Jumat, 24 Oktober 2008

RETREAT DEWASA MADYA

RETREAT DEWASA MADYA
PALAPA BEACH –SINGKAWANG

Tgl 30 September -1 Oktober 2008 Dewasa Madya mengadakan retreat dengan lokasinya di Pantai pasir panjang, (Palapa Beach Hotel). Untuk tahun ini, panitia menentukan satu thema yang sangat menarik “ Warisan Abadi” .

Pembicara adalah Pdt. Dr. Stevri Indra Lumintang, beliau adalah ketua program dan dosen pasca Sarjana STT I 3 sekaligus rektor ITHASIA Pacet Mojokerto. Selain sebagai dosen beliau juga banyak menuliskan buku-buku yang sangat berbobot dan banyak menjadi berkat bagi orang-orang percaya secara khusus mahasiswa-mahasiswi theologia. Salah satu buku yang sangat terkenal dan menjadi “best seller” adalah Theologia Abu-abu” dan buku-buku yang lain misalnya “Theologia dan Missiologia Reformed” yang membahas tentang misi dalam pandangan reformed yang isinya menjelaskan dan mengkritisi pandangan misi saaat ini yang telah menyimpang dari arti misi sebenarnya sesuai dengan firman Tuhan. Satu buku juga yang tidak kalah menarik judulnya adalah “Missiologi Kontemporer”

Pada waktu promosi retreat ada jemaat yang bertanya mengapa thema retreat dewasa Madya memakai thema “warisan “ bukankah warisan berkaitan erat dengan sesuatu yang bersifat duniawi. Dan juga berhubungan dengan orang mati, yang memberikan sesuatu kepada orang hidup….ssst jangan dulu cepat mengambil kesimpulan.
Apa yang ditanya oleh anggota jemaat langsung di-counter- …maksudnya dijawab dan dijelaskan oleh panitia.

Setelah dijelaskan panjang lebar baru jemaat tersebut mengerti, sebenarnya yang dimaksud dengan warisan abadi di sini adalah warisan rohani. Warisan rohani adalah warisan yang tidak akan habis ditelan waktu. Warisan rohani adalah sesuatu yang harus diwariskan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Setiap orang tua yang percaya Tuhan bisa saja tidak dapat mewariskan harta benda kepada anak-anaknya, tetapi warisan rohani haruslah menjadi prioritas dalam hidup orang tua Kristen.

Pada sesi I, Pdt. Stevri membahas tentang pentingnya pendidikan rohani terhadap anak-anak. Beliau menjelaskan sesuatu yang sangat penting yaitu orang tua yang takut akan Tuhan akan menghasilkan satu generasi yang diberkati oleh Tuhan. Tetapi orang tua yang tidak takut akan Tuhan, menghasilkan generasi yang dikutuk oleh Tuhan. Beliau memaparkan contoh-contoh baik dalam Alkitab ( Kej. 10:1-32 ) maupun di dunia.

Pada sesi kedua, beliau menjelaskan tentang manajemen konflik. Beliau menjelaskan tentang pentingnya memanajement konflik. Ia menjelaskan sumber konflik bisa terjadi karena kurangnya kerendahan hati, komunikasi, antara pasangan satu dengan yang lain. Selain hal tersebut factor luar bisa menjadi pemicu konflik misalnya hubungan antara menantu dan mertua. Pemaparan begitu baik dan sangat mengena dengan kebutuhan dewasa madya, apalagi dia menjelaskan dengan santai mengambil contoh-contoh dari pengalaman keluarganya. Didalam sesi tanya jawab dan diskusi, respon peserta cukup baik, ada banyak pertanyaan dari peserta secara. Hal yang hangat dibicarakan dan didiskusikan adalah tentang sikap menantu terhadap mertua, selian hal itu ada yang tidak kalah serunya adalah bagaimana seorang suami menempatkan istri ditempat yang sebenarnya dan selayaknya sesuai dengan firman Tuhan. Para wanita pada setuju tetapi ada beberapa suami yang agak keberatan…tetapi setelah dijelaskan akhirnya semua bisa menerima dengan baik.

Pada pagi hari, renungan saat teduh disampaikan dengan suasana kekeluargaan yang sangat indah. Firman Tuhan disampaikan oleh Ev. Beni S. Regoh , yang mengingatkan kembali tentang warisan abadi. Dalam perenungannya Ev. Beni menjelaskan tentang fakta-fakta kegagalan orang tua didalam memperhatikan anak yang sangat mempengaruhi kehidupan dan masa depan anak tersebut. Salah satu contoh kongkrit yang disampaikannya adalah keluarga Jhon Lennon. Ketika Jhon Lenon mantan anggota The Beatle meninggal ia mewariskan harta yang begitu besar bagi keluarganya, dan juga lagu “imagine “ lagu cinta dan perdamian yang menjadi heritage bagi dunia.

Namun majalah Time berhasil mewancarai Julian, putra John Lennon yang berkata jujur tentang seperti apa ayahnya itu, “Satu-satunya yang diajarkan dan diwariskan ayah kepada saya adalah bagaimana caranya tidak menjadi seorang ayah. Dari sudut pandang saya, ia adalah orang yang munafik. Ayah boleh saja menggaungkan perdamaian dan cinta ke seluruh dunia, tetapi ia tidak pernah menunjukkannya kepada orang-orang yang seharusnya paling berarti baginya, isteri dan putranya. Bagaimana Anda bisa berbicara tentang perdamaian dan cinta namun memiliki keluarga yang tercerai berai, tidak ada komunikasi, perzinahan, dan perceraian?

Itulah salah satu contoh kegagalan orang tua yang hanya mewariskan hal-hal jasmani dan tidak mewariskan hal-hal rohani. Dari renungan ini semua peserta diingatkan akan warisan rohani kepada anak-anak merupakan prioritas utama.

Selanjutnya dalam ibadah penutup, Ev. Beni Regoh kembali mengajak jemaat untuk memikirkan dan merenungkan pentingnya menjadi orang tua yang berkomitmen untuk mendidik dan mengajarkan anak-anak didalam Tuhan. Firman Tuhan diambil dari kitab Mazmur 127:3-5. Melalui firman Tuhan ini Ev. Beni mengingatkan kembali akan tugas dan tanggungjawab orang tua; bahwa anak-anak adalah milik pusaka Allah yang dititipkan kepada setiap orang tua untuk di didik didalam kasih dan anugerah Tuhan. Selanjutnya dijelaskan bahwa baik buruknya karakter anak kita tergantung pada bagaimana didikan orang tua.

Selain Firman Tuhan, didalam retreat banyak acara-acara lain misalnya; renang bersama, sepak bola, makan rujak dan full felowshipnya.

Didalam retreat ini setelah di evaluasi oleh panitia, memang masih banyak ditemukan kekurangan disana sini, tetapi bukan berarti gagal total. Mungkin kekurangan tidak lebih dari 5 % tetapi berkat yang didapat sangat luar biasa…..sampai jumpa pada retreat tahun 2009. Salam dari panitia.

Tidak ada komentar: