Kamis, 24 Juni 2010

Tak Kenal Tak sayang

TAK KENAL TAK DISAYANG
(Hosea 4)
Khotbah Dewasa Madya

Pendahuluan
Kita sering mendengar satu pepatah yang mengatakan “ tak kenal tak disayang” pepata ini sebenarnya, mau menjelaskan betapa pentingnya pengenalan kita akan seseorang. Pepatah ini juga mau menjelaskan pengenalan akan seseorang adalah satu dasar untuk membangun suatu relasi dengan orang lain. Satu hubungan yang normal harus dimulai dengan satu pengenalan. Apakah hubungan dengan rekan kerja, apakah dengan suami, istri, rekan sepelayanan, rekan kerja, maka semua harus diawali dengan suatu pengenalan. Kalau seseorang tidak saling mengenal maka akan sulit untuk membangun suatu relasi

Saudara, apa jadinya jikalau kita hidup sebagai suami istri tetapi tidak saling mengenal, apa jadinya jikalau orang tua tidak mengenal anak-anaknya, apa jadinya kita kerjasama bisnis dengan seseorang yang kita tidak kenal. Oleh sebab itu pengenalan itu sesuatu yang sangat penting.

Oleh sebab itu dalam konseling pranikah, ketika ada pasangan muda mudi yang mau menikah dan datang kepada saya, saya selalu bertanya; satu pertanyaan, apakah anda mengenal dia dengan baik, sudah berapa lama anda mengenal dia? Sudah berapa jauh anda mengenal dia? Saya tidak bertanya apakah kalian saling mencintai?

Mengapa saya tidak bertanya apakah anda saling mencintai atau mengasihi? Karena sebenarnya dasar seorang mengasihi dan mencintai itu adalah pada pengenalan. Kalau orang mengasihi seseorang tanpa mengenal pribadi orang dicintai , itu yang disebut cinta buta. Seharusnya orang sebelum ia mengasihi, ia harus mengenal. Karena pengenalan kepada seseorang menjadi dasar, kelevel selanjutnya yaitu saling mencintai, dan akhirnya memutuskan untuk membangun keluarga.

Saudara sangat berbahaya bagi seseorang jikalau seseorang memutuskan untuk menikah tanpa dia mengenal terlebih dahulu orang menjadi calon suami atau istrinya. Untuk bisa mengenal seseorang itu butuh proses, oleh sebab itu kalau seseorang mengatakan mengenal seseorang ketika ketemu di bis, sama-sama satu bis, atau satu pesawat setelah itu besok ngajak nikah, jelas orang itu tidak mengenal satu sama lain. Atau waktu ketemu dihalte bis, langsung jatuh cinta besok menikah...kalau demikian apa saling mengenal tentunya tidak saling mengenal.
Kalau tidak saling mengenal satu dengan yang lain, bagaimana nantinya kehidupan rumah tangga mereka, pasti akan kacau.

Saudara, dalam hubungan dengan Tuhan, maka yang harusnya terlebih dahulu ada dalam diri kita yaitu mengenal Tuhan, baru setelah mengasihi dia dan selanjutnya kita melayani dia. Jangan terbalik melayani Tuhan baru mengasihi atau mengasihi Tuhan baru mengenal Tuhan, mana mungkin kita dapat mengasihi dan melayani orang yang kita tidak kenal...

Oleh sebab itu yang menjadi dasar akan hubungan kita dengan Allah, adalah pengenalan akan Allah. Kita tidak dapat mengasihi kalau kita tidak mengenal Allah, kita tidak dapat melayani Tuhan kalau kita tidak mengenal Allah.

Sdr. Yang menjadi dasar utama untuk kita mengasihi Allah adalah pada pengenalan kita kepada Allah. Yang menjadi dasar kita melayani Tuhan ada pengenalan akan Allah. Bahkan yang menjadi ukuran keintiman kita dengan Allah ada pada pengenalan kita akan Allah.

Oleh sebab itu bagian firman Tuhan yang baru kita baca Allah, memberitahukan dengan tegas apa yang menjadi menjadi penyebab hancurnya bangsa Israel dan juga bangsa Yehuda. Apa yang menyebabkan moralitas dan kehidupan bangsa Israel menjadi rusak? Apa yang menyebabkan mereka menjadi penyembah berhala? Apa yang menyebabkan melakukan perzinahan rohani. Apa yang menyebabkan para imam-iman yang bekerja di bait Allah melakukan penyelwengan? Apa yang menyebabkan hubungan Tuhan dan umatnya hancur?

Saudara, dari firman Tuhan kita baca secara khusus; Hosea 4:6 ”umatku binasa karena tidak mengenal Allah”

Apa yang dimaksud dengan pengenalan kepada Allah:

I. Apa pengenalan akan Allah
Kata mengenal dalam Alkitab dalam bahasa Ibrani memakai kata da’at (pengenalan atau pengetahuan) yang berarti melihat dengan matanya sendiri untuk memperoleh ide atau pengalaman dan hubungan pribadi yang mendalam.

Jadi pengenalan atau pengetahuan didalam Alkitab berbeda pengenalan didalam bahasa indonesia, pengenalan didalam Alkitab lebih menekankan kepada hubungan seseorang dan menghasilkan suatu hubungan yang sangat intim. Jadi pengenalan akan Allah berbeda dengan tahu tentang Allah, mengenal artinya memiliki kedekatan, memiliki hubungan yang baik.
Mengenal Allah tidak sama dengan tahu akan Allah. Bnayak orang tahu tentang Allah tetapi tidak mengenal Allah. Orang tidak beragama juga tahu ada Allah tetapi mereka tidak mengenal Allah. Saudara, sama halnya dengan hubungan kita dengan orang lain, kita tah seseorang belum tentu kita mengena orang tersebut. Kita bisa mengetahui tentang seseorang melalui kita melihat autobiografinya, melihat riwayat pendidikannya, dan semacamnya. Saudara, sama dengan saya tanya tahu siapa presiden Amerika saat ini, pasti semua orang tahu, tetapi pasti kita tidak mengenal dia.
Saudara didalam pengenalan ada relasi, ada hubungan, ada kepercayaan. Demikian juga dengan mengenal Allah, banyak orang mengetahui ada Allah tetapi tidak mengenal Allah itu sendiri. Dalam pengenalan akan Allah, ada hubungan yang intim dengan Allah, ada penyerahan diri pada Allah. Tetapi mengetahui Allah hanya sebatas satu pengetahuan.
Mengapa kita harus mengenal Allah
Saudara, firman Tuhan mengatakan bahwa ”umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah. Allah menginginkan manusia tidak sekedar tahu Tuhan, tetapi manusia harus mengenal Allah yang benar, Allah yang mencipta langit dan segala isinya. Mengapa manusia harus mengenal Allah:

I. Agar manusia mengetahui kehendak Allah didalam hidupnya
Bangsa israel mengalami satu kondisi kemerosotan rohani dan moral didalam iman mereka kepada Tuhan. Saudara dalam psl 4:1 dikatakan; Tuhan mempunyai perkara dengan penduduk negri ini, sebab tidak ada kesetiaan, tidak ada kasih dan tidak ada pengenalan akan Allah di negri ini.
Apa dampak tidak mengenal Allah; mereka tidak mengetahui apa yang menjadi kehendak Allah, sehingga mereka hidup sesuka mereka, mereka hidup seperti tidak memiliki Allah. Sehingga kita melihat didalam ayat 2-3, Allah menunjukan dosa-dosa mereka, dimana mereka suka mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan dan penumpahan darah. Apa yang menjadi penyebab bangsa Israel melakukan hal itu semua, karena mereka tidak memiliki pengenalan Allah yang benar. Mereka tidak merasa bahwa apa yang mereka lakukan itu, sesuatu yang menjadikan Allah murka, sesuatu yang tidak menyenangkan hati Tuhan.

Saudara, semakin kita mengenal seseorang, semakin kita mengetahui apa yang disukai dan apa yang tidak disukai. Semakin kita mengenal seseorang semakin kita mengetahui sifat-sifatnya, apakah itu keburukan atau kebaikan. Semakin kita mengenal seseorang kita semakin berusaha untuk dapat memahami dia. Demikian juga hubungan kita dengan Tuhan, semakin kita mengenal Tuhan, semakin kita mengetahui sifat0-sifatnya, apa yang Allah yang tidak sukai dan apa yang Allah senangi.

Saudara, setiap kali mengajar konseling, saya sangat senang karena saya melihat setiap pasangan selalu senyum, semua kelihatan saling menyayangi, begitu mesra dan rasa-rasanya sulit untuk dipisahkan. Lalu saya memikirkan; seandainya kalau suasana seperti ini dipertahankan sampai 25-30 tahun pernikahan, itu suatu yang luar biasa. Karena kenyataan bahwa ada banyak keluarga-keluarga yang dibangun diawali dengan begitu mesra dan saling mengasihi tetapi baru beberapa tahun menikah, sudah terjadi cek cok sini sana dlsb.

Mengapa ini bisa terjadi? Salah satu faktornya adalah kurangnya pengenalan satu dengan yang lain dan akhirnya mempengaruhi hubungan pernikahan mereka. Satu maunya seperti ini, tetapi yang satu maunya seperti ini...akhirnya cekcok...

Saudara dalam hubungan dengan Tuhan, Allah menginginkan manusia memahami apa yang menjadi keinginan Allah. Allah menginginkan manusia memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi mereka.

Allah ingin mereka memahami Allah dengan benar, namun bangsa Israel tidak memahami Allah dengan baik, salah satu contoh dalam Mikha pasal 6:8-10 (Mikha bernubuat sezaman dengan Hosea) dimana mereka berfikir bahwa Allah akan senang jikalau mereka sudah memberikan korban persembahan, mereka berfikir korban persembahan satu-satunya cara untuk membujuk Tuhan. Tetapi Tuhan mengatakan bahwa; Aku tidak membutuhkan korban persembahanmu, lalu apa yang Tuhan inginkan dari mereka; dalam Mikha 6:11 dikatakan; Hai manusia, telah beritahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Tuhan.

Allah tidak ingin mereka memberikan korban persembahan namun hasil persembahan dari hal-hal yang tidak halal. Dari pemerasan mereka terhadap orang miskin. Allah tidak ingin menerima persembahan dari mereka dengan konsep yang keliru dan dengan motivasi yang salah. Oleh sebab itu Allah mengatakan kepada mereka bahwa dia menginginkan mereka melakukan keadilan, setia pada Allah dan rendah hati dihadapan Tuhan, itu sudah cukup. Tetapi mereka berfikir bahwa Allah lebih menyukai korban persembahan mereka.

Lebih dari pada itu, ada satu kesalahan fatal dari bangsa Isrrael, mereka berfikir, bahwa Allah yang mereka sembah seperti Allah yang disembah bangsa-bangsa kafir yang senang dengan persembahan. Mereka tidak mengetahui bahwa Allah mereka sembah adalah Allah sang pencipta langit dan segala isinya. Sehingga dia tidak membutuhkan persembahan yang mereka berikan.
Mengapa ini semua bisa terjadi? karena mereka tidak mengenal Allah mereka dengan benar.

Aplikasi: Saudara, kita manusia lemah dan terbatas, kita tidak dapat mengetahui kehendak Tuhan dalam hidup kita, bisa jadi kita merasa bahwa apa yang kita lakukan adalah kehendak Tuhan, tetapi sebenarnya sesuatu yang menyakiti hati Tuhan, bisa saja jalan hidup yang kita ambil menurut kita adalah kehendak Tuhan, tetapi sebenarnya bukanlah kehendak Tuhan. Oleh sebab itu sangat penting bagi kita mengenal Tuhan supaya kita mengerti kehendak Tuhan dalam hidup kita, dalam keluarga kita dan dalam pekerjaan kita.

Selanjutnya, mengapa kita harus mengenal Allah?
II. Agar kita memiliki hubungan yang intim dengan Allah
Saudara, sebagaimana diawal saya sudah katakan bahwa yang menentukan kedekatan kita dengan seseorang adalah pada pengenalan kita terhadap orang tersebut. Maka kedekatan kita atau keintiman kita dengan Tuhan ditentukan dari seberapa besar kita mengenal Dia.
Sdr. Tidak mungkin orang yang tidak kita kenal kita dapat menceritakan suatu rahasia atau kita langsung terbuka dengan orang tersebut. Atau kita langsung meminta tolong, atau meminta sesuatu dari orang yang tidak kita kenal. Mana mungkin orang yang tidak kenal langsung percaya atau mempercayakan sesuatu yang berharga kepadanya. Demikian juga dalam hubungan kita dengan Allah.
Mana mungkin, kita tidak mengenal Allah, tidak dekat dengan Allah, kita berani meminta tolong kepada-Nya, apalagi kita berani memanggil dia Bapa...Saudara, kalau saya lagi jalan dipasar lalu tiba datang seorang anak lalu memanggil saya papa, heran gak saya... pasti saya akan kaget...berbeda kalau di rumah anak saya memanggil Papa..saya gak akan kaget..
Sdr. Mengapa Allah memanggil kita anak dan kita memanggil-Nya Bapa, ketika kita berdoa? Allah memanggil kita anak dan kita memanggil Dia bapa menunjukan suatu hubungan yang intim suatu relasi yang sangat dekat.

Saudara, bangsa israel adalah bangsa yang kelihatan mengenal Allah tetapi sebenarnya mereka tidak mengenal Allah mereka. Apa bukti mereka tidak mengenal Allah mereka? Terbukti dalam sepanjang sejarah Israel, mereka lebih banyak menyakiti hati Tuhan. Mereka lebih sering tidak setia kepada Tuhan. Mereka lebih sering melanggar firman Tuhan, mereka lebih sering melawan Allah. Bahkan mereka lebih banyak meragukan akan kuasa dan kekuatan Tuhan sehingga mereka lebih percaya dewa-dewa kanaan dari Allah mereka, mereka lebih percaya kekuatan dewa2 darri pada kuasa Tuhan.

Walaupun Tuhan sudah dengan berbagai cara membawa mereka untuk mengenal Allah tetapi mereka sekali lagi tidak dapat mengenal Allah. Mata hati mereka begitu tertutup dan tidak mampu mengenal Allah, walaupun Allah telah menyatakan diri melalui berbagai tanda, apakah itu melalui urim dan tumim, melalui para nabi, melalui teofani atau penampakan-penampakan tetapi mereka tidak juga mengenal Allah dengan benar.

Oleh karena mereka tidak mengenal Allah dengan benar, sehingga mempengaruhi hubungan mereka dengan Allah. Ibadah mereka kepada Allah menjadi suatu yg bersifat rutinitas, korban persembahan yang mereka berikan, tidak berkenan dihadapan Tuhan karena diberikan hanya sebagai suatu ritual tanpa makna, bahkan terkesan asal-asalan.
Mereka tidak menaruh kepercayaan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan, mereka lebih percaya dewa-dewa orang kafir dlsb.

Bahkan bukan saja umat Tuhan yang melakukan seperti itu, ttp para imam yang dipercayakan Tuhan untuk melayani dia, melakukan hal yang menyakiti hati Tuhan. Mereka mengajarkan ajaran-ajaran yang tidak benar, dan anehnya ajaran-ajaran seperti itu yang disenangi oleh bangsa Israel.

Saudara yang dikasihi Tuhan, pengenalan akan Allah sangat berkaitan erat dengan hubungan kita dengan Tuhan, termasuk didalamnya berkaitan erat dengan ibadah kita kepada Tuhan. Berkaitan erat dengan penyembahan kita kepada Tuhan. Berkaitan erat dengan doa kita kepada Tuhan.
Orang yang mengenal Allah dengan benar, maka ketika dia datang beribadah ia memiliki sikap hati yang benar. Ketika dia beribadah kepada Tuhan dia mau menyenangkan hati Tuhan, bukan untuk menyenangkan hatinya semata.
Orang sungguh-sungguh mengenal Tuhan, dia akan menaruh segala kepercayaanya kepada Tuhan, bukan kepada kekuatannya sendiri.

Hal ini juga menjadi bahan introspeksi bagi kita, apakah ketika kita datang beribadah kita sungguh mau menyembah Tuhan, apakah kita sungguh mau menyenangkan hati Tuhan atau diri kita.
Sdr. John Stot: Pengenalan tentang Allah sejati akan membawa kepada penyembahan kepada Allah...
Erwin Lutzer berkata: ”semakin jelas visi kita tentang Allah, semakin kuat pula motivasi kita untuk menyembah Allah”.
Bagaimana sikap kita didalam ibadah kita kepada Tuhan? Bagaimana kita menyembah Tuhan hari ini? Sdr. Pengenalan kita akan Tuhan dengan benar, berdampak kepada hubungan kita dengan Tuhan, semakin kita mengenal Tuhan, maka semakin intim hubungan kita dengan Tuhan.

III. Agar kita dapat berjalan dalam kebenaran
Saudara pengenalan kita akan Tuhan, memampukan kita untuk dapat berjalan dalam kebenaran dan hidup dalam kebenaran. Hari ini kita diperhadapkan dengan berbagai pengajaran yang kelihatan rohani tetapi tidak rohani, kjita diperhadapkan dengan ajaran yang kelihatan menyembah Tuhan tetapi sebenarnya tidak menyembah Tuhan, kelihatan menyenangkan hati Tuhan, namun sesunguhnya sesuatu yang menjijikan Tuhan.
Kelihatan mengajarkan tentang Allah tetapi sebenarnya bukan Allah yang benar.

Banyak orang di dunia ini, bahkan bisa dikatakan bahwa semua orang memiliki allah dalam hidupnya. Data pada tahun 2002, di Amerika ada sekitar 92% orang mengaku percaya kepada Allah. Namun seorang jurnalis bernama Chris Stemper melaporkan bahwa ternyata Allah yang dimaksud adalah allah yang tampak semakin tidak mirip dengan Allah yang dinyatakan dalam Alkitab

…”. Saat ini, jaman kita sedang digerogoti dengan filsafat Postmodernisme, masing-masing memiliki kebenaran, masing-masing memiliki pandangan tersendiri tentang Allah. Kebenaran itu menjadi begitu individual dan plural. Karena masing-masing memiliki kebenaran, maka kebenaran itu menjadi tidak ada.

Hari ini kita diperhadapkan dengan situasi dimana kita sulit untuk membedakan mana kebenaran dan mana yang bukan kebenaran. Kebenaran bisa menjadi sesuatu yang relatif, tergantung pada situasi dan kondisi, tergantung pada konteks; misalnya: Bagi sebagian orang homoseksual dan lesbian sesuatu yang sah-sah, poligami suatu yang sah-sah saja, berbohong bisa dilakukan sesuai dengan konteksnya, kalau lagi dagang boleh bohong-bohong sedikit, boleh memeras seseorang, kalau itu dilakukan dengan cara halus, semua yang absolut menjadi suatu yang relatif dlsb.
Pada pasal 4:1 Tuhan mengatakan tidak ada kebenaran di negri ini; tidak ada kasih, tidak ada kesetiaan dan tidak ada pengenalan Allah, Apa yang menyebabkan mereka tidak hidup dalam kebenaran:

Pertama: Para imam tidak mengajarkan pengajaran yang benar.
Yeremia 5:30-31.. Para nabi-nabi bernubuat karena uang dan mengajar dengan dusta kepada bangsa Israel; Mikha 3:11.Juga para imam-imam mengajar dan mengambil upah dengan kekerasan.

Mengapa para imam dan nabi tidak mengajar suatu kebenaran, karena memang sulit untuk mengajarkan kebenaran, karena kebenaran itu sesuatu yang tidak enak disampaikan. Oleh sebab itu para nabi lebih senang dan menyampaikan sesuatu yang enak didengar.

Hari ini khotbah-khotbah di mimbar, lebih banyak menyampaikan sesuatu yang menyenangkan telinga jemaatnya, yang dibicarakan adalah berkat, penghiburan, kesembuhan jarang berbicara tentang dosa, dan kebenaran. Bukan tidak boleh bicara berkat, penghiburan, kesembuhan tetapi perlu ada keseimbangan. Kita perlu berbicara tentang dosa, perlu berbicara tentang kebenaran walau tidak enak didengar.
Bahkan ada satu hamba Tuhan, bukan di pontianak, ketika dia mengundang pengkhotbah dia mengatakan kepada pengkhotbah jangan khotbah yang keras-keras jemaat saya itu masih muda secara rohani, nanti mereka tidak lagi ke gereja, nanti mereka tidak lagi memberi persembahan..dlsb.
Kalau sudah begini kapan jemaat bisa dewasa secara rohani.

Kedua: Dari pribadi umat Israel
Mereka tidak menyukai ajaran yang benar, Para nabi-nabi yang mengkhotbahkan kebenaran Allah mereka tidak mau mendengar dan mereka tolak (Yeremia 5:13). Mereka lebih menyukai para nabi-nabi yang mengkhotbahkan kebohongan ataupun dusta. Mereka lebih senang mendengar sesuatu yang enak didengar telinga.
Kebenaran di hasilkan dari pengenalan kita akan Tuhan. Tetapi pertanyaannya; bagaimana kita bisa mengenal Allah yang benar

Melalui apakah kita mengenal Allah yang benar?
Saudara, dalam Yoh. 8:31-32 mengajarkan bahwa hanya di dalam firman Nya kita dapat mengenal kebenaran yang memerdekakan. Dengan kata lain, hanya melalui firman kita dapat menemukan kebenaran yang sejati (pengenalan akan Allah yang sejati). Tidak ada cara lain, hanya dengan merenungkan firmanNya, kita dapat mengenal Dia dengan benar, dan oleh pengenalan itulah sikap hidup dan motivasi kita akan dimurnikan.

IV. Menuntun orang untuk percaya sungguh-sunguh percaya kepada Allah
Mengapa bangsa Israel menyembah berhala? Semua dilakukan karena mereka tidak mengenal Allah mereka dengan benar. Ketika mereka tidak mengenal Allah dengan membenar, maka membuat mereka ragu untuk percaya akan kuasa Tuhan dalam hidup mereka.
Mengenal Allah itu penting sekali. Kalau kita tidak mengenal Allah, kita tidak bisa betul-betul percaya kepada Tuhan. Bagaimana kita bisa percaya kepada seseorang yang tidak kita kenal? Bahkan Firman Tuhan mengatakan bahwa pengenalan Allah menentukan akan keselamatan kita.
Yohanes 17:3
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
Sdr. Hidup kekal sama dengan mengenal Allah, hidup kekal tidak sama dengan pergi ke gereja setiap minggu, tidak sama dengan kita melayani Tuhan. Bisa jadi kita datang ke gereja setiap minggu tetapi kita tidak sungguh mengenal Allah, bisa jadi kita giat melayani Tuhan, namun kita sebenarnya tidak mengenal siapa yang kita layani.

Francis A. Schaeffer mengatakan: “I do what I think, I think what I believe”. Apa yang kita lakukan (do) dalam hidup kita – sikap hidup, berelasi, berkomunikasi, beribadah, melayani, bekerja, belajar, dll. – dipengaruhi oleh bagaimana pengenalan (think) kita terhadap apa yang kita percayai (believe). Sikap hidup, pelayanan, dan komunikasi kita akan baik jika pengenalan akan Allah baik. Hal ini juga selaras dengan apa yang John Calvin katakan bahwa pengenalan yang benar akan Allah akan membawa kepada pengenalan yang benar terhadap diri sendiri.
Saudara, Kita bisa kuat atau tidak dalam menghadapi permasalahan hidup ini, itu tergantung dari bagaimana pengenalan kita akan Allah. Sewaktu kita menghadapi persoalan, kalau kita tidak mengenal Tuhan, kita tidak bisa mempercayai Tuhan. Sehingga kita temukan banyak orang kalau ada persoalan, cari dukun, lari dari masalah, pergi meninggalkan masalah. Mereka tidak percaya sama Tuhan karena mereka tidak kenal Tuhan. Kalau kita mengenal Tuhan, kita tidak akan pernah cari dukun. Karena itu mengenal Allah itu sangat penting.
Kalau kita mengenal Tuhan, kita bisa mempercayakan diri kepadaNya. Percaya dengan mempercayakan diri adalah dua hal yang berbeda. Ada orang yang sampai pada tahap percaya saja. Itu bagus! Tapi tidak cukup sampai di situ. Kita juga harus mempercayakan diri. Contohnya seperti ini. Ada orang yang percaya sama Tuhan. Tapi ketika ada masalah, ia mempercayakan dirinya kepada dukun, kepada akal pikirannya sendiri. Nah, percaya dengan mempercayakan diri itu beda. Kalau kita percayanya benar, mempercayakan dirinya juga pasti benar. Bukti kepercayaan kita kepada Tuhan adalah kalau kita berani untuk mempercayakan diri kepadaNya. Kalau kita mengenal Bapa, memiliki pengalaman dengan Bapa, kita pasti akan berani untuk mempercayakan diri kita kepadaNya. Itulah sebabnya Tuhan mau kita mengenal Allah dan mengenalNya sebagai Bapa.

Kita mungkin mempercayai Allah sebagai Bapa. Tapi apakah kita pernah mengalaminya sebagai Bapa kita? Karena ada orang Kristen ‘katanya'. Mereka adalah orang-orang Kristen yang tidak pernah melihat atau mengalami Allah sebagai Bapa. Karena itu ada orang yang percaya kepada Tuhan tapi mereka tidak bisa mempercayakan diri. Karena mereka cuma percaya di pikiran saja. Untuk percaya di dalam hati, kita harus mengalami Tuhan dan memiliki pengalaman dengan Tuhan. Kalau kita sudah memiliki itu, barulah kita bisa masuk pada langkah yang kedua yaitu mengasihi Allah dan akhirnya melayani Dia.
Kesimpulan:
Pengenalan Akan Allah sesuatu yang penting bagi kita orang percaya, karena melalui pengenalan akan Allah yang benar, memampukan kita untuk dapat mengetahui kehendak Allah dalam hidup kita, memampukan kita untuk memiliki hubungan yang intim dengan Allah, menuntun kita untuk dapat berjalan dalam kebenaran dan menuntun kita untuk percaya sungguh-sungguh kepada Allah.
Sdr. Ketika kita sudah mengenal Allah dengan benar, maka ini membuat kita lebih sungguh mengasihi Allah. Kiranya Tuhan memberkati kita. Amin.

Tidak ada komentar: