based on the awareness that what we are doing is something that is hated by God.
Brothers, in our reading we had seen how God reveals God's disappointment towards his people who will not repent (5:15) so God told me I would place my home until they plead guilty from seeking face-KU. In the constriction they miss me.
This verse speaks about God letting and leave his people, for the time while waiting for them to repent, confess their guilt and seek God. God is described here as a father who was so annoyed and began to grind down with their children who dropped out did not hear the advice and didikannya. So that the father was as if to let what will be his children.
(We also often Thus, if the mentor had annoyed our children and they are not heard, usually God seemed to leave them with their desires until one time they realize what they did was wrong and they need God.
How is God's way of bringing people to confess that they are really guilty and need God. God used difficulties and tightness in their lives so they turned to God.
This is one way of God in a practical and effective way to bring the nation of Israel and of mankind dating back to the Lord and recognize the power of God. Because humans have a tendency not to repent if only in preaching. Therefore the prophets who called for repentance ignored them, they do not want to hear, that they want to hear is the false prophets who deliver things that are pleasant to their ears, but the prophets who rebuked the sins they did not listen so God must constriction and difficulty to use to bring them back to God.
Dear friends, as long as I serve God, I ponder a lot about the ways of God brings a sinner to God. Sometimes God mermakai way too young to get people to come and believe in God, for instance when he saw the testimony of Christian life he immediately converted to believe God. But there are many years in prayer in the gospel do not want to believe, believe in God.
Some people seem unlikely to believe in God and repent, but the seconds would die can not believe Tuhan.percaya Someone once heard a sermon can believe in God and repent, but have repeatedly heard the sermon does not repent-repent. There are people who are invited by a good to believe in God and repent from sin, not willing to repent-repent even God had to hit her repeatedly until the new trust God.
Brother, for God's people at that time, God used the method by allowing them to face the difficulties and look how God has worked, in verses 1-3, where they called for an invitation to repent and know God. "Let us turn to the Lord '" let us know and trying to truly know God.
This is an invitation to all God's people to repent and turn to God, this is something that looks good, but does this guarantee that they will repent sincerely. Apparently not?
There described in paragraph 4 of their repentance, is the apparent repentance, repentance is temporary. They really do not repent sincerely. Repentance is only limited to their mouth, or only briefly and did not last long. It is unclear to what God katakana "love setiamu like morning mist.
Dear friends, never saw the fog, the fog here is not the fog of smoke, haze like if Pontiac could survive a week in two weeks, there was no rain during the fog persists. But the word of God says this is actually fog. As the fog dipuncak, fog only appears briefly in the morning after that when the sun, the fog will disappear. Thus Allah compares the repentance of God's people at that time. Their repentance is false, only briefly and did not last long.
Why God's people at that time did not experience a genuine repentance:
1. Repentance does not come from the heart that truly know the Lord (1-3)
Brothers in verses 1-3, we know, what cause they did not repent in earnest? The reason is that per bertobatan they do not come from their hearts, and not because they recognize and be aware of the power and greatness of God.
Not because they are the true recognition of God, not because it was his own personal God, not because God is worthy of praise and glory but because God is the source of blessing and help in their lives.
Dear friends, we need to understand is no difference between repentance for God to be released from trouble, OR repentance because so blessed by God with repentance because really know God.
Civil note the reasons they repent in verse 1-3? Why did they repent, because they know God is punishing them when they repent and God will heal them. They know that the God who beat them and when they repent God will restore them, God will turn on them.
Here we can see, what was the motivation they repent? Or in other words, why should they repent? Their motivation is that they are exempt from difficulties, and constriction of their lives.
Brother, some time ago I saw on TV someone arrested for stealing, beating the police, he said .... Boy, I repent not be stealing ... try again if released he would repeat his actions again. He said reconciliation was beaten and tortured so that no police anymore.
When we repent of motivation because of things like this, then I believe our repentance is not repentance seriously, and will not last long. When the safe return of our lives is not a problem for sure we will get back to the old life.
Brother, there's an old, sick and stroke, one time I served the Lord's Supper house. Finish the eucharist we talk to each other. Then he said this; pack I had for so long in the baptismal, koq pain I do not heal? He said after being baptized will be healed because God Almighty ... .. hear the words of this old man I was shocked. Then I asked who's to say like that? Turns out there was a visiting church members homes and asked him to be baptized with frill when he was baptized he will recover.
When I say that it is wrong and wrong, he looked so disappointed, praise the Lord through constant guidance he would understand and he served until he died in the Lord MIH.
Brother, why in the KKR-KKR so many people who mengancungkan hand but who can survive in the church and worship on a regular basis just a little? Why are there many people who baptized our church but the long-kelaman out of circulation?
It all happened because of their repentance from the heart not really know God. His conversion on the basis of external factors, whether in order to be cured by ill health, in order to experience a change in the economy, because of economic difficulty and say believe and come to church with hope God will bless and will recover its economic life. There are even being baptized in order to wed in church.
Sisters, repentance must begin from a broken heart and broken before God, through the awareness of who we are before God? Repentance is really about all aspects of our lives. Repentance must begin from our hearts and minds.
Some people just turn up minds, he repented to the logic but not to the hearts. There are those who repent based on feelings or liver is also not true. There's worse where there are people repent only to the mouth. Having carried out to speak to God again.
Brother why God's people, not experience serious repentance? Because of their repentance does not come from the heart and the true knowledge of God, so that their conversion did not last long.
2. Repentance is the National
Brother, God's people at a time when they face disaster and divine punishment, they realize that what they experienced, everything happened because of their lack of obedience to God.
Therefore, they asked all of God's people to call for repentance so that they can be free from disaster and divine punishment. They realize that just turned around and called for repentance they will be free. But the national character of their repentance is a repentance that is planned and conducted jointly with the crowd, nationally, and en masse, all those who are in a country.
Brother, how it is often done by the nation of Israel was not only time but when THEY have kind of disaster, both diseases, natural disasters, famine, and so forth. This calls for repentance usually commanded by a king or a prophet or a priest and would not want the whole nation will go and come to God, they mourned and wept before God. Then God banish all sorts of disasters that befall them. But what happened? not so long, they sin again namely by rejecting God, and they even worship idols!
Why is this so? Because of their repentance is repentance en masse, repentance is "to-do" with the entire nation and society. This repentance is a repentance that is not effective, why is that? Because the national repentance, not the case in private meetings between the sinner with God. They only come to God together, cry together, but no personal perjumpaam. They cry because of the suffering they experienced and not because of their sins in private to be recognized and altered personal secaa! So not surprisingly, they easily fall into sin again.
Civil repentance of one's personal concerns, not just a proclamation that we will repent. It's about our personal repentance to God. Therefore, when a person repents, not necessarily known by the crowd, but he must finish before the Lord. Because it involves personal with God.
3. While Repentance
While repentance is a form of repentance is not really well. This repentance occurs only up to the level "Regret" only. People who do not necessarily regret it repent; no regrets even if in repentance, but repentance is not necessarily representative.
Sorry it only recognizes that his actions are not true, even if done with an attitude of regret that cry, that attitude was disappointed and asked why I was doing! But only to the extent that's all.
Regret is never done with a truly heart broken before God. The repentant heart and mind to realize that his behavior was really mendukacitakan heart of God and then ask for strength in God to truly change.
The Lord Jesus gave the parable of the Sower, there are seeds that fell by the roadside. The seed was grown and then crushed by the stones, and eventually die. Mat. 13:20,21. The picture described by the Lord Jesus as someone who heard the Word of God, they repented but once in her life face challenges, difficulties either at work or in your family, then that person deviates, even leaving the right path. That is what is called the Repentance meantime.
Meanwhile repentance happens only to someone on the level of regret. And those who regret was not necessarily repent, because after he returned to regret the old life again. When reminded, he was sorry again and then do it again. Because it is in him has not repented!
Concrete examples in the Bible, for example in the OT was the Pharaoh - many times he seems to repent and believe in God, but basically he did not repent, and finally die in the middle of the Red Sea; Saul seems to repent but actually that is not only regretting his behavior right, where he finally came to a shaman at Endor. In the New Testament example occurred in Judas Iscariot.
Brother, What about repentance we are today, whether our repentance or regret only to the extent we truly repent. Dear friends, God wants us to experience genuine repentance or truly repent.
Lastly, what is True Repentance "(Conversis Actualis Prima).
True repentance, occurs in the personal encounter between God and men in private. Where we truly meet the Lord Jesus personally, we acknowledge ourselves as sinners, and impossible to save themselves in any way.
So we ask that the Lord Jesus into the hearts and lives and then we truly obedient to the Lord Jesus. We accept the Lord Jesus as Lord and personal Savior.
Repentance is not because of the people or me-too many people, but personally we meet the Lord Jesus and He is our melahirbarukan (Yoh.3: 3). And after that we really have a new life, a life that runs according to the Word of God, and truly God-fearing. Pikriannya, feelings and behavior change. Her life was not in vain, but able to spend the fruits of the Holy Spirit, goodness, truth, purity, patience, peace, love, and so forth.
Brother there are several people in the Bible who actually experienced repentance setlah met with Jesus: For example like Zacchaeus. Luke noted. "But Zacchaeus stood and said to God:" Lord, half of mine I would give to the poor and a presumably there's something squeezed from a person will return it fourfold. " Jesus said to him: "Today salvation has happened to this house, because people even this son of Abraham. (Luke 19:8,9). So it is with repentance Woman of Samaria (John 4:29,39); conversion of the eunuch from Ethiopia (Acts 8:30) and The Conversion of Paul (Acts 9:5). This is called true repentance.
Jesus said, if there is someone who truly repent, then there is great joy in heaven over one repentant person. The question we need gumulkan together is, the extent to which our true repentance? Are we already in a susungguhnya repentance?
If we are in real repentance, let us live our lives with God-fearing, obedient to His will and leadership and we really become a role model in our lives, whether in family or at work.
Amen

Tak Kenal Tak sayang

TAK KENAL TAK DISAYANG
(Hosea 4)
Khotbah Dewasa Madya

Pendahuluan
Kita sering mendengar satu pepatah yang mengatakan “ tak kenal tak disayang” pepata ini sebenarnya, mau menjelaskan betapa pentingnya pengenalan kita akan seseorang. Pepatah ini juga mau menjelaskan pengenalan akan seseorang adalah satu dasar untuk membangun suatu relasi dengan orang lain. Satu hubungan yang normal harus dimulai dengan satu pengenalan. Apakah hubungan dengan rekan kerja, apakah dengan suami, istri, rekan sepelayanan, rekan kerja, maka semua harus diawali dengan suatu pengenalan. Kalau seseorang tidak saling mengenal maka akan sulit untuk membangun suatu relasi

Saudara, apa jadinya jikalau kita hidup sebagai suami istri tetapi tidak saling mengenal, apa jadinya jikalau orang tua tidak mengenal anak-anaknya, apa jadinya kita kerjasama bisnis dengan seseorang yang kita tidak kenal. Oleh sebab itu pengenalan itu sesuatu yang sangat penting.

Oleh sebab itu dalam konseling pranikah, ketika ada pasangan muda mudi yang mau menikah dan datang kepada saya, saya selalu bertanya; satu pertanyaan, apakah anda mengenal dia dengan baik, sudah berapa lama anda mengenal dia? Sudah berapa jauh anda mengenal dia? Saya tidak bertanya apakah kalian saling mencintai?

Mengapa saya tidak bertanya apakah anda saling mencintai atau mengasihi? Karena sebenarnya dasar seorang mengasihi dan mencintai itu adalah pada pengenalan. Kalau orang mengasihi seseorang tanpa mengenal pribadi orang dicintai , itu yang disebut cinta buta. Seharusnya orang sebelum ia mengasihi, ia harus mengenal. Karena pengenalan kepada seseorang menjadi dasar, kelevel selanjutnya yaitu saling mencintai, dan akhirnya memutuskan untuk membangun keluarga.

Saudara sangat berbahaya bagi seseorang jikalau seseorang memutuskan untuk menikah tanpa dia mengenal terlebih dahulu orang menjadi calon suami atau istrinya. Untuk bisa mengenal seseorang itu butuh proses, oleh sebab itu kalau seseorang mengatakan mengenal seseorang ketika ketemu di bis, sama-sama satu bis, atau satu pesawat setelah itu besok ngajak nikah, jelas orang itu tidak mengenal satu sama lain. Atau waktu ketemu dihalte bis, langsung jatuh cinta besok menikah...kalau demikian apa saling mengenal tentunya tidak saling mengenal.
Kalau tidak saling mengenal satu dengan yang lain, bagaimana nantinya kehidupan rumah tangga mereka, pasti akan kacau.

Saudara, dalam hubungan dengan Tuhan, maka yang harusnya terlebih dahulu ada dalam diri kita yaitu mengenal Tuhan, baru setelah mengasihi dia dan selanjutnya kita melayani dia. Jangan terbalik melayani Tuhan baru mengasihi atau mengasihi Tuhan baru mengenal Tuhan, mana mungkin kita dapat mengasihi dan melayani orang yang kita tidak kenal...

Oleh sebab itu yang menjadi dasar akan hubungan kita dengan Allah, adalah pengenalan akan Allah. Kita tidak dapat mengasihi kalau kita tidak mengenal Allah, kita tidak dapat melayani Tuhan kalau kita tidak mengenal Allah.

Sdr. Yang menjadi dasar utama untuk kita mengasihi Allah adalah pada pengenalan kita kepada Allah. Yang menjadi dasar kita melayani Tuhan ada pengenalan akan Allah. Bahkan yang menjadi ukuran keintiman kita dengan Allah ada pada pengenalan kita akan Allah.

Oleh sebab itu bagian firman Tuhan yang baru kita baca Allah, memberitahukan dengan tegas apa yang menjadi menjadi penyebab hancurnya bangsa Israel dan juga bangsa Yehuda. Apa yang menyebabkan moralitas dan kehidupan bangsa Israel menjadi rusak? Apa yang menyebabkan mereka menjadi penyembah berhala? Apa yang menyebabkan melakukan perzinahan rohani. Apa yang menyebabkan para imam-iman yang bekerja di bait Allah melakukan penyelwengan? Apa yang menyebabkan hubungan Tuhan dan umatnya hancur?

Saudara, dari firman Tuhan kita baca secara khusus; Hosea 4:6 ”umatku binasa karena tidak mengenal Allah”

Apa yang dimaksud dengan pengenalan kepada Allah:

I. Apa pengenalan akan Allah
Kata mengenal dalam Alkitab dalam bahasa Ibrani memakai kata da’at (pengenalan atau pengetahuan) yang berarti melihat dengan matanya sendiri untuk memperoleh ide atau pengalaman dan hubungan pribadi yang mendalam.

Jadi pengenalan atau pengetahuan didalam Alkitab berbeda pengenalan didalam bahasa indonesia, pengenalan didalam Alkitab lebih menekankan kepada hubungan seseorang dan menghasilkan suatu hubungan yang sangat intim. Jadi pengenalan akan Allah berbeda dengan tahu tentang Allah, mengenal artinya memiliki kedekatan, memiliki hubungan yang baik.
Mengenal Allah tidak sama dengan tahu akan Allah. Bnayak orang tahu tentang Allah tetapi tidak mengenal Allah. Orang tidak beragama juga tahu ada Allah tetapi mereka tidak mengenal Allah. Saudara, sama halnya dengan hubungan kita dengan orang lain, kita tah seseorang belum tentu kita mengena orang tersebut. Kita bisa mengetahui tentang seseorang melalui kita melihat autobiografinya, melihat riwayat pendidikannya, dan semacamnya. Saudara, sama dengan saya tanya tahu siapa presiden Amerika saat ini, pasti semua orang tahu, tetapi pasti kita tidak mengenal dia.
Saudara didalam pengenalan ada relasi, ada hubungan, ada kepercayaan. Demikian juga dengan mengenal Allah, banyak orang mengetahui ada Allah tetapi tidak mengenal Allah itu sendiri. Dalam pengenalan akan Allah, ada hubungan yang intim dengan Allah, ada penyerahan diri pada Allah. Tetapi mengetahui Allah hanya sebatas satu pengetahuan.
Mengapa kita harus mengenal Allah
Saudara, firman Tuhan mengatakan bahwa ”umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah. Allah menginginkan manusia tidak sekedar tahu Tuhan, tetapi manusia harus mengenal Allah yang benar, Allah yang mencipta langit dan segala isinya. Mengapa manusia harus mengenal Allah:

I. Agar manusia mengetahui kehendak Allah didalam hidupnya
Bangsa israel mengalami satu kondisi kemerosotan rohani dan moral didalam iman mereka kepada Tuhan. Saudara dalam psl 4:1 dikatakan; Tuhan mempunyai perkara dengan penduduk negri ini, sebab tidak ada kesetiaan, tidak ada kasih dan tidak ada pengenalan akan Allah di negri ini.
Apa dampak tidak mengenal Allah; mereka tidak mengetahui apa yang menjadi kehendak Allah, sehingga mereka hidup sesuka mereka, mereka hidup seperti tidak memiliki Allah. Sehingga kita melihat didalam ayat 2-3, Allah menunjukan dosa-dosa mereka, dimana mereka suka mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan dan penumpahan darah. Apa yang menjadi penyebab bangsa Israel melakukan hal itu semua, karena mereka tidak memiliki pengenalan Allah yang benar. Mereka tidak merasa bahwa apa yang mereka lakukan itu, sesuatu yang menjadikan Allah murka, sesuatu yang tidak menyenangkan hati Tuhan.

Saudara, semakin kita mengenal seseorang, semakin kita mengetahui apa yang disukai dan apa yang tidak disukai. Semakin kita mengenal seseorang semakin kita mengetahui sifat-sifatnya, apakah itu keburukan atau kebaikan. Semakin kita mengenal seseorang kita semakin berusaha untuk dapat memahami dia. Demikian juga hubungan kita dengan Tuhan, semakin kita mengenal Tuhan, semakin kita mengetahui sifat0-sifatnya, apa yang Allah yang tidak sukai dan apa yang Allah senangi.

Saudara, setiap kali mengajar konseling, saya sangat senang karena saya melihat setiap pasangan selalu senyum, semua kelihatan saling menyayangi, begitu mesra dan rasa-rasanya sulit untuk dipisahkan. Lalu saya memikirkan; seandainya kalau suasana seperti ini dipertahankan sampai 25-30 tahun pernikahan, itu suatu yang luar biasa. Karena kenyataan bahwa ada banyak keluarga-keluarga yang dibangun diawali dengan begitu mesra dan saling mengasihi tetapi baru beberapa tahun menikah, sudah terjadi cek cok sini sana dlsb.

Mengapa ini bisa terjadi? Salah satu faktornya adalah kurangnya pengenalan satu dengan yang lain dan akhirnya mempengaruhi hubungan pernikahan mereka. Satu maunya seperti ini, tetapi yang satu maunya seperti ini...akhirnya cekcok...

Saudara dalam hubungan dengan Tuhan, Allah menginginkan manusia memahami apa yang menjadi keinginan Allah. Allah menginginkan manusia memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi mereka.

Allah ingin mereka memahami Allah dengan benar, namun bangsa Israel tidak memahami Allah dengan baik, salah satu contoh dalam Mikha pasal 6:8-10 (Mikha bernubuat sezaman dengan Hosea) dimana mereka berfikir bahwa Allah akan senang jikalau mereka sudah memberikan korban persembahan, mereka berfikir korban persembahan satu-satunya cara untuk membujuk Tuhan. Tetapi Tuhan mengatakan bahwa; Aku tidak membutuhkan korban persembahanmu, lalu apa yang Tuhan inginkan dari mereka; dalam Mikha 6:11 dikatakan; Hai manusia, telah beritahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Tuhan.

Allah tidak ingin mereka memberikan korban persembahan namun hasil persembahan dari hal-hal yang tidak halal. Dari pemerasan mereka terhadap orang miskin. Allah tidak ingin menerima persembahan dari mereka dengan konsep yang keliru dan dengan motivasi yang salah. Oleh sebab itu Allah mengatakan kepada mereka bahwa dia menginginkan mereka melakukan keadilan, setia pada Allah dan rendah hati dihadapan Tuhan, itu sudah cukup. Tetapi mereka berfikir bahwa Allah lebih menyukai korban persembahan mereka.

Lebih dari pada itu, ada satu kesalahan fatal dari bangsa Isrrael, mereka berfikir, bahwa Allah yang mereka sembah seperti Allah yang disembah bangsa-bangsa kafir yang senang dengan persembahan. Mereka tidak mengetahui bahwa Allah mereka sembah adalah Allah sang pencipta langit dan segala isinya. Sehingga dia tidak membutuhkan persembahan yang mereka berikan.
Mengapa ini semua bisa terjadi? karena mereka tidak mengenal Allah mereka dengan benar.

Aplikasi: Saudara, kita manusia lemah dan terbatas, kita tidak dapat mengetahui kehendak Tuhan dalam hidup kita, bisa jadi kita merasa bahwa apa yang kita lakukan adalah kehendak Tuhan, tetapi sebenarnya sesuatu yang menyakiti hati Tuhan, bisa saja jalan hidup yang kita ambil menurut kita adalah kehendak Tuhan, tetapi sebenarnya bukanlah kehendak Tuhan. Oleh sebab itu sangat penting bagi kita mengenal Tuhan supaya kita mengerti kehendak Tuhan dalam hidup kita, dalam keluarga kita dan dalam pekerjaan kita.

Selanjutnya, mengapa kita harus mengenal Allah?
II. Agar kita memiliki hubungan yang intim dengan Allah
Saudara, sebagaimana diawal saya sudah katakan bahwa yang menentukan kedekatan kita dengan seseorang adalah pada pengenalan kita terhadap orang tersebut. Maka kedekatan kita atau keintiman kita dengan Tuhan ditentukan dari seberapa besar kita mengenal Dia.
Sdr. Tidak mungkin orang yang tidak kita kenal kita dapat menceritakan suatu rahasia atau kita langsung terbuka dengan orang tersebut. Atau kita langsung meminta tolong, atau meminta sesuatu dari orang yang tidak kita kenal. Mana mungkin orang yang tidak kenal langsung percaya atau mempercayakan sesuatu yang berharga kepadanya. Demikian juga dalam hubungan kita dengan Allah.
Mana mungkin, kita tidak mengenal Allah, tidak dekat dengan Allah, kita berani meminta tolong kepada-Nya, apalagi kita berani memanggil dia Bapa...Saudara, kalau saya lagi jalan dipasar lalu tiba datang seorang anak lalu memanggil saya papa, heran gak saya... pasti saya akan kaget...berbeda kalau di rumah anak saya memanggil Papa..saya gak akan kaget..
Sdr. Mengapa Allah memanggil kita anak dan kita memanggil-Nya Bapa, ketika kita berdoa? Allah memanggil kita anak dan kita memanggil Dia bapa menunjukan suatu hubungan yang intim suatu relasi yang sangat dekat.

Saudara, bangsa israel adalah bangsa yang kelihatan mengenal Allah tetapi sebenarnya mereka tidak mengenal Allah mereka. Apa bukti mereka tidak mengenal Allah mereka? Terbukti dalam sepanjang sejarah Israel, mereka lebih banyak menyakiti hati Tuhan. Mereka lebih sering tidak setia kepada Tuhan. Mereka lebih sering melanggar firman Tuhan, mereka lebih sering melawan Allah. Bahkan mereka lebih banyak meragukan akan kuasa dan kekuatan Tuhan sehingga mereka lebih percaya dewa-dewa kanaan dari Allah mereka, mereka lebih percaya kekuatan dewa2 darri pada kuasa Tuhan.

Walaupun Tuhan sudah dengan berbagai cara membawa mereka untuk mengenal Allah tetapi mereka sekali lagi tidak dapat mengenal Allah. Mata hati mereka begitu tertutup dan tidak mampu mengenal Allah, walaupun Allah telah menyatakan diri melalui berbagai tanda, apakah itu melalui urim dan tumim, melalui para nabi, melalui teofani atau penampakan-penampakan tetapi mereka tidak juga mengenal Allah dengan benar.

Oleh karena mereka tidak mengenal Allah dengan benar, sehingga mempengaruhi hubungan mereka dengan Allah. Ibadah mereka kepada Allah menjadi suatu yg bersifat rutinitas, korban persembahan yang mereka berikan, tidak berkenan dihadapan Tuhan karena diberikan hanya sebagai suatu ritual tanpa makna, bahkan terkesan asal-asalan.
Mereka tidak menaruh kepercayaan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan, mereka lebih percaya dewa-dewa orang kafir dlsb.

Bahkan bukan saja umat Tuhan yang melakukan seperti itu, ttp para imam yang dipercayakan Tuhan untuk melayani dia, melakukan hal yang menyakiti hati Tuhan. Mereka mengajarkan ajaran-ajaran yang tidak benar, dan anehnya ajaran-ajaran seperti itu yang disenangi oleh bangsa Israel.

Saudara yang dikasihi Tuhan, pengenalan akan Allah sangat berkaitan erat dengan hubungan kita dengan Tuhan, termasuk didalamnya berkaitan erat dengan ibadah kita kepada Tuhan. Berkaitan erat dengan penyembahan kita kepada Tuhan. Berkaitan erat dengan doa kita kepada Tuhan.
Orang yang mengenal Allah dengan benar, maka ketika dia datang beribadah ia memiliki sikap hati yang benar. Ketika dia beribadah kepada Tuhan dia mau menyenangkan hati Tuhan, bukan untuk menyenangkan hatinya semata.
Orang sungguh-sungguh mengenal Tuhan, dia akan menaruh segala kepercayaanya kepada Tuhan, bukan kepada kekuatannya sendiri.

Hal ini juga menjadi bahan introspeksi bagi kita, apakah ketika kita datang beribadah kita sungguh mau menyembah Tuhan, apakah kita sungguh mau menyenangkan hati Tuhan atau diri kita.
Sdr. John Stot: Pengenalan tentang Allah sejati akan membawa kepada penyembahan kepada Allah...
Erwin Lutzer berkata: ”semakin jelas visi kita tentang Allah, semakin kuat pula motivasi kita untuk menyembah Allah”.
Bagaimana sikap kita didalam ibadah kita kepada Tuhan? Bagaimana kita menyembah Tuhan hari ini? Sdr. Pengenalan kita akan Tuhan dengan benar, berdampak kepada hubungan kita dengan Tuhan, semakin kita mengenal Tuhan, maka semakin intim hubungan kita dengan Tuhan.

III. Agar kita dapat berjalan dalam kebenaran
Saudara pengenalan kita akan Tuhan, memampukan kita untuk dapat berjalan dalam kebenaran dan hidup dalam kebenaran. Hari ini kita diperhadapkan dengan berbagai pengajaran yang kelihatan rohani tetapi tidak rohani, kjita diperhadapkan dengan ajaran yang kelihatan menyembah Tuhan tetapi sebenarnya tidak menyembah Tuhan, kelihatan menyenangkan hati Tuhan, namun sesunguhnya sesuatu yang menjijikan Tuhan.
Kelihatan mengajarkan tentang Allah tetapi sebenarnya bukan Allah yang benar.

Banyak orang di dunia ini, bahkan bisa dikatakan bahwa semua orang memiliki allah dalam hidupnya. Data pada tahun 2002, di Amerika ada sekitar 92% orang mengaku percaya kepada Allah. Namun seorang jurnalis bernama Chris Stemper melaporkan bahwa ternyata Allah yang dimaksud adalah allah yang tampak semakin tidak mirip dengan Allah yang dinyatakan dalam Alkitab

…”. Saat ini, jaman kita sedang digerogoti dengan filsafat Postmodernisme, masing-masing memiliki kebenaran, masing-masing memiliki pandangan tersendiri tentang Allah. Kebenaran itu menjadi begitu individual dan plural. Karena masing-masing memiliki kebenaran, maka kebenaran itu menjadi tidak ada.

Hari ini kita diperhadapkan dengan situasi dimana kita sulit untuk membedakan mana kebenaran dan mana yang bukan kebenaran. Kebenaran bisa menjadi sesuatu yang relatif, tergantung pada situasi dan kondisi, tergantung pada konteks; misalnya: Bagi sebagian orang homoseksual dan lesbian sesuatu yang sah-sah, poligami suatu yang sah-sah saja, berbohong bisa dilakukan sesuai dengan konteksnya, kalau lagi dagang boleh bohong-bohong sedikit, boleh memeras seseorang, kalau itu dilakukan dengan cara halus, semua yang absolut menjadi suatu yang relatif dlsb.
Pada pasal 4:1 Tuhan mengatakan tidak ada kebenaran di negri ini; tidak ada kasih, tidak ada kesetiaan dan tidak ada pengenalan Allah, Apa yang menyebabkan mereka tidak hidup dalam kebenaran:

Pertama: Para imam tidak mengajarkan pengajaran yang benar.
Yeremia 5:30-31.. Para nabi-nabi bernubuat karena uang dan mengajar dengan dusta kepada bangsa Israel; Mikha 3:11.Juga para imam-imam mengajar dan mengambil upah dengan kekerasan.

Mengapa para imam dan nabi tidak mengajar suatu kebenaran, karena memang sulit untuk mengajarkan kebenaran, karena kebenaran itu sesuatu yang tidak enak disampaikan. Oleh sebab itu para nabi lebih senang dan menyampaikan sesuatu yang enak didengar.

Hari ini khotbah-khotbah di mimbar, lebih banyak menyampaikan sesuatu yang menyenangkan telinga jemaatnya, yang dibicarakan adalah berkat, penghiburan, kesembuhan jarang berbicara tentang dosa, dan kebenaran. Bukan tidak boleh bicara berkat, penghiburan, kesembuhan tetapi perlu ada keseimbangan. Kita perlu berbicara tentang dosa, perlu berbicara tentang kebenaran walau tidak enak didengar.
Bahkan ada satu hamba Tuhan, bukan di pontianak, ketika dia mengundang pengkhotbah dia mengatakan kepada pengkhotbah jangan khotbah yang keras-keras jemaat saya itu masih muda secara rohani, nanti mereka tidak lagi ke gereja, nanti mereka tidak lagi memberi persembahan..dlsb.
Kalau sudah begini kapan jemaat bisa dewasa secara rohani.

Kedua: Dari pribadi umat Israel
Mereka tidak menyukai ajaran yang benar, Para nabi-nabi yang mengkhotbahkan kebenaran Allah mereka tidak mau mendengar dan mereka tolak (Yeremia 5:13). Mereka lebih menyukai para nabi-nabi yang mengkhotbahkan kebohongan ataupun dusta. Mereka lebih senang mendengar sesuatu yang enak didengar telinga.
Kebenaran di hasilkan dari pengenalan kita akan Tuhan. Tetapi pertanyaannya; bagaimana kita bisa mengenal Allah yang benar

Melalui apakah kita mengenal Allah yang benar?
Saudara, dalam Yoh. 8:31-32 mengajarkan bahwa hanya di dalam firman Nya kita dapat mengenal kebenaran yang memerdekakan. Dengan kata lain, hanya melalui firman kita dapat menemukan kebenaran yang sejati (pengenalan akan Allah yang sejati). Tidak ada cara lain, hanya dengan merenungkan firmanNya, kita dapat mengenal Dia dengan benar, dan oleh pengenalan itulah sikap hidup dan motivasi kita akan dimurnikan.

IV. Menuntun orang untuk percaya sungguh-sunguh percaya kepada Allah
Mengapa bangsa Israel menyembah berhala? Semua dilakukan karena mereka tidak mengenal Allah mereka dengan benar. Ketika mereka tidak mengenal Allah dengan membenar, maka membuat mereka ragu untuk percaya akan kuasa Tuhan dalam hidup mereka.
Mengenal Allah itu penting sekali. Kalau kita tidak mengenal Allah, kita tidak bisa betul-betul percaya kepada Tuhan. Bagaimana kita bisa percaya kepada seseorang yang tidak kita kenal? Bahkan Firman Tuhan mengatakan bahwa pengenalan Allah menentukan akan keselamatan kita.
Yohanes 17:3
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
Sdr. Hidup kekal sama dengan mengenal Allah, hidup kekal tidak sama dengan pergi ke gereja setiap minggu, tidak sama dengan kita melayani Tuhan. Bisa jadi kita datang ke gereja setiap minggu tetapi kita tidak sungguh mengenal Allah, bisa jadi kita giat melayani Tuhan, namun kita sebenarnya tidak mengenal siapa yang kita layani.

Francis A. Schaeffer mengatakan: “I do what I think, I think what I believe”. Apa yang kita lakukan (do) dalam hidup kita – sikap hidup, berelasi, berkomunikasi, beribadah, melayani, bekerja, belajar, dll. – dipengaruhi oleh bagaimana pengenalan (think) kita terhadap apa yang kita percayai (believe). Sikap hidup, pelayanan, dan komunikasi kita akan baik jika pengenalan akan Allah baik. Hal ini juga selaras dengan apa yang John Calvin katakan bahwa pengenalan yang benar akan Allah akan membawa kepada pengenalan yang benar terhadap diri sendiri.
Saudara, Kita bisa kuat atau tidak dalam menghadapi permasalahan hidup ini, itu tergantung dari bagaimana pengenalan kita akan Allah. Sewaktu kita menghadapi persoalan, kalau kita tidak mengenal Tuhan, kita tidak bisa mempercayai Tuhan. Sehingga kita temukan banyak orang kalau ada persoalan, cari dukun, lari dari masalah, pergi meninggalkan masalah. Mereka tidak percaya sama Tuhan karena mereka tidak kenal Tuhan. Kalau kita mengenal Tuhan, kita tidak akan pernah cari dukun. Karena itu mengenal Allah itu sangat penting.
Kalau kita mengenal Tuhan, kita bisa mempercayakan diri kepadaNya. Percaya dengan mempercayakan diri adalah dua hal yang berbeda. Ada orang yang sampai pada tahap percaya saja. Itu bagus! Tapi tidak cukup sampai di situ. Kita juga harus mempercayakan diri. Contohnya seperti ini. Ada orang yang percaya sama Tuhan. Tapi ketika ada masalah, ia mempercayakan dirinya kepada dukun, kepada akal pikirannya sendiri. Nah, percaya dengan mempercayakan diri itu beda. Kalau kita percayanya benar, mempercayakan dirinya juga pasti benar. Bukti kepercayaan kita kepada Tuhan adalah kalau kita berani untuk mempercayakan diri kepadaNya. Kalau kita mengenal Bapa, memiliki pengalaman dengan Bapa, kita pasti akan berani untuk mempercayakan diri kita kepadaNya. Itulah sebabnya Tuhan mau kita mengenal Allah dan mengenalNya sebagai Bapa.

Kita mungkin mempercayai Allah sebagai Bapa. Tapi apakah kita pernah mengalaminya sebagai Bapa kita? Karena ada orang Kristen ‘katanya'. Mereka adalah orang-orang Kristen yang tidak pernah melihat atau mengalami Allah sebagai Bapa. Karena itu ada orang yang percaya kepada Tuhan tapi mereka tidak bisa mempercayakan diri. Karena mereka cuma percaya di pikiran saja. Untuk percaya di dalam hati, kita harus mengalami Tuhan dan memiliki pengalaman dengan Tuhan. Kalau kita sudah memiliki itu, barulah kita bisa masuk pada langkah yang kedua yaitu mengasihi Allah dan akhirnya melayani Dia.
Kesimpulan:
Pengenalan Akan Allah sesuatu yang penting bagi kita orang percaya, karena melalui pengenalan akan Allah yang benar, memampukan kita untuk dapat mengetahui kehendak Allah dalam hidup kita, memampukan kita untuk memiliki hubungan yang intim dengan Allah, menuntun kita untuk dapat berjalan dalam kebenaran dan menuntun kita untuk percaya sungguh-sungguh kepada Allah.
Sdr. Ketika kita sudah mengenal Allah dengan benar, maka ini membuat kita lebih sungguh mengasihi Allah. Kiranya Tuhan memberkati kita. Amin.

Do Not Know can Not Be Loved

Do not know can Not be loved
(Hosea 4)
Senior Adult Sermons

Preliminary
We often hear the adage that says "do not know can not be loved" proverb actually, would explain how important our recognition of someone. This proverb is also would explain the recognition of a person is a basis to build a relationship with someone else. A normal relationship should begin with a single introduction. Are relationships with colleagues, whether with a husband, wife, co-minister, co-workers, then all must begin with an introduction. If someone does not know each other it will be difficult to build a relationship

Brother, what will become if we are living as husband and wife but did not know each other, what would happen when parents do not recognize their children, what will become of our business partnership with someone we do not know. Therefore the introduction of something very important.

Therefore, in premarital counseling, when there are young couples who want to get married and the wheel came to me, I always ask, one question, do you know him well, how long have you known him? How much you know him? I'm not asking if you love each other?

Why can I not ask you whether you love or love each other? Because the basis of a real love and love is in the introduction. If someone loves someone without personally knowing someone loved, that's called blind love. People should have before he loves, he should strangers. Because a basic introduction to the person, namely the next kelevel love each other, and finally decided to build a family.

Brother is very dangerous for someone if someone decides to get married without him knowing first person to be future husband or wife. To get to know someone that takes the process and, therefore, if someone says to know someone when I'll see you on the bus, are both single bus or a plane after it tomorrow invites wedlock, obviously people did not know each other. Or the time I'll see you dihalte bus, fell in love get married tomorrow ... if so what course did not know each other know each other.
If you do not know each other, how will the lives of their households, there would be chaos.

Brother, in a relationship with God, then who should advance within us is to know God, only then loves him and then we serve him. Do not be inverted to serve the Lord a new love or new love God knows God, where perhaps we can love and serve the people we do not know ...

Therefore the basis of our relationship with God, is the knowledge of God. We can not love if we do not know God, we can not serve God if we do not know God.

Mr. Which became the main basis for us to love God is on our introduction to God. Which is the basis we serve the Lord there is knowledge of God. Even the size of our intimacy with God is on our recognition of God.

Thus saith the Lord a new section we read of God, firmly tell what the cause of the destruction of Israel and Judah. What caused the morality and the life of the nation of Israel was destroyed? What causes them to be pagan? What causes spiritual adultery. What caused the priests who work in faith-temple doing penyelwengan? What caused the relationship of God and his people be destroyed?

Brothers, from the word of God we read in particular; Hosea 4:6 "my people perish for lack of knowledge"

What is an introduction to God:

I. What knowledge of God
Familiar words in the Bible in Hebrew used the word da'at (introduction or knowledge) which means to see with his own eyes to get ideas or experience and deep personal relationships.

So the introduction of different or the knowledge of the Bible in Indonesian introduction, the introduction of the Bible more emphasis to the relationship a person and generates a very intimate relationship. So the knowledge of God is different from knowing about God, knowing it means to have proximity, have a good relationship.
Knowing God is not the same as knowing God. Bnayak people know about God but do not know God. People also know there is no religion of Allah but they did not know God. Dear friends, as well as our relationships with others, not necessarily someone we tah we hit that person. We can find out about someone through us look at his autobiography, see the history of education, and the like. Brothers, the same as I asked knew who the current American president, surely everyone knows, but certainly we do not know him.
Brothers in the introduction there is a relation, there is a relationship, there is trust. Similarly, God knows, many people know there is no God but God does not know itself. In the introduction to God, there is an intimate relationship with God, there is surrender to God. But knowing God only limited to one of knowledge.
Why we have to knowing God
Brother, saith the Lord says that "My people perish for lack of knowledge. God wants human beings do not just know God, but man must know the true God, the God who created the heavens and everything in it. Why do humans have to know God:

I. So that people know the will of God in their lives
Israel nation experienced a spiritual and moral deterioration of conditions in their faith in God. Brother in PSL 4:1 says; Lord has a case with the inhabitants of this city, because there is no faithfulness, no love, and no knowledge of God in this city.
What impact do not know God, they do not know what the will of God, so they live as they please, they do not have to live like God. So as we saw in verses 2-3, God showed their sins, whereby they like cursing, lying, killing, stealing, adultery, violence and bloodshed. What was the cause of Israel do it all, because they do not have the recognition of God is true. They do not feel that what they're doing it, something that makes God's wrath, something that is not pleasing to God.

Dear friends, the more we know someone, the more we find out what she likes and what is not preferred. The more we know someone the more we learn their properties, whether it be evil or good. The more we know someone the more you try to understand her. Similarly, our relationship with God, the more we know God, the more we know sifat0-nature, what is God who does not like and what God loves.

Brothers, each time teaching counseling, I am very happy because I see every pair always smiles, all seem to love each other, so tender and flavor-it was hard to be separated. Then I thought, if if this atmosphere is maintained until 25-30 years of marriage, that is something extraordinary. Because of the fact that there are a lot of those families who built beginning with such tenderness and love each other but just a few years of marriage, have occurred there, etc. check here cok.

Why does this happen? One factor is lack of recognition from one another and ultimately affect their marital relationship. One want to do this, but who want to do this one ... finally tig ...

Brother in a relationship with God, God wants human beings to understand what the desire of God. God wants people to understand what the will of God for them.

God wanted them to understand God properly, but Israel does not understand God properly, one of the examples in chapter 6:8-10 Micah (Micah prophesied by Hosea's contemporaries), where they think that God would be pleased if they had given sacrifices, their offerings were thinking the only way to persuade God. But God says: I do not need a victim oblation, and what God wanted from them; in Micah 6:11 says: O people, have told you what is good. And what does the Lord require of you But to do justly, love mercy, and to walk humbly before God.

God does not want them to give an offering sacrifices, but the result of things that are not kosher. From their extortion against the poor. Allah does not want to receive gifts from those with a false concept, and with the wrong motives. Therefore, Allah told them that he wanted them to do justice, faithful to God and humbly the presence of God, it is enough. But they think that God prefers their offerings.

More than that, there is one fatal flaw of the nation Isrrael, they think, that the God whom they worship as God of the Gentiles are pleased with the offerings. They did not know that God is the God they worship the creator of heaven and all its contents. So she does not need offerings that they provide.
Why did this all happen? because they do not know God they are right.

Applications: Dear friends, we humans are weak and limited, we can not know God's will in our lives, we may feel that what we do is God's will, but is actually something that hurts the heart of God, could have a way of life that we take we think is the will of God, but in fact is not God's will. Therefore very important for us to know God so that we understand the will of God in our lives, our families and in our work.

Further, why should we know God?
II. For us to have an intimate relationship with God
Dear friends, as I have said in the beginning that what determines our closeness with someone is on our recognition of that person. So our closeness or intimacy with God is determined by how much we know Him.
Mr. There's no way people who do not we know we can tell you a secret or we open directly with the person. Or we immediately asked for help, or ask something from someone we do not know. How could someone who does not know the direct trust or entrust something valuable to her. Similarly, in our relationships with God.
Where possible, we do not know God, not closer to God, we dare to ask for help to Him, what hope do we dare to call him Father ... Brother, if I'm more street market and then it was coming of a child and then called me papa, I am not surprised ... definitely different ... I would be surprised if my child at home call me Papa not be surprised .. ..
Mr. Why does God call us children and we call Him Father, when we pray? God calls us children and we call him the father showed an intimate relationship of a very close relationship.

Brothers, the nation Israel is a nation that seems to know God, but actually they do not know their God. What evidence they do not know their God? Proven in the history of Israel, the more they hurt God. They more often have not been faithful to God. They more often violate the word of God, they more often against God. Even the more they will doubt God's power and strength so they have more confidence in the gods of Canaan from their God, they have more confidence in the strength dewa2 darri on God's power.

Although the Lord has in many ways to bring them to know God but they once again can not know God. The eyes of their hearts so closed and unable to know God, although God had revealed himself through a variety of signs, whether it be through the Urim and Thummim, through the prophets, through a theophany or apparitions, but they also do not know God properly.

Therefore they do not know God properly, thus affecting their relationship with God. Their worship to God becomes a menacing routines, they give offerings were not acceptable before God because it was given only as a ritual without meaning, even crudely impressed.
They did not put genuine trust to God, the more confident of their gods etc. unbelievers.

In fact, not only God's people who do like it, the TTP of the priests of our Lord to serve him, doing things that hurt God's heart. They taught the teachings that are not true, and strangely enough such teachings are loved by the people of Israel.

Beloved brother of the Lord, the knowledge of God are intimately associated with our relationship with God, including closely related to our worship to God. Closely related to our worship to God. Closely related to our prayers to God.
Those who know God properly, then when he came to worship he has the right heart attitude. When he was praying to God he wants to please God, not to please him alone.
People really know the Lord, he will put all kepercayaanya to God, not to his own strength.

This is also a matter of introspection for us, when we come to worship if we really want to worship God, do we really want to please God or ourselves.
Mr. John Stot: Recognition of the true God will bring to the worship of God ...
Erwin Lutzer says: "the clearer our vision of God, the more powerful it motivated us to worship God."
How does our attitude to God in our worship? How do we worship God today? Mr. Introduction we will of God correctly, have an impact on our relationship with God, the more we know God, the more intimate our relationship with God.

III. For us to walk in the truth
Brother of our recognition of God, enabling us to be able to walk in the truth and live in truth. Today we are faced with a variety of teaching that seem spiritual but not religious, kjita confronted with the teachings seem to worship God but actually do not worship God, look pleasing to God, but God actually something that disgusting.
Seem to teach about God but God is not actually true.

Many people in this world, can even be said that all people have a god in his life. Data in the year 2002, in America there are about 92% of people claimed to believe in God. However, a journalist named Chris Stemper reported that in fact God is a god that looks increasingly similar to the God revealed in the Bible

... ". Currently, our time is being subverted to the philosophy of postmodernism, each with its own truth, each has its own views about God. Truth is to be so individual and plural. Because each has its truth, then it becomes the truth does not exist.

Today we are faced with a situation where we are difficult to differentiate between the truth and what is not truth. Truth can be a relative, depending on circumstances, depending on the context, for example: For some gay men and lesbians something legitimate, that polygamy is a legitimate, lying can be done in accordance with the context, if longer allowed to trade lie-lie a little, can blackmail someone, if it is done by way of fine, all that an absolute to a relative etc.
In chapter 4:1, God said there is no truth in this city, there is no love, no loyalty and no recognition of God, What makes them do not live in the truth:

First: The priests did not teach the correct teachings.
Jeremiah 5:30-31 .. The prophets prophesy for money and teaching a lie to the nation of Israel; Micah 3:11. Also the priests teach and to take a wage with violence.

Why did the priests and prophets did not teach a truth, because it's hard to teach the truth, because truth is something unpleasant submitted. Therefore the prophets and convey prefer something pleasant to hear.

Today's sermons at the pulpit, convey something more fun ear parishioners, who discussed is a blessing, comfort, healing is rarely talked about sin, and righteousness. It is not allowed to speak a blessing, comfort, healing but there needs to be balance. We need to talk about sin, it is necessary to speak the truth while not pleasant to hear.
There is even a servant of God, not in Pontianak, when he invited the preacher he told the preachers not preaching out loud I was a young congregation spiritually, they will no longer go to church, they will no longer make offerings .. etc..
If this was an adult when the community can be spiritually.

Second: The Israel Private
They do not like the true doctrine, the prophets who preached the truth of God they would not listen and they refuse (Jeremiah 5:13). They prefer the prophets who preached a lie or falsehood. They prefer to hear something pleasant to hear the ear.
Truth is derived from our recognition of God. But the question is: how can we know the true God

Through whether we know God is right?
Brothers, in Joh. 8:31-32 teaches that only in His Word we can know the liberating truth. In other words, only through the Word we can find the real truth (true knowledge of God). There is no other way, only by contemplating His Word, we can know Him properly, and by the recognition that our attitudes and our motives will be purified.

IV. Lead people to believe really believe God sunguh
Why did the Israelites to worship idols? All done because they did not know their God correctly. When they do not know God to justify, then make them hesitate to believe in the power of God in their lives.
Knowing God is very important. If we do not know God, we can not really believe in God. How can we trust someone we do not know? Even the Word of God says that the introduction of God will determine our salvation.
John 17:3
This is life eternal, that they might know thee the only true God, and Jesus Christ whom thou hast sent.
Mr. Eternal life the same as knowing God, eternal life is not the same as going to church every week, not the same as we serve the Lord. So we can come to church every week but we do not truly know God, so we can actively serve God, but we really do not know who we serve.

Francis A. Schaeffer said: "I do what I think, I think what I believe." What do we do (do) in our lives - our attitudes, relationships, communication, worship, serve, work, study, etc.. - Influenced by how the introduction (think) we are against what we believe (believe). The attitude of life, service, and our communications would be nice if the knowledge of God is good. This is also in line with what John Calvin said that the introduction of the true will of God will lead to the recognition that true self.
Dear friends, We can be strong or not face problems of this life, it depends on how our knowledge of God. As we face the problem, if we do not know God, we can not trust God. Thus we find many people if there is problem, search for shaman, ran away from trouble, away from the problem. They do not believe the same God because they do not know God. If we know the Lord, we will never find a shaman. Therefore it is very important to know God.
If we know God, we can entrust ourselves to Him. Believed to entrust themselves are two different things. There are people who believe just at the stage. That's good! But not quite got there. We also have to trust yourself. Examples like this. There are people who believe the same God. But when there is a problem, he entrusted himself to the shaman, to mind his own mind. Well, believe the trust is different. If we are convinced is true, trust him also must be true. Proof of our belief in God is if we dare to entrust ourselves to Him. If we know the Father, have experience with the Father, we certainly would not dare to entrust ourselves to Him. That is why God wants us to know God and know him as Father.

We may believe in God as Father. But do we ever experience it as our Father? Because some Christians 'he said'. They are Christians who never see or experience God as Father. Because there are people who believe in God, but they could not trust himself. Because they only believe in the mind alone. To believe in our hearts, we must experience God and have experiences with God. If we already have that, then we can go on the second step is to love God and serve Him eventually.
Conclusion:
Will the introduction of God something that is important for us believers, because through the true knowledge of God, enabling us to be able to know God's will in our lives, enabling us to have an intimate relationship with God, lead us to be able to walk in the truth and guides us to believe earnestly to God.
Mr. As we already know God correctly, then this makes us more truly loving God. May the Lord bless us. Amen.