Kamis, 07 Oktober 2010

Berbahagialah Orang Yang Suci Hatinya

Khotbah Dewasa Madya
BERBAHAGIALAH ORANG YANG SUCI HATINYA
Matius 5:8
Seorang Pendeta pernah bercerita tentang kisah pemilihan majelis di gerejanya. Setelah melalui proses pemilihan yang cukup seru maka terpilihlah 10 orang untuk menjadi majelis dalam periode yang baru. Lalu tibalah mereka pada acara pemilihan ketua majelis. Hampir semua majelis yang baru terpilih mendesak seorang bapak, katakanlah bapak A, untuk menjadi ketua majelis. Tetapi berulang kali bapak A berkata: “Jangan saya tidak bisa, saya tidak pantas, sungguh jangan saya tidak mau!” Akhirnya, pemilihan ketua majelis diadakan dengan cara setiap orang menulis di selembar kertas kecil sebuah nama yang difavoritkan untuk menjadi ketua.
Setelah 10 orang majelis itu selesai menulis dan kertas dikumpulkan, kemudian nama-nama di kertas itu dibacakan dan hasilnya ditulis dipapan tulis. Ternyata dugaan semua orang tidak meleset, dari kertas pertama sampai kertas kesembilan nama yang tertulis adalah nama bapak A. Semua orang tertawa dan menyalaminya. Bapak A menjadi rikuh dan berkali-kali berkata: “Jangan, jangan saya orang lain saja. Saya tidak mau!” Ketika orang sedang sibuk menyalaminya, sang pendeta berkata: “Coba bukalah kertas yang terakhir?” Semua orang tenang kembali, kemudian kertas kecil itu dibuka dan nama yang terakhir itu adalah juga nama bapak A. Itu berarti bahwa bapak A telah memilih dirinya sendiri. (Ilustrasi ini di kutip dari kht. Beny Solihin)
Sdr-sdr, semua orang menjadi bingung dan bertanya-tanya tentang diri bapak A, “mengapa yang dikatakan oleh bapak A berbeda degan yang tersimpan di dalam hatinya?” Saudara, apa yang terjadi pada bapa ini sama seperti lagu; lain di bibir lain dihati, dia mengatakan tidak suka, tetapi dihatinya sangat suka…saudara…memang orang Indonesia seperti begitu…tidak mau jujur….sering kali sulit di tebak apa maunya.
Apa yang dimaksud dengan orang yang suci hatinya? Orang seperti apa yang disebut Yesus adalah orang yang suci hatinya.
Definisi “Orang yang Suci Hatinya”
Kata suci hatinya didalam Alkitab terjemahan bahasa Inggris tidak ditulis dengan “holy in heart” (suci hatinya) tetapi “pure in heart” (murni hatinya). Kata Yunani yang dipakai untuk kata suci di sini adalah katharos yang berarti bersih. Istilah ini kadang kala dipakai untuk menunjuk susu atau anggur yang tidak dicampur dengan air sedikit pun, atau logam yang dipanaskan sedemikian rupa sampai semua kotoran yang melekat padanya sirna.
Jadi, orang yang suci hatinya adalah:
• orang yang tidak pandai bersandiwara, transparan di hadapan Allah dan manusia; orang yang penampakkan luarnya sama dengan apa yang ada di dalam hatinya.
orang yang hatinya murni, bersih, tidak tercemar, tidak terisi dengan kelicikan; orang yang bebas dari motif yang tidak benar.
Dari definisi ini kita melihat setidaknya ada 3 pengertian:
1. Orang yang "Out side dan in side" sama
Sdr-sdr, perkataan Tuhan Yesus dalam ucapan bahagia yang berbunyi, “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” mempunyai latar belakang di mana Tuhan Yesus melihat kehidupan para rohaniwan saat itu, yakni orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yang berusaha memberikan citra diri mereka yang begitu rohani di mata publik, lebih dari keadaan mereka yang sebenarnya.
Sdr-sdr, Kalau kita memandang sekilas orang-orang Farisi maka kita akan berkesimpulan bahwa orang Farisi dan ahli-ahli Tuarat adalah orang yang berkenan kepada Allah. Atau bisa dikatakan bahwa mereka adalah penghuni no 1 di surge, kalau di surge pakai kelas-kelas maka mereka akan menempati kelas VIP. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat adalah orang yang sangat ketat melakukan ibadah dan hukum-hukum agama. Mereka berpuasa, berdoa dan membayar perpuluhan mereka dengan setia. Mereka bergaul dengan hukum-hukum Tuhan, menyelidikinya dengan teliti, menjalankannya dan menjadikannya sebagai pedoman hidup mereka yang tertinggi. Tiada hari yang mereka jalani tanpa Taurat Tuhan.
Saudara, Kelihatan secara fisik atau dari luar bahwa mereka adalah orang-orang yang luar biasa rohani, orang yang begitu saleh bahkan dapat dikatakan tidak bercacat.
Bahkan mereka mengidentifikasikan diri mereka sebagai penjaga hukum Allah. Mata mereka bisa bersinar dengan tajam ketika melihat seseorang melanggar hukum Allah. Mereka adalah polisi-polisi Allah yang menjaga agar orang-orang Yahudi tetap taat pada hukum-hukum Allah. Tak heran, mereka menjadi tumpuan dan panutan masyarakat. Citra mereka sangat baik.
Tetapi pertanyaannya, apakah yang dilihat dari luar diri mereka sama dengan yang didalam hati mereka? Belum tentu….
Orang yang suci hatinya, adalah orang yang dalam dan luarnya sama, apa yang dilihat orang lain dari luar dirinya sama dengan apa yang didalam hatinya…seorang psikolog, mengatakan bahwa manusia pada dasarnya senangnya bertopeng. Manusia seringkali menyembunyikan dirinya, tidak suka menampakan sifat aslinya atau pribadinya.
Saudara Kita sering mengatakan pribadi, atau personal atau personality, kata ini sebenarnya berasal dari kata latin persona yang berarti topeng atau bertopeng.
Jadi kita melihat bahwa manusia senangnya bertopeng, dan seringkali tidak memperlihatkan sifat aslinya kepada orang lain, bahkan masih ada suami istri yang masih suka bertopeng kepada pasangannya. Dibalik pesona sesuatu yang tanpak indah dari seseorang ada persona. Jangan sampai tertipu oleh pesona seseorang karena dibalik pesona ada persona.
Saudara, sadar atau tidak sadar manusia sering memakai topeng yang berlapis-lapis sehingga yang muncul bagi kita adalah pesona. (Ada satu lagu yg berjudul ‘buka dulu topengmu” dia meminta orang lain untuk buka topengnya tetapi dia gak pernah buka topengnya, akhirnya polisi yg buka topengnya, hari ini dia dipenjara)
Pemuda/I selalu menampilkan pesonanya untuk menggaet lawan jenisnya, namun dibalik pesonanya ada persona.Oleh sebab itu tidak heran ketika mereka menikah satu tahun dua tahun… mulai ada perselisihan, mengapa kamu berbeda tidak seperti dulu lagi, dulunya begitu sayang, sekarang tidak lagi, dulu begitu perhatian koq sekarang egoisnya minta ampun…..dulunya begitu romatis sekarang, … amit-amit…dulunya penyabar sekarang pemarah…waktu pacaran bentuk aslinya belum muncul setelah menikah baru pada bermunculan..mulai muncul tanduk dimana-mana..
Orang yang suci hatinya adalah orang yang ada didalam hatinya sama dengan yang keluar, sesuatu yang tampak diluar sama dengan didalam. Saudara,Kehidupan para ahli taurat dan orang Farisi, mereka kelihatan dari luar begitu mempesona dan begitu mengecoh orang-orang pada waktu itu. Orang bisa melihat dari pakaian mereka bahwa mereka adalah orang yang rohani dan baik, orang bisa melihat mereka dari cara berdoa, cara berjalan, cara berbicara dlsb.
Namun demikian, mereka tidak dapat mengecoh mata ilahi Yesus. Dan ketika Yesus melihat hati mereka Yesus mengecam mereka. Yesus mengatakan bahwa mereka seperti kubur, kelihatan bagian luar begitu indah, namun didalamnya adalah tulang belulang. Matius pasal 23:25-26, Yesus berkata:
“Celakalah kamu, hai ahli-hali Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.”
“Manusia melihat apa yang di depan mata, namun Tuhan melihat hati” (1 Sam16 :7). Kesucian dan kemurnian hati seseorang tidak dapat dipantau oleh mata manusia ataupun alat-alat kedokteran yang secanggih apapun, hanya Tuhan saja yang dapat memantau kita. Kepada manusia kita dapat mengelabui, namun jangan sekali-kali kepada Tuhan.
Saudara, kehidupan kita begitu transparan dihadapan Allah, tidak ada yang tersembunyi dihadapan Allah. Mata Allah sanggup melihat kehidupan kita sampai kepada kedalaman hati kita.

Saudara-saudara; kita mungkin bisa memanipulasi orang lain dengan hal-hal yang Nampak diluar. Kita bisa memperlihatkan kepada suami, istri, rekan kerja bahwa kita baik, dari luar, kita kudus dan suci. Namun saudara, kita tidak bisa membohongi Allah. Manusia bisa melihat kita dari hal-hal yang diluar, namun Allah melihat kita sampai kedalam hati kita yang paling dalam. Alkitab mengatakan bahwa tidak sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah.

Dalam hal kekudusan/ kesucian, maka tidak dapat di nilai atau diukur dari sesuatu yang bersifat fisik, dari sesuatu yang kelihatan, tetapi sesuatu yang menyangkut hati seseorang atau memakai istilah Paulus sesuatu yang bersifat batinia. Sesuatu yang berada didalam hati kita…
Orang yang suci hatinya adalah orang yang diluar dan didalam sama…orang yang out side dan inside sama.
II. Orang yang suci hatinya adalah orang yang menjaga kemurnian hati dihadapan Tuhan
Bagi Yesus kesucian, kebersihan dan kemurnian pertama dan terutama bukanlah soal fisik, tetapi soal hati. Bila kita baca dididalam kitab Injil Yesus menggeser banyak sekali persoalan keagamaan dari bungkus ke isi, dari fisik ke psikis, dari seremoni ke motivasi. Doa, puasa, persembahan, dan pujian kepada Allah sangat penting. Namun hal-hal yang melatarbelakangi atau memotivasi doa, puasa, persembahan dan pujian itu lebih penting lagi.
Kalau kita memperhatikan bahwa Yesus berusaha menampilkan sesuatu yang berbeda dengan para pemimpin agama Yahudi pada waktu itu. Jika pemimpin-pemimpin agama Yahudi pada waktu itu sangat memutlakkan penampilan lahiriah seseorang maka Yesus justru mempersoalkan keberadaan batiniahnya. Bagi Yesus keberadaan manusia ditentukan bukan hanya apa yang tampak di luar tetapi apa yang sesungguhnya ada di dalamnya.
Oleh sebab itu sebagai orang percaya kita harus benar-benar menjaga akan kemurnian hati kita. Pertanyaan bagi kita hari ini; bagaimana kita bisa menjaga kemurnian hati kita? Saya yakin semua orang ingin memiliki standar yang “suci hati”, namun kita tidak sanggup karena kehidupan manusia sejak awalnya telah dicemari oleh dosa, sehingga sangat sulit mencapai standar ini. Itu sebabnya satu-satunya cara yang ditempuh adalah meminta pertolongan Tuhan Yesus.
Pertanyaan bagi kita hari ini adalah? Apakah ada diantara kita yang sanggup hidup tanpa dosa, dapat hidup suci didalam dunia yang berdosa ini? Bukankah semua orang telah tercemar oleh dosa. Mana mungkin kita bisa hidup suci atau kudus ditengah-tengah dunia ini?
Yang dimaksud Orang yang suci hatinya disini bukanlah orang tidak pernah jatuh didalam dosa, atau tidak akan pernah berbuat dosa tetapi yang dimaksud orang yang suci disini adalah orang yang sungguh-sungguh memperjuangkan untuk memiliki hidup yang bersih, yaitu memelihara diri dari kehidupan yang tak bercela.
Bukan sekedar memperjuangkan hidup bersih tetapi juga berusaha menghindari sesuatu yang bisa mencemarkan akan kehidupannya, mencemarkan hatinya. Ada orang yang suka main-main terhadap dosa, sudah tahu bahwa dia lemah didalam keuangan tetapi selalu ingin menjadi bendahara, akhirnya selalu memakai uang perusahan atau organisasi, akhirnya korupsi. Ada orang yang memiliki kelemahan dimata, tetapi senang melihat sesuatu yang indah-indah…akhirnya tergoda, terbuai dengan keindahan. Ada orang yang lemah terhadap lawan jenis tetapi senangnya berteman dengan lawan jenis yang bukan suami atau istrinya.. senang curhat dengan lawan jenis…akhirnya bukan sekedar mencurahkan isi hati tetapi memberikan hatinya dan hidupnya..
Setiap kita punya kelemahan masing-masing oleh sebab itu kita perlu belajar untuk memahami kelemahan kita, supaya kita dapat menghindari kejatuhan kita didalam dosa.
Berbicara tentang kemurnian hati juga menyangkut pikiran. Ketika pikiran kita jahat, otomatis mempengaruhi hati kita berbuat jahat pula. Pikiran kita sering kali dikotori dengan hal-hal yang negatif. Terkadang didalam kemanusiaan kita yang berdosa, maka pikiran kita seringkali tidak singkron dengan hati kita. Terkadang kita berusaha memikirkan hal-hal yang baik, tetapi hati kita mengarahkan kita kepada pikiran yang jahat, seringkali menghadapi hal ini kita tidak berdaya.
Rasul Paulus, saat dia percaya Tuhan, dia menghendaki untuk hidup dalam kebenaran, hidup dalam kekudusan, tetapi terkadang dia tidak mampu untuk bertahan hidup kudus, karena ada satu pertentangan didalam dirinya, disisi lain dia ingin melakukan yang baik tetapi yang ada ada hal-hal yang tidak benar.

Dalam Roma 7:15 dan 19 “ Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.” Ayat 19; Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat’

Kalau pikiran kita baik, otomatis yang kita kerjakan juga baik. Yesus mengatakan justru hanya dengan pikiran kita saja kita telah berbuat dosa. Jadi apabila hendak mempertahankan hidup suci, maka kita harus membereskan pikiran kita terlebih dahulu.

Rasul Paulus, mengingatkan jemaat Filipi pasal 3 dan 4 agar mereka senantiasa memikirkan perkara-perkara diatas, memikirkan perkara-perkara rohani . Rasul Paulus mengingatkan jemaat Filipi bahwa mereka harus mengikuti teladannya, jangan mengikuti para seteru salib, dimana mereka hanya memikirkan hal-hal duniawi, kenajisan, kedagingan dlsb. Khususnya dalam pasal 4:8 dia meminta jemaat Filipi memikirkan hal yang positif. Dia mengatakan bahwa setiap orang percaya harus memikirkan tentang kebenaran, kemuliaan, keadilan, suci, sesuatu yang sedap didengar, kebajikan dan patut di puji..itulah yang dipikiran orang percaya bukan hal-hal yang lain.

Saudara, dalam keberdosaan kita, seringkali kalau kita mau jujur terhadap diri kita sendiri. Mana yang lebih banyak kita pikirkan apakah hal-hal bersifat negative atau positif. Bukankah kita lebih banyak memikirkan hal-hal negative terhadap diri kita maupun terhadap orang lain dari pada hal-hal yang positif. Orang yang suci hatinya, maka dia selalu memikirkan hal-hal yang positif.
Memang tidak mudah untuk hidup murni, tidak bercela didalam dunia ini karena kita mudah terpengaruh dengan keadaan disekeliling kita, tapi inilah yang Tuhan inginkan untuk kita lakukan dengan menjaga diri kita supaya kita tidak tercemarkan oleh dunia, kalau kita hidup dalam kecemaran, sia-sialah pengorbanan Yesus di kayu salib bagi kita.
Sering kali apa yang mencemarkan kehidupan kita, berasal dari hal-hal kecil; misalnya tidak dapat mengekang lidah, tidak dapat mengekang kemarahan dan emosi kita, seringkali tidak mampu menguasai diri. Saudara sangat perlu bagi kita untuk memagari kehidupan kita dari kecemaran yang ada disekeliling kita.
Bagaimana kita memagari hidup kita dari kecemaran, tidak ada cara lain, kita harus menjaga dengan firman Tuhan. Kita meminta Roh Kudus menjaga hati kita agar tidak tercemar oleh dosa.
III. Suci hatinya; Orang yang hatinya tertuju kepada Allah
Suci hati, sebagaimana yang Kristus maksudkan, bukan saja berarti hati yang bersih, yang tak pernah kehilangan kemurniannya yang tidak tercemar. Bukan hanya itu, sebab hati yang tak murni pun, bila si empunya hati menyesal, dapat dimurnikan oleh Kristus. Bukan pula artinya sebatas pada: Bebas dari dosa, tetapi lebih-lebih lagi yang dimaksud adalah orang yang hatinya terarah dan tertuju kepada kehendak/ keinginan. Rasul Paulus mengingatkan kita untuk mencari apa yang ada di atas, bukan yang ada di bawah.
Orang yang suci hatinya adalah orang yang mengarahkan hatinya, hidupnya hanya kepada kehendak Allah, dan kepada keinginan Allah.
Orang yang “Suci Hati”nya tentu memiliki kehendak yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita sering mendengar orang-orang yang selalu ingin menyesuaikan kehendaknya dengan kehendak Tuhan, itu tidak salah. Namun yang terjadi adalah, kadang ada orang yang memaksa kehendak Tuhan itu agar sama dengan kehendaknya. Ini yang menjadi masalah. Rasul Paulus secara manusia ia mengehendaki agar penyakit yang di deritanya segera sembuh, namun Tuhan tidak pernah menyembuhkan penyakitnya (2 Kor 12 : 7) .

Tuhan Yesus secara manusia ingin agar cawan penderitaan itu berlalu dari kehidupan-Nya, karena Ia tahu itu sangat menyakitkan. Namun Tuhan Yesus ternyata harus menjalani penderitaan tersebut. Makanya di dalam doa Tuhan Yesus di taman Getsemani Ia berkata “ Biarlah Kehendak-MU yang jadi bukan kehendak-Ku”

Sebagai anak-anak Tuhan kita mesti demikian bukan? Doa yang diajarkan Tuhan Yesus juga menyebutkan bahwa “Jadilah Kehendak-Mu” , mengapa kita mesti memperjuangkan jadilah kehendakku? Orang yang suci hatinya selalu mengutamakan kehendak Tuhan, ketimbang kehendak diri sendiri.

Kalau setiap belajar untuk berjalan sesuai kehendak Tuhan, maka tidak ada lagi dosa, tidak ada lagi sungut-sungut, tidak ada lagi kedengkian, tidak iri hati, tidak ada lagi perasaan-perasaan kuatir dan ketakutan.

Mengapa ada dosa dan kecemaran, karena manusia berjalan tidak sesuai dengan jalur dan kehendak Tuhan…mengapa ada kedengkian, iri hati, ketakutan, kekuatiran karena manusia tidak berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Mengapa manusia pertama jatuh didalam dosa? Mereka jatuh didalam dosa bukan karena memakan buah pengetahuan baik dan jahat tetapi mereka mengikuti kehendak hati mereka, tidak berjalan dijalan Tuhan, berjalan menurut pemandangan mereka baik.

Saudara hari ini, kita memasuki satu era yang disebut dengan era post modern, dimana manusia lebih mendewa-dewakan ratsio. Manusia mendewa-dewakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia mendewa-dewakan dirinya sendiri. Apa ciri-cirinya? ciri-cirinya adalah manusia lebih percaya apa yang disampaikan oleh para ilmuwan dari pada apa yang disampaikan oleh Firman Tuhan. Manusia lebih berpusat kepada dirinya sendiri, standar kebenaran itu bukan kepada Tuhan tetapi kepada ilmu pengetahuan, standar kebenaran bukan kepada Firman Tuhan tetapi kepada logika.

Apa dan siapa yang menjadi pusat kehidupan saudara hari ini? Apakah kehidupan saudara berpusat kepada Tuhan? Apakah kehidupan saudara berpusat kepada hal-hal yang bersifat rohani ataukah hal-hal yang lain menjadi pusat hidup kita?

Bukankah seringkali arah hidup kita seringkali selalu berubah satu saat kita berpusat kepada Allah tetapi kepada kesempatan yang lain kepada diri kita sendiri, pada kehendak kita, kepada kedagingan kita?

Orang yang suci hatinya, orang yang hidupnya terarah kepada Tuhan, terarah kepada apa yang menjadi kehendak dan rencana Tuhan. Hidupnya terarah kepada kehendak dan keinginan Allah


Saudara, apa hasil dari orang yang suci hatinya? Tuhan Yesus katakan dia berbahagia karena dia akan melihat Allah. Kapan orang suci hatinya akan melihat Allah? Apakah setelah dia mati atau hari ini?

Orang yang suci hatinya ia akan melihat didalam kehidupannya baik didalam dunia ini maupun setelah dia meninggal. Orang yang suci hatinya Ia akan melihat Allah di dalam kehidupannya, keluarganya, pelayanannya, dan dalam orang-orang yang dilayaninya. Di mana pun ia ada ia akan selalu melihat Allah, karena ia memiliki hati yang sama dengan hati Allah: yang lurus, tulus dan murni.

Orang yang suci hatinya, adalah orang yang akan selalu melihat dan mengalami Allah dalam segala aspek kehidupannya. Ia akan selalu melihat Allah bekerja didalam hidupnya, ia akan selalu melihat dan mengalami pimpinan Tuhan, ia akan selalu melihat akan berkat-berkat Tuhan didalam kehidupannya.

Saudara-saudara, bagaimana kita mengetahui bahwa kita memiliki kesucian dan kemurnian hati? Untuk mengetahui maka kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri…apakah kita melihat Allah didalam hidup kita? Apakah ketika melihat kehidupan kita adakah Kristus didalam diri kita? Atau kita sama sekali tidak melihat akan Allah didalam hidup kita.

Orang yang suci hatinya, adalah orang yang memiliki kepekaan rohani, sehingga dia dimampukan untuk melihat Allah didalam hidupnya. Kebahagiaan bagi kita yang percaya yang selalu menjaga hati kita adalah ketika kita dapat selalu melihat Allah didalam segala aspek kehidupan kita.

Oleh sebab itu jikalau kita tidak dapat melihat Allah didalam hidup kita, maka kita perlu memikirkan hidup kita, apakah kita sudah sungguh-sungguh hidup didalam Tuhan atau belum? Kalau kita tidak dapat melihat Allah didalam hidup kita maka perlu meminta Tuhan untuk menolong kita agar kita dapat memiliki kepekaan akan kehadiran Allah didalam hidup kita.

Saudara, orang yang berbahagia adalah orang yang suci/murni hatinya, karena dengan kemurnian hatinya ia dapat melihat Allah hidup didalam dirinya, ia dapat memandang Allah baik saat dia berada didalam dunia ini, maupun ketika Tuhan memanggil dirinya.

Kiranya Tuhan memberkati kita. A

Tidak ada komentar: