Kamis, 24 Juni 2010

Pertobatan yang palsu

Khotbah Gereja Kristen Kalimantan Barat (Dewasa Madya )
PERTOBATAN YANG PALSU
Hosea 5:15-6:6
Pendahuluan
Saudara, beberapa tahun lalu saya sering melayani di penjara. Ada seorang napi yang kelihatan sudah bertobat sungguh-sungguh. Pada waktu ibadah dia selalu bersaksi, setelah ibadah dia selalu berbicara dengan saya dan kelihatan sudah bertobat. Saya sangat terkesan dengan apa yang disampaikan dan sekilas saya berfikir dia sudah bertobat dengan sungguh-sungguh.
Oleh karena sudah dekat dengan saya, saya mengunjungi orang tuanya. Dari Mamanya saya mengetahui siapa orang ini sebenarnya. Ternyata anaknya ini sangat luar biasa jahatnya. Anak ini sangat-sangat jahat terhadap mamanya, kalau dia meminta sesuatu pada ibunya dan ibunya tidak mengabulkan ia tidak segan-segan memukul dan menganiaya ibunya, bahkan papanya meninggal oleh Karena perilakunya. Oleh sebab itu tidak ada satu pun saudaranya yang mengakui dia sebagai saudara, oleh karena begitu jahatnya orang ini.
Tahun 2005 kalau tidak salah dia bebas, ketika dia bebas saya beberapa kali mengunjunginya tidak pernah ketemu, mamanya selalu katakana dia selalu tidak ada di rumah ternyata dia kembali kepada kehidupan yang lama. Kelihatan dia adalah orang sudah bertobat namun sesunguhnya dia belum bertobat sama sekali.
Tiga bulan setelah dia bebas orang menemukan dia di daerah sungai jawi dalam keadaan meninggal. Kematiannya tidak jelas penyebabnya, apakah di bunuh atau kena tabrak lari. Pertobatannya tidak sungguh-sungguh.
Orang ini tidak memiliki pertobatan yang sungguh-sungguh, kelihatannya bertobat namun sesu ngguhnya, pertobatannya hanya sebatas dimulut saja. Ini yang disebut dengan pertobatan palsu.
Saudara, dalam kehidupan kita sebagai orang percaya Allah menginginkan adanya pertobatan yang sungguh-sungguh. Pertobatan dalam bahasa asli memiliki berbagai pengertian; yaitu berbalik seratus delapan puluh derajat. JAdi ketika orang mengatakan dia bertobat, maka dia mmebelakangi dosa dan tidak melihat lagi akan dosa. Namun saudara kenyataan bahwa banyak orang bertobat over bukan hanya berbalik 180 derajat namun 360 derajat artinya kembali keposisi awal. Arti lain adalah menyesal, dimana seseorang dating kepada Tuhan dengan hati yang hancur, dia merasa tidak layak dan dia tidak akan mengulangi apa yang telah dilakukan.
Contohnya: Daud, ketika dia berzina, dan ditegur oleh nabi Natan dia dating kepada Tuhan mengaku dosa dan dengan hati yang hancur dengan segala penyesalan dia dating kepada Tuhan. Dia dating tidak sekedar hati hancur dan menangis dengan penuh penyesalan, namun didalam pertobatan ada satu komitmen untuk tidak akan mengulangi jatuh dalam dosa yang sama.
Dalam Mazmur 51 begitu jelas dia menyesal dan suungguh-sungguh bertobat, dia tidak sekedar menyesal tetapi dia juga berbalik dari dosANYA.
Allah menginginkan, ketika kita bertobat kita sungguh-sungguh meletakan segala dosa dan kehidupan lamanya kepada Tuhan, dan memulai hidup baru. Dalam pertobatan ada komitmen untuk hidup dalam kebenaran dan komitmen itu harus dipegang dengan sungguh-sungguh. Allah tidak mau dipermainan, Allah ingin ketika kita bertobat, bukan karena dipengaruhi oleh factor-faktor diluar diri kita, namun harus berasal dari hati dan hidup kita. Seperti Daud.
Pertobatan harus didasarkan atas kesadaran bahwa apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang dibenci oleh Tuhan.
Saudara, dalam pembacaan kita tadi kita melihat bagaimana Tuhan menyatakan kekecewaan Tuhan terhadap umatnya yang tidak mau bertobat (5:15) sehingga Tuhan mengatakan aku akan pulang ketempat-Ku sampai mereka mengaku bersalah dari mencari wajah-KU. Dalam kesesakan mereka merindukan Aku.
Ayat ini berbicara tentang Tuhan membiarkan dan meninggalkan umatnya , untuk sementara waktu sambil menantikan mereka bertobat, mereka mengaku bersalah dan mencari Tuhan. Allah disini digambarkan seperti ayah yang sudah begitu jengkel dan mulai putus asah dengan anaknya yang tidak mendengar nasihat dan didikannya. Sehingga sang ayah ini seolah-olah membiarkan apa yang mau dilakukan anak-anaknya .
(Kita juga sering demikian, kalau sudah jengkel nasehati anak-anak kita dan mereka tidak dengar, biasanya Allah seakan-akan membiarkan mereka dengan keinginan mereka sampai satu waktu mereka sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah dan mereka membutuhkan Tuhan.
Bagaimana cara Tuhan untuk membawa umatnya untuk mengaku bahwa mereka benar-benar bersalah dan membutuhkan Tuhan. Allah memakai kesulitan dan kesesakan dalam kehidupan mereka supaya mereka berbalik kepada Tuhan.
Cara ini adalah salah satu cara Tuhan yang praktis dan efektif untuk membawa bangsa Israel dan umat manusia kembali untuk dating kepada Tuhan dan mengakui akan kuasa Tuhan. Karena manusia itu memiliki kecenderungan untuk tidak bertobat kalau hanya di khotbahkan. Oleh sebab itu nabi-nabi yang menyerukan pertobatan tidak dihiraukan mereka, mereka tidak mau mendengar, yang mau mereka dengar adalah nabi-nabi palsu yang menyampaikan hal-hal yang menyenangkan telinga mereka, namun nabi-nabi yang menegur dosa tidak mereka dengar sehingga Allah harus memakai kesesakan dan kesulitan untuk membawa mereka kembali kepada Tuhan.
Saudara, selama saya melayani Tuhan, saya banyak merenungkan tentang cara-cara Tuhan membawa manusia berdosa kepada Tuhan. Terkadang Tuhan mermakai cara yang begitu muda untuk membawa orang untuk datang dan percaya kepada Tuhan, misalnya ketika dia melihat kesaksian kehidupan orang Kristen dia langsung bertobat percaya Tuhan. Namun Ada yang bertahun-tahun di doakan di injil tidak mau percaya-percaya Tuhan.
Ada orang yang kelihatan tidak mungkin akan percaya Tuhan dan bertobat namun detik-detik mau meninggal bisa percaya Tuhan.percaya Ada yang mendengar khotbah sekali saja bisa percaya Tuhan dan bertobat, namun ada yang mendengar khotbah berulang-ulang tidak bertobat-bertobat. Ada orang yang diajak secara baik-baik untuk percaya Tuhan dan bertobat dari dosa, gak mau bertobat-bertobat bahkan Allah harus memukulnya sampai berulang-ulang baru percaya Tuhan.
Saudara , bagi umat Tuhan pada waktu itu, Allah memakai cara dengan membiarkan mereka menghadapi kesulitan dan kelihatan cara Allah ini berhasil, dalam ayat 1-3 dimana mereka menyerukan ajakan bertobat dan mengenal Tuhan . “Marilah kita berbalik kepada Tuhan’ “marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan.
Ini adalah suatu ajakan untuk seluruh umat Tuhan untuk bertobat dan berbalik kepada Allah, ini sesuatu yang kelihatan baik, tetapi apakah ini menjamin bahwa mereka akan bertobat dengan sungguh-sungguh. Ternyata tidak?
Dalam ayat 4 disana dijelaskan tentang pertobatan mereka, adalah pertobatan semu, pertobatan yang sementara. Mereka sebenarnya tidak bertobat dengan sungguh-sungguh. Pertobatan mereka hanya sebatas dimulut saja, atau hanya sebentar dan tidak bertahan lama. Hal ini jelas dengan apa yang Tuhan katakana “ kasih setiamu seperti kabut pagi.
Saudara, pernah melihat kabut, yang dimaksud kabut di sini bukan kabut asap, kalau kabut asap seperti Pontianak bisa bertahan seminggu dua minggu, selama tidak ada hujan kabut tetap ada. Namun yang dikatakan firman Tuhan ini adalah benar-benar kabut . Seperti kabut dipuncak, kabut hanya muncul sebentar pada pagi hari setelah itu ketika kena matahari, kabut itu akan hilang. Demikianlah Allah mengumpamakan tentang pertobatan umat Tuhan pada waktu itu. Pertobatan mereka adalah palsu, hanya sebentar dan tidak bertahan lama.
Mengapa umat Tuhan pada waktu itu tidak mengalami pertobatan yang sungguh-sungguh:
1. Pertobatan tidak berasal dari hati yang sungguh mengenal Tuhan (1-3)
Saudara dalam ayat 1-3 , kita mengetahui, apa yang menjadi penyebab mereka tidak bertobat dengan sungguh-sungguh? Yang menjadi penyebabnya adalah karena per bertobatan mereka tidak berasal dari hati mereka, dan bukan karena mereka mengakui dan sadar akan kuasa dan kebesaran dari Tuhan.
Bukan karena pengenalan mereka yang benar akan Tuhan, bukan karena pribadi Tuhan itu sendiri, bukan karena Tuhan itu layak dipuji dan dimuliakan tetapi oleh karena Tuhan adalah sumber berkat dan pertolongan dalam hidup mereka.
Saudara, kita perlu memahami ada perbedaan antara pertobatan karena supaya dibebaskan Tuhan dari kesulitan, ATAU pertobatan karena supaya diberkati oleh Tuhan dengan pertobatan karena benar-benar mengenal Allah.
Saudara perhatikan alasan-alasan mereka bertobat dalam ayat 1-3 ? Mengapa mereka bertobat, karena mereka tahu Tuhan yang menghukum mereka dan ketika mereka bertobat Tuhan akan menyembuhkan mereka. Mereka tahu bahwa Tuhan yang memukul mereka dan ketika mereka bertobat Tuhan akan memulihkan mereka, Tuhan akan menghidupkan mereka.
Disini kita bisa melihat, apa yang menjadi motivasi mereka bertobat? Atau dengan kata lain, mengapa mereka bertobat? Motivasi mereka adalah supaya mereka dibebaskan dari kesulitan dan kesesakan hidup mereka.
Saudara, beberapa waktu yang lalu saya melihat di TV seseorang yang ketangkap mencuri, dipukul polisi, dia mengatakan….ampun, saya tobat gak lagi akan mencuri…coba kalau dilepas pasti dia ulang lagi perbuatannya. Dia mengatakan tobat supaya tidak dipukul dan disiksa polisi lagi.
Ketika motivasi kita bertobat oleh karena hal-hal seperti ini, maka saya percaya pertobatan kita adalah pertobatan yang tidak sungguh-sungguh, dan tidak akan bertahan lama. Ketika hidup kita kembali aman tidak masalah pasti kita akan kembali kepada kehidupan yang lama.
Saudara, ada seorang yang sudah tua, dan juga sakit stroke, satu saat saya melayani perjamuan kudus dirumahnya. Selesai perjamuan kudus kami berbicara satu dengan yang lain. Lalu dia mengatakan begini; pak saya sudah sekian lama di baptis, koq sakit saya tidak sembuh-sembuh? Katanya setelah dibaptis akan sembuh karena Tuhan maha kuasa…..mendengar perkataan orang tua ini saya kaget. Lalu saya tanya siapa yang bilang seperti itu? Ternyata ada anggota jemaat yang membesuk kerumahnya dan meminta dia untuk dibaptis dengan embel-embel kalau dia dibaptis maka dia akan sembuh.
Ketika saya mengatakan bahwa itu salah dan keliru, kelihatan dia begitu kecewa, puji Tuhan melalui bimbingan terus menerus dia mau mengerti dan samapi dia meninggal dia mih didalam Tuhan.
Saudara, mengapa dalam KKR-KKR begitu banyak orang yang mengancungkan tangan tetapi yang bisa bertahan di gereja dan beribadah secara rutin hanya sedikit? Mengapa ada banyak orang yang baptis digereja kita tetapi lama-kelaman hilang dari peredaran?
Semuanya terjadi karena pertobatan mereka tidak berasal dari hati sungguh mengenal Tuhan. Pertobatannya berdasarkan factor-faktor eksternal, apakah supaya disembuhkan oleh sakit penyakit, supaya mengalami perubahan dalam ekonomi, karena mengalami kesulitan ekonomi lalu mengatakan percaya dan dating ke gereja dengan harapan Tuhan akan memberkati dan kehidupan ekonominya akan kembali pulih. Bahkan ada yang dibaptis supaya dapat dinikahkan digereja.
Saudara, pertobatan itu harus dimulai dari hati yang hancur dan remuk dihadapan Tuhan, melalui kesadaran akan siapakah kita dihadapan Allah? Pertobatan yang sungguh-sungguh menyangkut seluruh aspek kehidupan kita. Pertobatan harus dimulai dari hati dan pikiran kita.
Ada orang bertobat hanya sampai dipikirannya, dia bertobat berdasarkan logika tetapi tidak sampai dihati. Ada orang yang bertobat berdasarkan perasaan atau hati ini juga tidak benar. Ada lebih parah lagi dimana ada orang bertobat hanya sampai dimulut. Setelah habis bicara kepada Tuhan dilakukan lagi.
Saudara mengapa umat Tuhan, tidak mengalami pertobatan yang sungguh-sungguh? Karena pertobatan mereka tidak berasal dari hati dan pengenalan akan Allah yang benar, sehingga itu pertobatan mereka tidak bertahan lama.
2. Pertobatan bersifat Nasional
Saudara, umat Tuhan pada waktu ketika mereka menghadapi bencana dan hukuman Tuhan, mereka menyadari bahwa apa yang mereka alami, semua terjadi oleh karena ketidak taatan mereka kepada Tuhan.
Oleh sebab itu mereka mengajak semua umat Tuhan untuk menyerukan pertobatan agar mereka bisa terbebas dari bencana dan hukuman Tuhan. Mereka menyadari bahwa hanya berbalik dan menyerukan pertobatan mereka akan terbebas. Namun pertobatan mereka bersifat nasional yaitu suatu pertobatan yang direncanakan dan dilakukan bersama-sama dengan orang banyak, secara nasional, dan secara masal, semua orang yang berada dalam suatu negara.
Saudara, cara ini sering dilakukan oleh bangsa Israel bukan saja saat itu namun ketika MEREKA mengalami macam bencana, baik penyakit, bencana alam, paceklik dan sebagainya. Bisanya seruan pertobatan ini diperintahkan oleh raja atau nabi atau imam dan mau tidak mau seluruh bangsa akan ikut dan datang kepada Allah, mereka meratap dan menangis di hadapan Allah. Lalu Allah menghalau segala macam bencana yang menimpa mereka. Namun apa yang terjadi? tidak begitu lama, mereka berdosa lagi yaitu dengan menolak Allah, dan bahkan mereka menyembah berhala!
Mengapa bisa demikian? Karena pertobatan mereka adalah pertobatan yang secara masal, pertobatan yang ”rame-rame” bersama seluruh bangsa dan masyarakat. Pertobatan ini adalah pertobatan yang tidak efektif, mengapa demikian? Karena dalam pertobatan secara nasional, tidak terjadi perjumpaan secara pribadi antara orang berdosa dengan Allah. Mereka hanya datang kepada Allah bersama-sama, menangis bersama-sama, tetapi tidak ada perjumpaam pribadi. Mereka menangis karena penderitaan yang mereka alami dan bukan karena dosa-dosa mereka secara pribadi untuk diakui dan dirubah secaa pribadi! Maka tidak heran, mereka gampang jatuh ke dalam dosa lagi.
Saudara pertobatan menyangkut pribadi seseorang, bukan sekedar proklamasi bahwa kita akan bertobat. Bertobat itu menyangkut pribadi kita dengan Allah. Oleh sebab itu ketika seseorang bertobat, tidak harus diketahui oleh orang banyak, tetapi dia harus selesaikan dihadapan Tuhan. Karena itu menyangkut pribadinya dengan Tuhan.
3. Pertobatan Sementara
Pertobatan Sementara adalah bentuk pertobatan yang tidak sungguh-sungguh juga. Pertobatan ini terjadi hanya sampai pada tingkat ”Penyesalan” saja. Orang yang menyesal itu belum tentu bertobat; sekalipun dalam pertobatan ada penyesalan, tetapi penyesalan belum tentu adalah pertobatan.
Menyesal itu hanya mengakui bahwa perbuatannya tidak benar; sekalipun penyesalan dilakukan dengan sikap yang menangis, sikap yang kecewa dan bertanya mengapa itu aku lakukan! Tetapi hanya sampai pada taraf itu saja.
Menyesal itu tidak pernah dilakukan dengan hati yang sungguh-sungguh hancur di hadapan Tuhan. Orang yang bertobat hati dan pikirannya sadar bahwa kelakuannya itu benar-benar mendukacitakan hati Tuhan dan kemudian meminta kekuatan pada Tuhan untuk sungguh-sungguh berubah.
Tuhan Yesus memberikan perumpamaan seorang penabur, ada benih yang jatuh di pinggir jalan. Benih itu tumbuh dan kemudian terhimpit oleh batu-batu, dan akhirnya mati. Mat. 13:20,21. Gambaran itu dijelaskan oleh Tuhan Yesus sebagai seseorang yang mendengar Firman Tuhan, mereka bertobat tetapi ketika dalam hidupnya menghadapi tantangan, kesulitan entah dalam pekerjaan atau dalam keluarga, kemudian orang itu menyimpang, bahkan meninggalkan jalan yang benar. Itulah yang disebut dengan Pertobatan Sementara.
Pertobatan Sementara itu terjadi hanya sampai pada tingkat seseorang menyesal. Dan orang yang menyesal itu belum tentu bertobat, karena setelah menyesal dia kembali melakukan kehidupan yang lama lagi. Kalau diingatkan, dia menyesal kembali dan kemudian berbuat lagi. Karena memang di dalam dirinya belum bertobat!
Contoh konkrit dalam Alkitab, misalnya dalam PL adalah Firaun – berkali-kali kelihatannya dia bertobat dan percaya kepada Allah, tetapi pada dasarnya memang dia tidak bertobat, dan akhirnya mati di tengah-tengah Laut Teberau; Saul kelihatannya bertobat tetapi sebenarnya hanya menyesali kelakuannya yang tidak benar, di mana akhirnya dia datang kepada seorang dukun di Endor. Dalam PB misalnya terjadi dalam diri Yudas Iskariot.
Saudara, Bagaimana dengan pertobatan kita hari ini, apakah pertobatan kita hanya sebatas menyesal atau kita sungguh-sungguh bertobat. Saudara, Allah menginginkan kita mengalami pertobatan yang sungguh-sungguh atau benar-benar bertobat.
Terakhir, apa itu Pertobatan Yang Benar” (Conversis Actualis Prima).
Pertobatan yang benar, terjadi dalam perjumpaan pribadi antara Allah dengan manusia secara pribadi. Dimana kita benar-benar bertemu dengan Tuhan Yesus secara pribadi; kita mengakui diri kita sebagai orang berdosa, dan tidak mungkin dapat menyelamatkan diri dengan cara apapun.
Maka kita meminta agar Tuhan Yesus masuk dalam hati dan hidup dan selanjutnya kita benar-benar taat kepada Tuhan Yesus. Kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi.
Pertobatan ini bukan karena orang banyak atau ikut-ikutan banyak orang, tetapi secara pribadi kita bertemu dengan Tuhan Yesus dan Dia melahirbarukan kita(Yoh.3:3). Dan setelah itu kita benar-benar memiliki kehidupan yang baru, kehidupan yang berjalan menurut Firman Tuhan, dan benar-benar takut pada Tuhan. Pikriannya, perasaannya dan kelakuannya berubah. Hidupnya tidak sembarangan, melainkan mampu mengeluarkan buah-buah Roh Kudus, kebaikan, kebenaran, kesucian, kesabaran, kedamaian, kasih dan sebagainya.
Saudara ada beberapa tokoh dalam Alkitab yang benar-benar mengalami pertobatan setlah bertemu dengan Yesus: Misalnya seperti Zakheus. Lukas mencatat: .”Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan se-kiranya ada sesuatu yang kuperas dari sese-orang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. (Luk. 19:8,9). Demikian pula dengan pertobatan Perempuan Samaria (Yoh. 4:29,39); pertobatan sida-sida dari Etiopia (Kis. 8:30) dan Pertobatan Paulus (Kis. 9:5). Inilah yang disebut dengan Pertobatan yang sebenarnya.
Tuhan Yesus berkata, jika ada seseorang yang sungguh-sungguh bertobat, maka ada sukacita yang besar di Sorga karena satu orang bertobat. Pertanyaan yang perlu kita gumulkan bersama adalah, sejauh mana pertobatan kita yang sesungguhnya? Apakah kita sudah ada dalam pertobatan yang susungguhnya?
Jika kita dalam pertobatan yang sesungguhnya, marilah kita jalani hidup ini dengan takut pada Tuhan, taat pada kehendak dan pimpinan-Nya, dan kita benar-benar menjadi teladan dalam kehidupan kita, baik dalam keluarga maupun dalam pekerjaan.
Amin

Tidak ada komentar: