Jumat, 11 Februari 2011

Doa Dan Kedaulatan Allah

Khotbah Dewasa Madya
(Matius 26:39; Matius 7:7-11)
DOA DAN KEDAULATAN ALLAH

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, suatu saat ada seorang pemuda yang menyukai seorang wanita.., karena dia seorang Kristen yang baik, maka sebelum dia mengungkapkan cintanya, ia dating kepada Tuhan didalam doa; bunyi doanya seperti ini:

Ya Tuhan, kalau dia memang jodohku, dekatkanlah...
Tapi kalau bukan jodohku, jodohkanlah....
Jika dia tidak berjodoh denganku, maka jadikanlah kami berjodoh...
Kalau dia bukan jodohku, jangan sampai dia dapat jodoh yang lain, selain aku...
Kalau dia tidak bisa di jodohkan denganku, jangan sampai dia dapat jodoh yang lain, biarkan dia tidak berjodoh sama seperti diriku...
Dan saat dia telah tidak memiliki jodoh, jodohkanlah kami kembali...
Kalau dia jodoh orang lain, putuskanlah! Jodohkanlah denganku....
Jika dia tetap menjadi jodoh orang lain, biar orang itu ketemu jodoh dengan yang lain dan kemudian jodohkan kembali dia dengan ku ...

Ketika mendengar doa orang ini, bagaimana penilaian kita terhadap doa orang ini? Kita akan mengatakan ini doa orang yang egois, ini doa yang memaksa kehendaknya sendiri kepada Tuhan. Itu benar… Doa orang ini adalah sebenarnya adalah satu gambaran tentang doa-doa yang dipanjatkan manusia pada hari ini. Doa-doa kita hari ini lebih cenderung untuk memuaskan keinginan kita manusia, bahkan didalam doa kita, cenderung memiliki sikap “memaksakan kehendak kita kepada Tuhan”. Kita menginginkan bahwa segala keinginan kita dikabulkan oleh Tuhan.

Ketika kita berdoa, kita terkadang hanya melihat satu sisi yaitu agar keinginan-keinginan kita secara emosi dan jasmani terpenuhi, semua kebutuhan kita dikabulkan oleh Tuhan . Kita jarang melihat doa kita dari sisi kedaulatan Allah, kita jarang berdoa dengan melihat dari sisi rencana kekal Allah dalam hidup kita. Kita jarang melihat bahwa ketika kita berdoa, kita berdoa kepada Allah yang merencanakan detil demi detil kehidupan kita sejak kekalan. Kita harus menyadari bahwa ketika kita berdoa, kita berdoa kepada Allah yang tidak mungkin berubah.

Hari ini, begitu banyak pengajaran yang mengajarkan tentang doa, yakni di dalam doa ada syarat2 yang harus kita penuhi, bahkan ada yang mengatakan ada-ada doa tertentu yang cepat di kabulkan dan ada doa-doa yang lama baru dikabulkan, kalau demikian doa-doa yang kita panjatkan tidak lebih seperti seorang dukun atau loya berdoa atau baca mantra. Ada yang mengatakan kalau kita berdoa maka kita harus memegang janji-janji Tuhan, kalau Alkitab mengatakan bahwa Tuhan Yesus katakan mintalah maka kamu akan di beri, maka kita harus pegang janji Tuhan Karena Tuhan tidak mungkin bohong. Bahkan ada yang mengatakan engkau harus komplain janji Tuhan, kalau Tuhan sudah berjanji maka kita harus tagih janji Tuhan. Apakah benar doa seperti ini…..

Sdr. Ini adalah doa yang sangat egois, apa hak kita untuk complain kepada Allah…apa hak kita untuk menagi janji kepada Tuhan. Siapakah kita sehingga kita BERHAK MENGATUR Allah. Siapakah kita sehingga kita memaksakan kehendak kita kepada Allah.

Saudara beberapa waktu yang lalu anak saya yang kedua katakan Papa harus beli mobil remote..saya bilang gak ada uang ..dia ngotot Papa pernah janji …kalau janji harus ditepati..pikir saya yang jadi Bapa siapa..saya atau dia..kalau saya bapa koq anak yg ngatur saya…lalu saya katakan betul papa pernah berjanji…ia betul..dia bias jelaskan kapan dan dimana, saya berjanji kepadanya..saya katakana, sudah jadi anak baik belum…sudah taat belum..dia diam…ini merupakan gambaran mengenai sikap kita terhadap Allah.
Terkadang kita banyak menuntut “hak-hak” kita kepada Allah, sedangkan hak-hak Allah, kemuliaan Allah seringkali kita abaikan. Kita banyak menuntut Allah tetapi kewajiban kita seringkali kita abaikan.

Saya sering mendengar di salah satu radio, dimana sering pembawa acara berdoa kepada orang sakit, saya tidak tahu apakah dia seorang hamba Tuhan atau bukan. Dia selalu mengatakan dalam nama Yesus saat ini juga engkau sembuh, dalam nama Yesus segala penyakitmu saat ini hilang. Semua roh penyakit, roh stroke, sakit kepala, panuan, percaya dalam nama Yesus pasti sembuh. Saya bukan tidak percaya bahwa Tuhan mampu melakukan mujizat, dalam sekejap seseorang bisa sembuh dari sakitnya, tetapi kita harus ingat segala sesuatu yang terjadi didalam hidup kita, semua dalam control Allah dan semua dibawa rencana kekal Allah. Dan rencana kekal Allah tidak mungkin berubah oleh karena doa kita.

Termasuk didalam hal ini yaitu soal mujizat kesembuhan, jadi ketika kita mengatakan kepada seseorang bahwa penyakitnya saat itu sudah sembuh…bagaimana kalau Allah tidak mengizinkan seseorang itu sembuh. Karena Tuhan memiliki rencana bagi orang tersebut melalui penyakit yang diderita oleh orang tersebut, apakah Tuhan akan mengubah rencananya? Karena sudah ada yang berdoa supaya dia disembuhkan..karena ada seorang yang mengatakan bahwa dengan yakin bahwa sakitnya akan sembuh…

Saudara, kita mengingat ketika Tuhan Yesus mendengar bahwa Lazarus sakit, keluarga Lazarus adalah seorang dekat dengan Yesus…ketika ada orang yang memberitahu bahwa Lazarus sakit berat. Tuhan Yesus katakana bahwa sakit itu tidak akan membawa kepada kematian tetapi untuk kemuliaan Allah…dan Yesus tidak langsung pergi atau menyembuhkan lazarus..Yesus sengaja tinggal dua hari lagi..dan ketika dia pergi ke Betania Lazarus sudah mati.. Mengapa Tuhan Yesus tidak langsung menyembuhkan karena Tuhan Yesus punya rencana melalui kematian Lazarus.

Saudara, pembacaan kita tadi yaitu Matius pasal 7:7-11 adalah ayat yang cukup terkenal dalam Alkitab, sebab dalam perikop ini terdapat ayat yang membicarakan mengenai pengabulan doa (khususnya yang terdapat dalam Mat 7 : 7-8), ayat inilah yang telah dijadikan banyak orang Kristen bagai semacam kunci untuk membuka pintu gudang kekayaan Tuhan dimana orang dapat mengambil apa saja yang diinginkan-nya).

Itulah sebabnya ayat ini menjadi ayat favorit banyak orang. Satu hal yang harus diperhatikan bahwa banyak orang telah berbuat kesalahan besar yaitu melepaskan atau memisahkan ayat 7-8 dari konteksnya (ayat-ayat sesudahnya) Padahal ayat 7-8 tidak dapat dipisahkan dengan ayat 9-11. Perikop ini merupakan kesatuan pengajaran yang tidak dapat dipisahkan (Matius 7:7-11). Apabila kita mencoba memisahkan ayat 7-8 dari konteksnya (hubungan ayat sebelum dan sesudahnya), maka kita akan kehilangan pengertian yang benar dari ayat-ayat tersebut dan tidak mengerti hal doa itu. .

Ada 3 kebenaran rohani yang indah terdapat di dalam bagian FT , secara khusus mengenai doa :

a. Allah adalah pribadi yang pasti meresponi doa kita (ay.7-8).
Maksud meresponi di sini adalah menanggapi dengan serius terhadap setiap pergumulan kita yang kita bawa kepada Tuhan.. Perhatikan ! Tuhan tidak pernah tidak bereaksi terhadap permohonan anak-anak-Nya. Harus dimengerti meresponi di sini bukan berarti mengabulkan. Tidak semua doa itu dikabulkan Allah tetapi tidak ada doa yang tidak dijawab Allah.
Mintalah, maka akan diberikan. Tidak dikatakan dikabulkan. Terjemahan aslinya : dothesetai - it shall be given; bukan genesetai - dikabulkan. Apa yang diberikan belum tentu apa yang kita minta, tetapi pasti ada yang diberikan (yang diberikan tersebut adalah sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan kita dan kehendak-Nya). Kita harus dapat membedakan antara dikabulkan dan diberikan atau dijawab. Sering kali ayat 7-8 dijadikan sebagai jaminan atau patokan bahwa Tuhan pasti mengabulkan semua doa kita. Ini keliru.

Selanjutnya kata Carilah maka....: Seolah-olah ada sesuatu yang hilang atau belum ditemukan. Yang dicari di sini dan yang belum ditemukan di sini bukan permintaan kita, tetapi kehendak-Nya. Di dalam menyampaikan permohonan kita dipanggil untuk mencari kehendak-Nya terlebih dahulu (apakah permintaan kita tersebut sesuai dengan kehendakNya atau tidak). Allah tidak pernah meluluskan atau mengabulkan permintaan seseorang yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya.
Dalam Yohanes 15:7 - Tuhan Yesus berkata tinggal di dalam Dia dulu, mengerti kehendak-Nya; apakah yang kita minta sesuai dengan kehendak-Nya, Bila permintaan kita sesuai dengan kehendak-Nya maka permintaan kita akan dikabulkan Allah.
1 Yohanes 5:14 “ Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Dia mengabulkan (genesetai) doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.
Allah tidak akan mengabulkan doa kita bila permintaan kita bertentangan dengan rencana-Nya. Tinggal di dalam Dia, agar kita mengerti rencana-Nya. Samuel mendoakan Saul (I Sam 15), tetapi Tuhan tidak mau menjawab doanya sebab doanya sangat bertentangan dengan kehendak Allah dan tidak dapat ditolerir sama sekali. Demikian pula Yeremia dilarang oleh Tuhan untuk mendoakan bangsanya, sebab pada waktu itu Tuhan sudah menetapkan akan menghukum Yehuda melalui bangsa Babel.

Ketoklah pintu: Bila kita hendak meminta, harus melalui pintu. Bukan melalui jendela. Pintu itu adalah Tuhan Yesus. Ia sendiri berkata : Akulah pintu (Yoh 10:9). Tuhan menghendaki permintaan kita harus didasarkan dalam nama Tuhan Yesus (Yoh 14:13). Permintaan yang didengar dan dijawab Allah adalah permintaan dalam nama Tuhan Yesus, melalui Tuhan Yesus.

b. Allah tidak pernah memberikan sesuatu yang tidak menjadi kebutuhan kita (Matius 7:9-10)
Ini berarti Allah pasti memberikan apa yang kita minta asal permintaan itu sungguh-sungguh merupakan kebutuhan kita yang vital. Bicara mengenai roti dan ikan itu berbicara mengenai kehidupan pokok, kebutuhan vital. Mengapa Allah kadang tidak mengabulkan permintaan kita ? Sebab apa yang kita minta itu bukan kebutuhan vital kita. Biasanya permintaan yang bukan kebutuhan adalah hal-hal yang hanya untuk memuaskan hawa nafsu semata (Yak 4:3). Cobalah koreksi apa-apa saja yang pernah kita minta dari Tuhan atau sedang kita ajukan kepada Tuhan. Koreksi dengan jujur apakah sungguh itu kebutuhanmu atau sekedar hanya untuk memuaskan hawa nafsu. Seharusnya segala yang kita minta harus bertendensi ke arah kemuliaan bagi namaNya. Orang yang mempunyai dasar hati semacam ini tidak akan memaksakan kehendaknya kepada Tuhan. Hidupnya dalam penyerahan sepenuh. (Doa: cukup punya mobil type; rumah..dll)

c. Allah pasti memberikan yang baik bagi anak-anaknya (ay.11)

Ada orang Kristen yang ngomel sebab permintaannya kepada Tuhan tidak dikabulkan. Ia pikir Tuhan itu tidak peduli, masa bodoh terhadap masalahnya. Padahal Tuhan tidak mengabulkan doanya, karena permintaan orang tersebut membahayakan hidupnya. Tidak baik untuk dirinya. Kalau ada anak yang minta pisau dapur, orang tuanya pasti tidak memberikan sebab membahayakan. Sering kali apa yang kita pikir baik itu belum tentu baik. Konsep baik kita belum tentu baik benar dalam ukuran yang benar. Tetapi apa yang dianggap Allah baik pasti baik bagi kita. Banyak doa yang tidak dikabulkan oleh Allah sebab kalau dikabulkan membahayakan orang itu. Allah tidak mengabulkan doa yang bertentangan dengan kehendak-Nya. Dan kehendak Allah tentu yang terbaik untuk kita.

Pertanyaan yang harus kita jawab hari ini adalah, apakah doa kita dapat mengubah rencana kekal Allah dalam hidup kita? Atau dengan kata lain, apakah doa kita dapat mempengaruhi hati Allah sehingga Allah dapat mengabulkan setiap permintaan kita?

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang, apakah doa dapat mengubah rencana kekal Allah . Maka harus kita tanyakan mengapa Allah menetapkan kita harus berdoa?
1. Tujuan Doa untuk mempermuliakan Tuhan Allah sendiri.

Allah menghendaki agar kita mengenal Dia sebagai “ Allah Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya”(Yes 57:15). Allah menghendaki kita mengenal Dia sebagai Allah yang berdaulat.

Doa tidak sekedar suatu permohonan permintaan kepada Allah, tetapi doa adalah salah satu sarana penyembahan kepada Dia. Allah menghendaki agar kita menyembah Dia, melalui doa – doa yang sungguh2. Doa merupakan suatu tindakan penyembahan, karena berdoa berarti merebahkan jiwa di hadapan Allah; karena berdoa memanggil nama-Nya yang kudus dan agung; berdoa adalah mengalami kebaikan-Nya, kuasa-Nya, ketidakberubahan-Nya, anugerah-Nya; dan berdoa berarti mengakui kedaulatan-Nya, yang diterima dengan tunduk kepada kehendak-Nya.

Doa adalah untuk kemuliaan Allah, karena dalam berdoa, kita mengakui ketergantungan kita kepada Allah saja. Ketika dengan rendah hati berseru kepada Yang Ilahi, kita menyerahkan diri ke dalam kuasa dan kemurahan-Nya. Ketika meminta berkat Allah, kita mengakui Dia sebagai Pencipta dan Sumber dari setiap karunia yang baik dan sempurna. Bahwa doa memberikan kemuliaan kepada Allah.

2.Doa ditetapkan Allah untuk menjadi berkat spiritual, sebagai suatu sarana bagi pertumbuhan kita di dalam anugerah.

Kita hendaknya senantiasa mencamkan hal ini sebelum kita terlanjur menganggap doa hanya sbg sarana untuk mencapai kebutuhan kita. Doa dimaksudkan Allah sbg sarana utk menjadikan kita rendah hati. Doa- doa yang sejati merupakan sarana untuk menghampiri hadirat Allah, dan pengalaman akan kemulian-Nya yang menakjubkan itu menghasilkan suatu kesadaran akan keberadaan kita yang tidak ada apa-apanya dan tidak layak.

Doa dimaksudkan Allah untuk menjadi suatu sarana untuk melatih iman. Iman timbul dari pendengaran akan Firman Kristus (Rm 10:17) namun dilatih di dalam doa; oleh karenanya, kita mendengar ungkapan “doa iman”. Doa mewujudkan kasih ke dalam tindakan.

Doa dimaksudkan Allah untuk mengajar kita tentang nilai dari berkat2 yang kita minta dari-Nya, dan kita menjadi lebih bersukacita ketika Dia melimpahkan kepada kita segala sesuatu yang kita minta kepada-Nya.

3.Doa ditetapkan Allah sbg sarana bagi kita utk memohonkan kebutuhan kita kepada-Nya.

Mungkin dari kita ada yang bertanya, kalau Allah telah menetapkan terlebih dahulu segala sesuatu yang akan terjadi, maka apakah gunanya doa? Bila memang “segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia”(Rm 11:36), maka mengapa kita perlu berdoa? Apa gunanya saya menghampiri Allah dan memberi tahu Dia apa yang telah diketahui-Nya? Apa gunanya saya mengungkapkan kebutuhan saya kepada-Nya bila Dia telah mengetahui segala sesuatu? Maksudnya: apakah gunanya kita berdoa bagi segala hal yang telah ditentukan oleh Allah sebelumnya?

Doa bukan ditetapkan untuk memberi informasi kepada Allah, seolah-olah Ia tidak mengetahui apa pun. Tuhan Yesus katakan ,”Karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya”, Mat 6:8),.

Doa bukan dimaksudkan untuk memberitahukan kepada Allah apa yang kita butuhkan, melainkan untuk menyatakan pengakuan atas kebutuhan kita kepada-Nya. Mungkin kita bertanya lagi…kalau Allah sudah menentukan segala sesuatu, maka doa kita menjadi sia-sia….doa bukan merupakan suatu hal yang sia-sia ? Jawaban yg tepat bagi pertanyaan2 demikian adalah bahwa Allah menghendaki kita berdoa, “Tetaplah berdoa” (1 Tes 5:17), “Mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu2” (Luk 18:1).

Belajar dari Tuhan Yesus Kristus, ia berdoa; walau dia adalah Allah itu sendiri. Dalam pembacaan kita tadi ketika Tuhan Yesus berdoa..dia berdoa kalau boleh cawan lalu, tetapi bukan kehendak-Ku yang jadi melainkan kehendak Tuhan.

Jadi ,apakah kaitan antara kedaulatan Allah dan doa orang Kristen?

Saudara, doa bukan dimaksudkan untuk mengubah tujuan Allah atau menggerakkan Dia untuk membuat rencana-rencana yang baru. Kalau demikian maka Allah kita adalah Allah yang dapat berubah.. Sdr. Allah telah menetapkan bahwa sejumlah peristiwa akan terjadi, namun Ia juga telah menetapkan bahwa peristiwa2 tsb akan digenapi melalui berbagai sarana yang telah ditetapkan-Nya. Allah telah memilih sejumlah orang untuk diselamatkan, namun Ia juga telah menetapkan bahwa mereka ini akan diselamatkan melalui pemberitaan Injil.
Doa adalah merupakan sarana Allah untuk menggenapi semua rencana-rencana-Nya bagi manusia. Jadi, doa adalah merupakan sarana bagi kita untuk semakin mengerti rencana Allah dalam hidup kita.

Saudara , Allah berbicara kepada Nabi Yeremia demikian, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan ,untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Namun bukannya melanjutkan dengan kata-kata yang berbunyi “oleh karena itu, kamu tidak perlu meminta hal tersebut kepada-Ku,” Allah justru menyatakan,”Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu.” (Yer 29:11-12)

Inilah tujuan doa itu: bukan agar rencana Allah diubahkan, melainkan agar rencana-Nya itu digenapi seturut waktu dan cara-Nya.

Kesimpulannya, kehendak Allah itu kekal, dan tak mungkin diubahkan oleh seruan2 kita. Bila Allah tidak berencana melakukan kebaikan kepada umat-Nya, maka doa yang paling khusyuk dari orang yang paling berkenan kepada-Nya pun takkan mampu mengubahkan keadaan tersebut.
Misalnya Yeremia: Bgs Yehuda di bebaskan dari hukuman
“Tuhan berfirman kepada-Ku: ‘Sekalipun Musa dan Samuel berdiri dihadapan-Ku, hati-Ku tidak akan berbalik kepada bangsa ini. Usirlah mereka dari hadapan-Ku, biarlah mereka pergi!” (Yer 15:1).

Doa Musa kepada Tuhan agar diperkenankan memasuki tanah yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel juga merupakan contoh dari hal demikian.
Doa Yesus
Paulus, berdoa; agar duri dalam dagingnya di ambil Tuhan darinya tetapi Tuhan tidak mengabulkan permintaanya.

Saudara, saya mengharapkan melalui firman Tuhan hari ini, konsep doa kita diperbaharui dan disesuaikan dengan ajaran Kitab Suci..
Konnsep yang lazim sekarang ini tampaknya adalah bahwa saya datang kepada Allah dan memohonkan keinginan saya kepada-Nya, dan bahwa saya berharap agar Ia mengabulkan permintaan saya itu. Ini adalah konsep yang paling hina dan menyesatkan. Konsep ini menempatkan Allah tak ubahnya sebagai seorang hamba, hamba kita: memenuhi permintaan kita, melaksanakan kehendak kita, mengabulkan keinginan kita.

Padahal bukan demikian seharusnya; doa sejati adalah datang kepada Allah, menyatakan kebutuhan saya kepada-Nya, menyerahkan rencana saya kepada-Nya, dan membiarkan Dia memilih yang menurut-Nya terbaik bagi diri saya. Ini menjadikan kehendak saya tunduk kepada kehendak-Nya, dan bukannya seperti konsep yang keliru tadi, yakni mencoba mengubah kehendak-Nya seturut dengan keinginan saya.

Sebuah doa tidak mungkin berkenan kepada Allah, kecuali bila roh yang menggerakkan doa itu dikenan-Nya – “bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Bila Allah mencurahkan berkat-Nya atas para pendoa, itu bukan disebabkan oleh doa yang mereka panjatkan, seakan-akan Ia dipengaruhi dan diubahkan oleh mereka; namun itu semata-mata ditujukan bagi diri-Nya sendiri, dan didasarkan pada rencana dan kehendak-Nya yang berdaulat itu.
Saudara, saya menutup renungan saya dengan satu artikel yang saya pernah baca; mengenai doa:
Apakah benar bahwa doa dapat mengubah sesuatu? Apakah doa BENAR-BENAR mengubah yang apa-apa menjadi lebih apa-apa?

Apakah doa mengubah situasi atau keadaan tiba-tiba?
Tidak, tidak selalu.
Tetapi doa akan mengubah cara Anda melihat peristiwa-peristiwa yang sedang anda hadapi.

Apakah doa mengubah masa depan dan keuangan anda?
Tidak, tidak selalu.
Doa *akan mengubah anda untuk melihat siapa Anda dan membantu anda untuk memenuhi Kebutuhan harian Anda.

Apakah doa mengubah hati yang hancur atau tubuh yang rusak?
Tidak, tidak selalu
Doa akan menjadi sumber kekuatan dan kenyamanan.

Apakah doa dapat mengubah keinginan dan hasrat?
Tidak, tidak selalu
Doa akan mengubah keinginan kita menjadi apa keinginan Tuhan!

Apakah doa mengubah cara Anda melihat dunia?
Tidak, tidak selalu.
Doa akan mengubah mata Anda melihat dunia.

Apakah doa mengubah penyesalan dari masa lalu?
Tidak, tidak selalu.
Doa akan mengubah harapan untuk masa depan!
Apakah doa mengubah hidup Anda dengan cara-cara Anda tidak bisa menjelaskan?
Oh, ya, selalu!
Doa akan mengubah Anda dari dalam ke luar! Doa akan mengubah hati anda menjadi hati seperti hati Kristus.

1 komentar:

dju ka mengatakan...

artikel ini sungguh memberikan pemahaman yg benar tentang doa.