Selasa, 20 Juli 2010

Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah

BERBAHAGIALAH ORANG YANG MISKIN DIHADAPAN ALLAH
MAT IUS 5:3 Khotbah DM.4 juli 210
Saudara , selama berapa bulan ini kita akan membahas mengenai khotbah di bukit khususnya ucapan bahagia. Khotbah Yesus di bukit dapat dikatakan sebagai inti dari semua pengajaran Tuhan Yesus. Khotbah di bukit adalah suatu khotbah yang luar biasa, agung, ttp juga merupakan khotbah yang kontroversi. Ada orang yang mengatakan bahwa ini adalah sesuatu pengajaran yang ideal yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia.
Karena apa yang dikatakan Yesus sepintas sangat sulit untuk di lakukan oleh manusia, dan berlawanan dengan kondisi real manusia misalnya dalam ucapan bahagia, berbahagialah orang yang miskin, mana mungkin orang miskin itu berbahagia, berbahagialah orang yang dianiaya, mana mungkin orang yang dianiaya itu berbahagia. Jikalau engkau ditampar pipi kirimu berilah pipi kananmu, pemahaman kita, kalau seseorang menampar kita maka minimal kita harus kembali tampar pipinya.
Apa yang dikatakan Yesus bukan saja membingungkan kita pada saat ini, tetapi bagi orang Yahudi pada waktu itu. Karena hokum taurat mengatakan bahwa mata ganti mata, gigi ganti gigi, nyawa ganti nyawa. Tetapi Yesus mengatakan hal yang sebaliknya. Yaitu jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka membenci kamu.
Namun saudara disinilah letak indah dan agungnya pengajaran Yesus, ini yang membedakan antara ajaran-ajaran agama lain dengan ajaran kekristenan. Khotbah di bukit bukan sesuatu yang sulit untuk diaplikasikan, tetapi dalam mengaplikasikan khotbah dibukit ini, kita membutuhkan pertolongan dan anugerah Tuhan, agar kita dimampukan utk mengaplikasikannya. Tanpa Tuhan kita tidak mampu mengaplikasikan khotbah di bukit ini dalam hidup kita.
Saudara hari ini kita membahas ucapan bahagia yang pertama yaitu berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah karena merekalah yang empunya kerajaan surge.
Ada beberapa kata kunci yang kita pelajari dari bagian ini;
Pertama : Kata “bahagia” berasal dari kata makarios, yang berarti blessed atau “sukacita.” Sangat menarik disini bahwa Yesus mengkorelasikan antara kebahagiaan dan kemiskinan. Kita memahami kebahagiaan itu identik dengan kekayaan, dengan segala kebutuhan tercukupi, kebahagiaan itu identik dengan rasa aman, tetapi Yesus mengatakan bahwa kebahagiaan seseorang atau sukacita, berkat itu ketika orang miskin dihadapan Allah.
Apa yang dimaksud oleh Tuhan Yesus dengan hal ini? Kata bahagia lebih menujuk kepada sukacita dalam kehidupan seseorang. Bagi Yesus kebahagiaan sejati tidak terletak kepada sesuatu yang berasal dai luar diri kita atau lahiriah, melainkan karena adanya karya Allah dalam Kristus yang dikaruniakan kepadanya.
Mengapa Yesus berbicara tentang kebahagiaan atau berkat dalam pengajarannya?
Karena pada dasarnya kebahagiaan itu merupakan hak yang mendasar atau hakiki setiap orang. Setiap manusia didalam dunia ini merindukan apa yang dinamakan kebahagiaan. Setiap orang berusaha untuk mencapai atau menemukan kebahagiaan. Namun kalau kita mau jujur, tak semua orang mampu merasakan dan menikmati kebahagiaan di dalam hidupnya. Ada banyak orang yang kaya di dalam dunia ini, ada banyak orang pintar di dalam dunia ini, ada banyak keluarga yang kelihatan luarnya bahagia tapi sebelah dalamnya menderita. Mengapa? Karena sebenarnya mereka tidak memiliki kebahagiaan yang sejati. Sehingga apapun yang mereka usahakan untuk menciptakan kebahagiaan didalam hidup mereka tetap mereka tidak bisa menemukan kebahagiaan itu.
Kebahagiaan sebenarnya hanya ada di dalam mereka yang sungguh-sungguh hidup di dalam Tuhan. Sehingga kemiskinan itu bukan alasan untuk tidak bisa menikmati kebahagiaan. Justru di dalam kemiskinan itu, Yesus mengatakan, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah".

Kata yang kedua : yaitu kata “Miskin”
Ada dua kata "miskin" dalam Perjanjian Baru Yunani yaitu : "πενης - penês" dan "πτωχος - ptôkhos".
πενης - penês berarti miskin sedemikian rupa sehingga penghasilan sehari habis buat makan sehari. Orang seperti walaupun miskin tetapi tidak terlalu miskin, (dipakai pada janda miskin) karena ia masih ada penghasilan dan masih bisa makan. Orang miskin seperti ini banyak dan saya termasuk didalamnya, yaitu gaji sebulan habis sebulan, terkadang harus makan tabungan atau istilah beberapa rekan (MANTAB=makan tabungan dalam bahasa indonesia)
Sedangkan Kata πτωχοι- ptôkhoi, bentuk jamak dari "πτωχος - ptôkhos" berarti mereka yang hidup dari meminta sedekah. Seorang yang disebut ptokhos, maka orang tersebut bukan sekedar miskin tetapi sangat-sangat miskin. Bahkan lebih miskin dari peminta-minta di lampu merah di Pontianak. Kalau seorang peminta-minta di Pontianak, saya pernah melihat masih ada yang pake kalung emas, makanannya masih Ok, bahkan masih mampu beli rokok atau masih bisa dikatakan dia miskin “penes”. Artinya penghasilannya masih cukup untuk makan sehari, Tetapi yang dimaksud dengan ptokhos yaitu untuk makan sekali sehari saja sulit. Orang yang disebut pthokos adalah orang yang sangat miskin dan jika tidak ditolong maka dia akan mati.Atau dengan kata lain kehidupannya sangat tergantung pada orang lain. Kehidupannya tergantung kepada belas kasihan orang lain.
Kata yang dipakai oleh Tuhan Yesus dalam khotbah dibukit ini bukan Penes tetapi Ptokhos; yaitu seorang yang sangat-sangat miskin.
Tuhan Yesus katakan berbahagialah orang yang sangat-sangat miskin karena merekalah yang empunya kerajaan surga. Apakah Yesus mau mengatakan disini bahwa untuk dapat memperoleh kerajaan surge seseorang harus menjadi miskin terlebih dahulu? Atau apakah Yesus mau katakana bahwa untuk mendapat kebahagiaan seseorang harus menjadi miskin terlebih dahulu? Tidak seperti demikian, walau dalam bagian firman Tuhan yg lain Yesus selalu mengatakan bahwa orang kaya sulit masuk kerajaan surge, tetapi Yesus tidak penah bermaksud bahwa untuk memiliki kerajaan surge seseornag harus menjadi seorang miskin secara materi..
Kata "πτωχος - ptôkhos" ini digunakan oleh Matius memiliki makna spiritual ditujukan kepada mereka yang miskin secara rohani. Mengapa bukan orang yg kaya secara rohani yang memiliki kerajaan surga?
Mengapa orang yang miskin (secara rohani) dihadapan Allah disebut orang yang berbahagia dan memiliki kerajaan Allah?
1. Lapar dan Haus akan kebenaran Firman Tuhan
Saudara dalam kitab Mazmur, pemazmur selalu mengkorelasikan antara kebahagiaan dengan hidup dalam terang firman Tuhan. Seorang yang bahagia adalah seorang yang selalu ada dalam terang firman Tuhan Pemazmur katakan hatiku haus akan firmanmu, seperti rusa yang rindu akan air demikian hatiku rindu akan firman Tuhan.
Orang yang bahagia adalah orang yang senantiasa merasa haus akan Firman Allah di dalam hidupnya. Sehingga ia harus terus mencari dan mendapatkan Firman Tuhan. Ini yang dimaksud dengan orang yang miskin dihadapan Allah.
Saudara, seseorang tidak akan bertumbuh dalam iman kepada Tuhan jikalau ia tidak memiliki hati yang haus akan firman Tuhan. Tetapi seorang yang bertumbuh adalah seorang yang mau mencari dan terus mau belajar firman Tuhan.
Saudara, kata miskin atau ptokhos adalah orang miskin yang selalu mengharapkan petolongan orang lain untuk hidupnya, demikian dengan orang miskin secara rohani, dia merasa bahwa dirinya tidak bisa hidup dan berjalan dalam dunia tanpa tuntunan firman Tuhan didalam dunia ini.
Oleh sebab itu dia terus merasa haus akan firman Tuhan, dia merasa bahwa dia tidak bisa hidup tanpa firman Tuhan. Dia selalu merasa lapar dan haus untuk diisi oleh firman Tuhan.
Pernahkah saudara merasa sangat-sangat lapar atau haus? Tentunya kita pernah merasakan lapar dan haus, tetapi perasaan lapar dan haus kita mungkin karena ada banyak kerja yg akan kita lakukan, oleh sebab itu kita menunda waktu kita makan, tetapi makanan itu ada kalaupun tidak ada di rumah, kita bisa membeli. Tetapi pernahkah saudara merasakan lapar, tetapi tidak ada yang mau dimakan, dan juga tidak ada uang untuk membeli makanan…ini adalah suatu penderitaan yang luar biasa. Ini adalah gambaran orang yg disebut ptochos…
Oleh sebab itu yang pertama; orang yang bagaiamana yang disebut orang yang miskin dihadapan Allah? Orang miskin dihadapan Allah adalah orang yang lapar dan haus akan firman Tuhan.
Jadi, kata miskin disini lebih menekankan akan kebutuhan manusia dari aspek spiritual.
Manusia tidak saja terdiri hal yang bersifat jasmani tetapi rohani. Manusia tidak sekedar membutuhkan hal-hal yang bersifat jasmani tetapi juga hal-hal yang bersifat rohani atau spiritual. Manusia bisa saja sehat secara jasmani tetapi bisa saja sakit secara rohani. Sakit secara rohani akan lebih berbahaya dari sakit secara jasmani. Kalau orang sakit jasmani yang merasakannya hanya diri sendiri, tetapi orang yang sakit secara rohani akan mempengaruhi akan hubungannya dengan Tuhan dan juga dengan sesame.
Saudara. Manusia bisa saja tidak mengalami kepuasan secara jasmani namun jangan sampai kebutuhan rohani tidak terpenuhi karena jikalau kebutuhan rohani tidak terpenuhi maka dia akan mengalami masalah dalam hidupnya. Orang yang dipuaskan secara rohaninya dengan sendiri ia akan mengalami kepuasan secara jasmani.
Bagaimana untuk memenuhi kebutuhan spiritual kita? Tidak ada cara lain selain kita harus hidup dalam terang firmanmu.
Yang kedua orang yang bagaimana yang disebut orang yang miskin dihadapan Allah?
2. Berharap dan bergantung sepenuhnya hanya kepada Allah
Saudara, kata miskin (ptokhos) adalah orang yang sangat miskin, sehingga seluruh kehidupannya tergantung pada belas kasihan orang lain. Dia akan mati, jikalau tidak ditolong orang lain. Contemporary English Version yang tersurat: “Who depend only on Him”.
Kata miskin (ptokhos) ini juga yang dipakai Lukas kepada Lazarus dalam Luk.16:22, yang menyatakan betapa miskin Lazarus itu sendiri, sehingga untuk hidupnya bergantung kepada makanan yang jatuh dari meja orang kaya. Namun satu hal yg kontras terjadi setelah dua-dua meninggal Lazarus yang miskin menikmati kebahagiaan, sedangkan orang kaya mengalami penderitaan.
Saudara, Ini adalah gambaran mengenai kemiskinan dihadapan Allah? Orang yg miskin dihadapan Allah adalah orang yang selalu bergantung kepada Allah. Oleh sebab itu orang yang miskin dihadapan Allah, yaitu orang yang selalu berharap kepada Tuhan, dia akan merasa bahwa dirinya tidak dapat berbuat apa-apa tanpa ada Tuhan yang menolong dirinya. Sehingga dia selalu berharap dan bersandar kepada Tuhan.
Aplikasi: Kalau kisah masih bergantung pada diri kita sendiri, atau kekayaan kita, maka kita bukan org yg miskin dihadapn Allah, masih ada yang kita andalkan dalam hidup kita, kita bukanlah org yg miskin dihadapan Allah.
Seorang yang miskin dihadapan Allah, sama seperti seorang anak kecil tidak bisa hidup tanpa bantuan orang tuanya atau orang lain, sehingga itu Yesus menggambarkan bahwa iman yang benar seperti iman seorang anak kecil, selain kepolosan dan kejujurannya, tetapi juga ketergantungan kepada orang lain.
Orang yang miskin dihadapan Allah adalah orang yang memiliki ketergantungan dengan Tuhan, sama seperti ranting dari pokok anggur (Yohanes 15) ranting tidak bisa dipisahkan dengan pokok anggur, kalau dipisahkan dia akan mati demikian juga dengan orang miskin dihadapan Allah. Ada banyak orang terpenuhi hidupnya secara jasmani namun kebutuhan rohani tidak tercukupi,
Allah menghendaki manusia miskin di hadapan-Nya, bukan miskin di hadapan manusia. Miskin di hadapan Allah sebenarnya menujukan kepada kita akan kebutuhan dan ketergantungan kita kepada Allah. Baik dalam hal jasmani maupun dalam hal rohani.
Aplikasi: Bagaimana menguji ketergantungan seseorang kepada Tuhan? Untuk mengetahui bahwa kita bergantung dan beharap kepada Tuhan bukan ketika kita mengalami kesulitan, atau tantangan, tetapi ketika hidup kita baik…Kalau mengalami kesulitan, secara otomatis kita akan bergantung kepada Tuhan. Tetapi bagaimana kalau hidup kita aman-aman berkecukapan, masihkah kita bergantung dan beharap kepada Tuhan?
Sdr. Orang yang miskin dihadapan Tuhan adalah orang bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.
3. Rendah hati dihadapan Allah
Sdr.tidak ada orang yang miskin yang sombong, tidak ada orang yang kekurangan atau seorang peminta-minta yang angkuh. Mengapa ? karena mereka sadar bahwa mereka membutuhkan belas kasihan dari orang lain. Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa orang miskin biasanya adalah seorang yang rendah hati. Dalam Alkitab terjemahan lama menerjemahkan berbahagialah orang yang rendah hatinya….
Mengapa orang rendah hati disebut berbahagia dan memiliki kerajaan surge? Karena kerendahan hati adalah adalah awal dari pertobatan seseorang. Seseorang yang merasa dirinya hebat, layak sebenarnya adalah orang yang tidak layak dihadapan Tuhan. Orang yg merasa mampu dan hebat akan sulit untuk mengakui bahwa dia adalah orang yang berdosa, bertobat dan percaya kepada Tuhan.
Paulus, sebelum dia bertemu dengan Yesus dia seorang yang keras, seorang yang tidak mau merendahkan diri, tetapi Yesus memukul dia, dan akhirnya dengan kerendahan hati ia mengakui Yesus, dan mempersembahkan hidupnya untuk Tuhan.
Pemazmur mengatakan bahwa; persembahan yang berkenan kepada Tuhan adalah hati yang hancur, dan remuk, hati yg merasa tidak layak dihadapan Tuhan, itulah yg layak dihadapan Tuhan.
Saudara, pada satu saat murid-murid Yesus dating kepada Yesus dan bertanya tentang siapa yang terbesar adalam kerajaan surga? Dia menjawab dengan menempatkan seorang anak kecil di tengah-tengah mereka dan berkata, "Barang siapa ingin menjadi besar maka ia harus merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini.”
Jim Colins seorang penulis buku bisnis terlaris, dia mengadakan penelitian terhadap perusahan-perusahan yang awalnya biasa-biasa dan akhirnya menjadi perusahan yang besar, dia menemukan bahwa perusahaan-perusahan tersebut bisa maju dengan pesat disebabkan karena pemimpin-pemimpin perusahan menerapkan dua karakteristik dalam perusahannya yaitu personal humility dan professional will. Kombinasi kedua hal ini adalah sesuatu yang paradox. Karena seringkali kita mendengar bahwa sangat sulit untuk mengkombinasikan antara profesionalisme dan kerendahan hati. Namun penelitian dari Collins adalah suatu luar biasa, kombinasi antara profesionalisme dan kerendahan hati menghasilkan suatu hasil yang luar biasa. Perusahan-perusahan tersebut berkembang dengan luar biasa.
Apa yang diutarakan Jim Collins, dalam bukunya membuat kita tertegun.. Betapa tidak? Pemimpin bisnis sekuler mengadopsi kerendahan hati yang adalah ide biblikal (meski mereka tidak menyadari ide tersebut berasal dari Alkitab), sementara pemimpin Kristen/org kristen malah meninggalkn hal yang biblikal. Jadi bisnis semakin biblikal, umat Allah semakin sekuler. Bahkan kalau mau jujur, banyak gereja-gereja menerapkan dan memasukan hal-hal sekuler kedalam gereja dari pada hal yg biblical. Pengajaran bisa biblical, tetapi penerapan sekuler. Misalnya; kepemimpinan di gereja diterapkan seperti perusahan, menekankan profesionalisme kerja, mungin itu baik, tetapi dalam menjalankan hal tersebut tidak disertai dengan personal humility (pribadi yg rendah hati) tetapi kepada system otoriter.
Tidak lagi menerapkan nilai-nilai pelayanan di dalam gereja, nilai-nilai kasih semakin jauh dari gereja. Ada gereja tertentu yang memperlakukan para pelayannya seperti karyawan, kamu di bayar maka kamu harus tunduk dan taat. Oleh karena seperti demikian maka ada hamba Tuhan mulai hitung-hitung saya di bayar hanya seperti ini ya saya melayani seperti bayarannya. Kalau gereja seperti ini sangat berbahaya. Kalau hamba Tuhan sperti ini sangat berbahaya.
Sdr. Senin yg lalu kami liburan ke pantai, nginap disalah satu hotel, penginapan, saya melihat bagaimana pelayanan mereka kepada kami, itu sangat luar biasa. Itu dunia bisnis, di gereja bagaimana? Apakah konsep itu masih ada atau tidak di gereja??
Merenungkan apa yang dikatakan Jim Collins ini, saya memikirkan mengenai apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus bahwa menjadi seorang besar dalam kerajaan surga, maka syaratnya harus menjadi seorang rendah hati.
Mengapa orang yang miskin dihadapan Allah adalah orang yang rendah hati; karena hanya dengan kerendahan hati kita dimampukan dapat dating menghadap Tuhan, Alkitab mengatakan Allah sangat senang dengan orang yang rendah hati tetapi Allah membenci keangkuhan dan kesombongan.
Apa yang dimaksud dengan kerendahan hati? Kerendahan hati adalah kita mengerti posisi diri kita dengan tepat dihadapan Tuhan. Seorang yang rendah hati bukanlah seorang yang mengatakan bahwa ia tidak memiliki kemampuan apapun dan tidak mampu melakukan segala sesuatu (karena itu berarti menghina Tuhan penciptaNya), namun seorang yang mengatakan bahwa semua kemampuannya berasal dari Tuhan dan ia mampu melakukan sesuatu karena Tuhan yang memampukan. Bahkan tanpa Tuhan, ia sama sekali bukan apa-apa.
Oleh sebab itu Tuhan memanggil kita untuk memilliki kerendahan hati dihadapanNya, dan mengakui ketidakberdayaan kita dihadapan Tuhan; dan membutuhkan Tuhan dalam hidup kita;
Hal-hal yang kita butuhkan dalam hidup kita? Pertama, kita membutuhkan Tuhan untuk membebaskan kita dari dosa dan menyelamatkan kita. Kedua, Kita tidak sanggup menjalani hari hidup kita tanpa Tuhan.
Kesimpulan:
Saudara, hanya orang yang benar-benar menyadari bahwa dia miskin dihadapan Allah, yang berhak memperoleh kerajaan surga dan memperoleh kebahagiaan sejati. Oleh sebab itu hal yang harus kita lakukan adalah kita harus terus merasa miskin dihadapan Tuhan, yaitu kita harus selalu haus akan firman Tuhan, hidup bergantung total kepada Tuhan dan hidup rendah hati dihadapan Tuhan. Amin

Tidak ada komentar: