Kamis, 30 September 2010

Berbahagialah orang yang murah hati

Khotbah Dewasa Madya (tanggal 19 september 2010)
Berbahagialah orang yang murah hati

Saudara. Jikalau anda senang menonton televisi, atau pun baca Koran maka dari situ anda sudah bisa menyimpulkan sendiri bagaimana situasi dunia saat ini, anda bisa tahu bagaimana sikap dan sifat manusia saat ini. Manusia bukan semakin baik tetapi sudah semakin hari semakin jahat. Manusia tidak segan-segan menghabiskan nyawa seseorang hanya demi uang seratus ribu, dimana ada orang-orang miskin diperlakukan dengan tidak adil. Kejahatan manusia semakin menjadi-jadi, bahkan ada yang mengatakan bahwa untuk mencari orang yang baik di negri ini sangat langkah.

Manusia mengalami degradasi moral. Manusia mengalami satu krisis kasih.. Manusia mengalami satu krisis yaitu krisis ketidakpekaan terhadap lingkungan sekitarnya. Dimana manusia lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri dari pada kepentingan orang lain.
Oleh sebab itu adalah sangat benar apa yg dikatakan oleh Paulus pada Timotius (I Tim. 3:1-7) bahwa pada hari-hari terakhir mc lebih mencintai diri sendiri, menjadi hamba uang, tidak tahu mengasihi, tidak mempedulikan agama, hidup menurut hawa nafsu dlsb..

Ada banyak faktor yg menyebabkan Manusia mengalami hal demikian diantaranya faktor ekonomi, dimana manusia sadar atau tidak sadar dituntut untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Oleh sebab itu cara berfikir, bertindak manusia hari ini terhadap segala sesuatu, selalu diukur dengan hal materi, selalu diukur dengan untung rugi bahkan dalam relasi dengan sesama ada banyak orang memakai konsep untung dan rugi. Apa untungnya kalau aku memiliki relasi dengan dia. Kalau aku membantu seseorang apa yang dapat diberikan bagi saya.. apa sumbangsinya bagi kehidupan saya.

Oleh sebab itu ketika seseorang tidak lagi memberi keuntungan kepada kita, maka hubungan itu mulai menjadi renggang dan akhirnya terputus. Bahkan dalam hubungan dengan Tuhan ada orang-orang percaya yang memiliki konsep seperti demikian, kalau aku mengikut Tuhan, melayani Tuhan, apa yang Tuhan berikan bagi saya, kalau saya memberi persembahan apa yg Tuhan berikan bagi saya.

Sehingga tidak heran ada banyak orang yang mulanya begitu aktif didalam gereja, tiba-tiba tidak lagi menjadi pengikut Tuhan.

Kedua : Bahwa manusia tidak lagi hidup sesuai dgn ajaran dan nilai-nilai Firman Tuhan, agama dan nilai-nilai iman hal yang no 2 didlm hidupnya. Nilai-nilai spiritual sudah semakin tidak mendapat tempat yang utama didalam kehidupan manusia hari ini.
Sehingga tidak heran kejahatan demi kejahatan semakin meningkat hari demi hari….tidak heran kalau hubungan relasional antara sesama semakin berkurang, tidak heran jikalau manusia semakin tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan dan kesulitan orang lain.

Mat. 5:7
“ Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan”

Dalam terjemahan lain: “Diberkati atau berbahagialah orang yang hatinya berbelas kasihan maka dia akan dikasihani”

Saudara tentunya mengenal Ibu Teresa, yang bulan (tgl 26 Agstus 2010) lalu masyarakat India (kalkuta) merayakan HUT ke 100 dengan meriah. Beliau telah meninggal 13 tahun yang lalu 6 September 1997. Beliau adalah seorang yang luar biasa dalam hal kemurahan hati sehingga ia dijuluki “Angel of Mercy”= malaikat belaskasihan atau murah hati…. Ia mendirikan Tarekat Pembawa Kasih.

Awal mula dia melakukan ini, ketika dia keluar dari tembok-tembok gereja dan susteran, ketika dia naik kereta api dan dia mengamati satu perkampungan kumuh di Kalkuta India. Ia mengamat-amati berjuta-juta orang kurus kering menanti ajal. Ia melihat tubuh-tubuh yang rusak karena sakit penyakit. Tetapi tidak ada satupun yang memperhatikan mereka, pemerintah tidak memperhatikan mereka, orang-orang disekitarnya tidak memperhatikan mereka, bahkan gereja terkungkung oleh tembok-tembok sehingga sulit melihat keluar.

Dia melihat gereja, selalu menyampaikan berita tentang kasih tetapi hanya sebatas tembok gereja, atau kepada sesama orang percaya, tetapi tidak mampu melihat keluar tembok gereja.

Ketika melihat kondisi seperti ini, ia memutuskan untuk keluar dari tembok-tembok gereja dan biara, dan Ia hidup bergaul dengan anak-anak gelandangan, ia mau memperhatikan dan merawat orang-org sakit. Apa rahasia Ibu Teresa, apa motivasi dia.

Dia memiliki motivasi yang mulia yaitu untuk melayani Tuhan dan lebih dari pada itu ia memiliki hati yang penuh kasih seperti hati Yesus (Ketika dia melihat org yg kelaparan, kurus dia melihat bahwa didalam diri mereka ada Kristus).

Di dalam pelayananya ada org yg mengkritik dia tetapi apa yg dikatakan: Kami hanya setitik air di samudera raya kemiskinan dan kemalangan. Namun… kalau setiap orang mau memberikan masing-masing setitik air itu, tentu samudera raya kemiskinan dan kemalangan ini bisa ditutup.

Berapa tahun lalu, ada seorang yang datang ke gereja, dia menceritakan kesulitan dia, setelah itu saya mensharingkan kepada beberapa orang termasuk hamba Tuhan, ada yang mengatakan kepada saya, orang seperti demikian banyak digereja kita..akhirnya memang tidak dibantu, setelah itu saya merenungkan kalau bukan gereja siapa lagi yg bisa membantu, lalu saya menceritakan kepada beberapa orang bersedia untuk membantu nya.

Kalau hari ini ditanya masih adakah orang yang memiliki hati seperti IBU Teresa? Ada mungkin yang mengatakan tidak ada …tetapi saya katakan seharusnya ada.. Karena setiap org Kristen seharusnya memilik hati berbelas kasihan.

Mengapa hari ini begitu banyak orang yang tidak memiliki hati yang murah hati, atau berbelas kasihan terhadap orang lain? Karena dihati kita, dimata kita masih ada penyekat, kabut, tembok yang belum di bongkar yang menyebabkan mata hati kita sulit untuk melihat keluar.

Yang menjadi tembok yang menghalangi kita untuk memiliki yang berbelas kasihan adalah pertama dari diri kita sendiri, kita lebih banyak memikirkan diri kita sendiri, kita lebih banyak memandang sesuatu dari cara pandang diri kita sendiri. Kita tidak mampu melihat keluar dari diri kita, kepada orang lain disekitar kita..

Tuhan Yesus dalam perumpamaan orang SAMARIA yang murah hati, maka diakhir cerita dia bertanya kepada murid-murid_Nya ‘ menurut engkau siapakah sesama manusia? Kalau kita memperhatikan konteks ketika dia berbicara tentang “siapakah sesama manusia”. Maka sebelum berbicara tentang orang Samaria yang murah hati Tuhan Yesus berbicara tentang mengasihi Tuhan dan sesama. Orang Yahudi adalah orang memiliki konsep bahwa diluar orang Yahudi bukanlah sesama manusia. Orang yang diluar Yahudi adalah orang kafir yang tidak layak untuk memperoleh kasih dan berkat dari Tuhan. Tidak layak untuk memperoleh keselamatan.

Ada satu sekat atau tembok yang menyekat hati mereka, sehingga ketika Tuhan Yesus mengatakan kasihilah sesamamu manusia, yang terpikir oleh mereka bahwa sesama manusia itu adalah sesama orang Yahudi. Bukan orang yang diluar Yahudi.

Kalau pertaanyaan ini ditanyakan kepada kita, siapakah sesama kita? Apakah yang dimaksud sesama kita, adalah sesama orang Kristen, keluarga kita, rekan sepelayanan kita? Saudara se suku kita, atau siapa?

Saudara. Bukankah hal ini juga sering terjadi bagi kita tanpa kita sadari, bahwa kita mampu bermurah hati, mengasihi hanya kepada sesama kita: siapakah sesama kita? orang Kristen atau satu gereja, orang sesuku dengan kita, rekan bisnis kita, itu adalah tembok kita; kalau orang di luar itu, maka itu bukan sesama, kalau ada kesempatan kita menolong kita tolong, kalau tidak,…tidak apa-apa. Ada tembok yang besar yang masih ada didalam diri kita yang menghalangi kita, untuk memandang bahwa sesama kita adalah semua manusia, tanpa membedakan latar belakang social seseorang.

Saudara Tuhan Yesus ketika ia berbicara tentang penghakiman dan kedatangannya ke dua kali. Tuhan Yesus katakan ketika dia datang dia akan memisahkan antara domba dan kambing (Mat.25:36-45). Dia mengatakan kepada orang-orang dipilih (domba) untuk masuk kerajaan surga, dia mengatakan waktu aku di penjara engkau melawat Aku, ketika aku lapar engkau memberi aku makan, ketika Aku telanjang engkau memberi aku pakaian. Orang-orang ini menjadi bingung karena mereka tidak pernah memberi makanan kepada Yesus, belum pernah memberi pakayan kepada Yesus, tidak pernah mereka mengunjungi Yesus di penjara. Tetapi Tuhan Yesus mengatakan; apapun yang kamu lakukan kepada orang yang paling hina, engkau melakukan untuk Aku. Ketika mereka memberi pakayan kepada orang yang tidak memiliki pakayan, ketika mereka memberi makanan kepada orang yang tidak memiliki makanan sebenarnya sama dengan mereka berikan kepada Tuhan Yesus.

Hari ini begitu banyak orang yang hanya menjadi penonton bagi penderitaan orang lain tanpa berusaha untuk membantu dan menolong. Banyak orang yang hanya menjadi komentator yg baik tanpa ada tindakan nyata. Dan lebih parah lagi banyak orang yang bersenang-senang, menumpuk kekayaan diatas penderitan orang lain.

Ketika tidak dapat melakukan sesuatu kepada orang yang membutuhkan pertolongan kita, maka itu sama seperti kita melihat Yesus yang membutuhkan pertolongan dari kita, namun kita hanya melihat saja tanpa ada usaha untuk membantu.
Ibu theresia, ketika melihat orang miskin, sakit, dia melihat wajah mereka seperti wajah Kristus, Dia melihat seperti Yesus yg sedang sekarat, sakit..Yesus yang sedang membutuhkan makanan.

Aplikasi: Sebagai hamba Tuhan, saya sering didatangi jemaat Tuhan, dan men-sharing-kan kesulitan mereka, saya tidak dapat menolong secara financial, saya hanya bisa memberikan masukan, dan berdoa.. Terkadang ketika mereka pulang maka saya sering merasa bersalah karena tidak dapat membantu mereka secara financial.

Alkitab dengan jelas mengatakan kepada kita agar kita memiliki hati yang berbelas kasihan. Sekurang-kurangnya ada tiga alasan, mengapa kita harus memiliki hati yang berbelas kasihan atau murah hati:

I. Teladan Yesus Kristus

Ada org yang mengatakan bahwa kasih dan cara hidup Yesus tidak relevan lagi diikuti saat ini. Kematian Yesus di kayu salib pada masa hidupnya tidak lagi relevan untuk hari ini? Apa yang dilakukan dan dikatakan Yesus tidak relevan lagi untuk hari ini, karena dunia sudah berubah, Ini bukan di bumi palestina. Bagaimana kasihnya bisa mencapai sampai ujung bumi yg berbeda budaya, waktu, suku bangsa dan kebiasaan. Tetapi Alkitab dengan jelas mengatakan kepada kita bahwa kasih Yesus tidak hanya ada pada waktu itu tetapi kasih Yesus menebus dimensi ruang dan waktu, sampai selama-lamanya. Perkataan Yesus tidak hanya di tujukan pada orang-orang pada waktu itu tetapi kepada semua manusia sepanjang zaman.

Kalau kita menyelidiki Firman Tuhan mengapa Yesus mau datang kedunia ini? Maka jawabnya yaitu karena dia mengasihi manusia dan berbelas kasihan bagi manusia. Kasih Yesus tidak terbatas untuk orang-orang Palestina atau orang Yahudi, tetapi kasih Yesus ditujukan kepada setiap orang, setiap suku dan bangsa disepanjang zaman

Kasih dan kemurahan hati Yesus ditujukan kepada setiap anak-anakNya tanpa memandang ras, bahasa dan segala zaman. Kasih Yesus tidak terbatas pada golongan tertentu tetapi mulai dari rakyat kecil sampai para pembesar, dari anak kecil sampai orang dewasa. Dari orang dianggap najis ditengah masyarakat pada waktu itu sampai kepada ahli Taurat yg menganggap dirinya suci dan baik.

Yesus memberikan teladan sempurna bagi kita, dia bukan saja hadir untuk segelintir orang tetapi untuk semua. Ia telah berinkarnasi atau menjadi manusia agar Dia bukan saja mengetahui penderitaan manusia tetapi Dia turut merasakan penderitaan manusia.

Hari ini jikalau saya mengajak kita untuk kembali sedikit merenungi akan kondisi kita saat ini. Pernahkah kita punya hati yang pekah melihat lingkungan sekitar kita, bukankah masih begitu banyak orang yg membutuhkan kasih, pertolongan dan uluran tangan kita. Apa yg pernah kita lakukan bagi mereka? Apakah kita hanya menjadi seorang penonton atau seorang komentator yg baik tanpa berusaha untuk membantu dan menolong orang yang berkekurangan dan mengalami penderitaan.

Kata murah hati bukan sekedar berempati bukan juga sekedar bersimpati tetapi lebih dari itu yaitu ikut merasakan atau mengambil bagian dalam penderitaan dan pergumulan orang lain.

Adakah hari ini diantara kita yg memiliki hati seperti Yesus yg turut mengambil bagian dalam penderitaan dan pergumulan orang lain? Yang turut merasakan penderitaan manusia. Dia yang tidak berdosa dihukum oleh karena dosa manusia.

Yesus yang adalah Tuhan Dia relah meninggalkan tahta surga dia menyangkal dirinya dan mau menjadi seperti manusia demi kita manusia, semata-mata oleh karena kemurahan hati Allah. Keselamatan yang kita peroleh hari ini adalah wujud belaskasihan Yesus bagi kita. Siapakah kita sehingga Yesus harus berkorban dan mati bagi kita? Kita tidak lebih dari orang yang berdosa, yang tidak layak untuk dikasihani tetapi Yesus berbelas kasihan bagi kita. Dia beranugerah bagi kita.

Jikalau Tuhan Yesus, sudah berbelas kasihan/bermurah hati bagi kita? Bagaimana dengan kita? Apakah kita memiliki hati yang berbelaskasihan kepada Yesus? Kita tidak akan pernah ketemu Tuhan Yesus meminta-minta kepada kita di jalan? Kita tidak akan menemukan Yesus yang sedang sakit di rumah sakit, kita tidak pernah akan menemukan Yesus di penjara? Kita tidak akan menemukan Yesus yang sedang kelaparan. Tetapi Tuhan Yesus katakan “ Apapun yang kamu lakukan kepada orang yang paling hina ini, engkau telah melakukan untuk aku.

Oleh sebab itu saudara, ketika anda meringankan kaki anda mengunjungi orang sakit, maka sama seperti mengunjungi Yesus, ketika anda memberikan sedikit makanan bagi orang sedang lapar maka sama seperti engkau memberi untuk Kristus, ketika anda memberikan sebagian berkat anda kepada orang yang berkekurangan, sama seperti engkau memberi kepada Yesus.

II. Karakter/sifat dasar orang Kristen

Saudara, Rasul Paulus mengatakan dalam Galatia 5:22 tentang buah Roh, ia menunjukan bahwa salah satu karakter dan sifat orang percaya adalah kemurahan hati, ini membuktikan bahwa seseorang itu hidup didalam Roh Kudus.
Murah hati adalah satu sifat dasar orang percaya. Oleh sebab itu yang menjadi salah satu tanda bahwa seseorang hidup benar-benar didalam Tuhan, adalah ketika dia memiliki hati yang murah hati.

Max Lucado dalam satu bukunya menuliskan sebuah pengalamannya. Ia melihat pada batu nisan tempat beristirahat seorg yg bernama : Grace Smith. Dibatu nisan tersebut, tidak ada tgl lahir dan tanggal meninggal. Hanya nama kedua suaminya dan Kata-kata: Tidur tetapi tidak beristirahat, mengasihi tetapi tidak dikasihi; Mencoba menyenangkan tetapi tidak disenangi, meninggal seperti masa hidupnya sendiri.
Dari Tulisan ini kita bisa mengetahui bahwa bagaimana kehidupan Grace Smith, dia hidup dengan penuh penderitaan bahkan sampai mati dia hidup dalam tekanan dan kesepian. Jelas bahwa kedua suaminya tidak ada yang membahagiakan dirinya, sehingga dia harus menuliskan dua nama suaminya di batu nisan, untuk mereka mengingat akan kerinduan dia akan kasih dan kebahagiaan..

Saat ini begitu banyak orang yang senasip dengan Grace, yang meninggal dalam kesepian dan penderitaan semasa hidupnya, meninggal tanpa ada kasih dari orang disekitarnya.

Begitu banyak saat ini manusia yang egois yg hanya memperhatikan diri sendiri tanpa mau memperhatikan akan orang lain. Bahkan dengan orang terdekatpun ; apakah suami atau istrinya dia tidak dapat berbelaskasihan. Begitu banyak saat ini orang yang hidup tanpa kasih. Begitu banyak orang yang relah mengorbankan orang lain demi kepentingan diri sendiri. Begitu banyak orang yang tidak punya hati yang penuh belas kasihan.

Alkitab menjelaskan bahwa hati yang penuh kasih dan berbelas kasihan adalah merupakan sifat dasar dari orang Kristen. Artinya bahwa kasih dan belas kasihan itu bukan didasarkan pada perasaan saja tetapi menunjuk pada satu tindakan nyata. Kasih dan belaskasihan tidak saja hanya ditujukan oleh karena kondisi atau situasi tetapi sesuatu yang keluar dari dalam diri setiap orang percaya yang dinamakan karakter hidup.

Bertrand Russel, seorang Ateis dalam bukunya “Why I am Not Christian” ia mengatakan bahwa orang Kristen adalah orang yang tidak konsisten dalam menjalankan amanat Tuhan-Nya. Orang Kristen sering mencoba membenarkan dirinya, dengan memanipulasi kalimat atau perkataan Yesus Kristus dengan mengatakan bahwa perkataan Yesus hanya perkataan figurative . Ujungnya ialah memberi ijin bagi dirinya sendiri untuk tidak memberikan apa-apa pada mereka yang meminta-minta. Saya mengakui bahwa tuduhan Russel ini sedikit banyak ialah kenyataan hidup kita sebagai org Kristen. Terkadang kita mengetahui apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus atau kita mengetahui Firman Tuhan tetapi dengan cara pikir kita sendiri, kita mencoba memutarbalikan firman Tuhan untuk membenarkan diri kita sendiri sehingga secara halus kita merasa kita tidak melanggar perintah Tuhan.

Contohnya: Ketika kita sedang menunggu kendaraan dipinggir jalan, atau lampu merah. Bagaimana sikap kita saat pengemis yg datang mendekati, Akankah kita dengan hati ibah dan penuh welas asih memberi sedikit yang kita miliki padanya? Mungkin kita bisa mengatakan bahwa kita bisa melakukan itu? Tetapi bagaimanna bila kejadian yang sama diulang sampai sepuluh kali dalam sehari? Apalagi kalau ternyata pengemis itu adalah orang muda? Bukankah seringkali kita menuding pengemis muda itu dengan kata M A L A S! dengan pengertian itu kita mulai enggan memberi seratus rupiah kepada mereka dan bahkan sama sekali tidak memberi.
Dengan penuh keyakinan kita menganggap bahwa apa yang kita lakukan adalah sangat bijaksana, amat bijaksana. Apalagi Alkitab katakan bahwa barang siapa tidak bekerja tidak boleh makan..

Saudara. Banyak kali kita sering lupa bahwa kasih dan belaskasihan adalah merupakan sifat dan karakter Kristen. Artinya bahwa kasih dan belaskasihan itu tidak tergantung kepada suasana hati, tidak tergantung pada perasaan tetapi sesuatu yang otomatis keluar dari diri kita dan dari hati yang paling dalam. Yaitu hati yang telah diubahkan oleh Allah melalui Roh Kudus. Hati yang yang selalu pekah akan suara Roh Kudus. Hati yg selalu pekah terhadap lngkungan dimana dia berada. Bukan hati yg telah diracuni oleh kedagingan manusia. Hati yg telah terkontaminasi oleh Ilah-Ilah Zaman.

Hati yang berbelas kasihan adalah karakter dari org Kristen, jadi seharusnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak memiliki hati yang berbelas kasihan. Sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bermurah hati bagi orang lain.

III. ALLAH TELAH LEBIH DAHULU MENGASIHI KITA/Bermurah hati bagi kita.

Sumber kemurahan hati manusia hanya satu yaitu kemurahan hati Allah yang mengalir dari Yesus Kristus. Kita mula-mula adalah manusia yg perlu dikasihani oleh karena dosa-dosa kita. Tetapi oleh kemurahan hati Allah Ia mengutus Anaknya Yesus Kristus untuk menebus dan membebaskan kita dari jurang kebinasaan. Untuk mengubah karakter hidup kita. Untuk memperbaharui hati kita agar semakin hari semakin menyerupai hati Kristus yang penuh belas kasihan.
Allah merupakan contoh utama bagaimana Dia merasakan dan bertindak secara murah hati. Kemurahan hati adalah sifat-Nya sendiri sebagaimana dikatakan, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” (Lukas 6:36) Dia memahami penderitaan manusia yang diakibatkan oleh dosa. Dia melihat dengan penuh belas kasihan kepada manusia yang penuh dosa karena mereka tidak punya harapan dan akan binasa.
Belas kasihan-Nya itu diwujudkan dalam tindakan yaitu mengirim Yesus Kristus. Yesus menjadi manusia supaya Dia juga bisa merasakan sepenuhnya apa yang dirasakan oleh manusia. Dia mengalami semua penderitaan yang dialami oleh manusia tetapi tidak berdosa di dalam penderitaan itu. Dia mati di kayu salib supaya manusia bisa mendapatkan pengampunan dosa. Allah telah memberikan belas kasihan kepada manusia secara umum melalui matahari, udara, dan alam semesta yang bisa dinikmati siapapun. Tetapi Dia memberikan belas kasihan secara khusus yaitu pengampunan dosa lewat pengorbanan Tuhan Yesus.
Kemurahan hati seperti inilah yang dituntut dari kita yang percaya kepada Tuhan Yesus. Perasaan belas kasihan yang diikuti tindakan yang memberi dengan penuh pengorbanan. Tanpa melihat siapa yang kita tolong,
Allah telah lebih dahulu mengasihi kita. Oleh sebab itu kita dituntut untuk dapat membagikan kasih Allah itu kepada orang lain.

Kita dahulu adalah org patut dikasihani karena kita adalah berdosa dan diambang kebinasaan tetapi Allah melalui Yesus kristus dengan kasih yg kekal mau membebaskan kita dari belenggu kebinasaan oleh sebab itu kita wajib membagikan kasih pada orang lain.

Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk membantu orang lain. Hanya menjadi pertanyaan bagi kita ; apakah kita mau untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain atau tidak? Apakah kita mau hidup kita dipakai oleh Tuhan atau tidak?

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk orang lain:
Pertama: memberikan sebagian dari berkat Tuhan bagi kita untuk orang lain.
Allah telah memberkati kehidupan kita dengan melimpah, dengan berkat-berkat yang luar biasa, baiklah kita membagikan sebagian dari berkat Tuhan itu kepada orang yang membutuhkan. Didalam hal memberi jangan menunggu sampai kita berkelebihan, berkecukupan baru kita memberi.
Saudara, Orang kaya adalah orang yang memberi dalam kemiskinan dan orang miskin adalah orang yang memberi dalam kekayaannya.
Saudara. Jangan menunggu sampai hidup kita berkelimpahan dan berkecukupan baru kita memberi itu sama saja dengan kita tidak akan pernah memberi , karena tidak ada orang yang pernah merasa cukup dan berkelimpahan, selalu kurang dan kurang. Tetapi baiklah kita memberi didalam segala keterbatasan dan kekurangan kita.

Yang kedua yg harus kita lakukan sebagai wujud kasih dan belas kasihan Allah pada kita adalah memberitakan Injil bagi org disekitar kita.
Allah lebih dahulu bermurah hati menyelamatkan kita maka kita perlu membagikan anugerah keselamatan itu bagi org lain. Masih begitu banyak orang di sekitar kita, yang belum merasakan

Ketiga kita bisa mendoakan org yg mengalami kesulitan dan masalah dalam hidupnya.

Marilah kita menjadi orang pekah terhadap lingkungan dimana kita berada. Marilah kita menjadi orang yang sungguh-sunguh memiliki hati seperti hati Kristus yang penuh kemurahan. Tuhan memberkati. Amin

Tidak ada komentar: