Kamis, 24 Juni 2010

Mengandalkan Tuhan atau mengandalkan manusia (Hosea 7)

MENGANDALKAN TUHAN ATAU MENGANDALKAN MANUSIA

Pendahuluan
Saudara, apakah saudara mengenal orang-orang ini? (gambar) Kita mengenal nama Robert Boyle, perintis kimia modern. Michael Faraday, perintis daya listrik dan penemu generator listrik. Sir Isaac Newton, penemu hukum gaya berat. Louis Pasteur, perintis bakteriologi, vaksinasi dan imunisasi. Sir Joseph Lister, bapak ilmu bedah modern. Wilbur Wright dan Orville Wright, perintis penerbangan.
Saudara, kita mengenal mereka sebagai orang-orang genius dan berhasil menyumbangkan sesuatu yang sangat berarti bagi dunia. Tetapi ada satu sisi yang mungkin sering terlupakan oleh kita tentang kehidupan ilmuwan-ilmuwan terkenal ini. Tahukah saudara bahwa sebenarnya mereka semua tercatat sebagai orang-orang yang sangat mempercayai kebenaran Alkitab ?
Saudara tahu apa yang menjadi rahasia sukses dari para ilmuwan di dunia ini ? Rahasianya adalah mereka sangat-sangat mengandalkan Tuhan.
Hari ini kita mau berbicara tentang mengandalkan Tuhan….Saudara berbicara mengenai mengandalkan Tuhan, secara teori mungkin ini sesuatu yang gampang untuk dikatakan, namun sesungguhnya dalam prakteknya itu sesuatu yang sulit dipraktekan. Tidak sedikit orang percaya yang gagal untuk mempraktekan kehidupan yang mengandalkan Tuhan. Bukan saja anggota jemaat biasa, namun hamba Tuhan mengalami kesulitan untuk dapat sepenuhnya mengandalkan Tuhan dalam hidupnya dan pelayanannya.
Mengapa mengandalkan Tuhan adalah sesuatu yang sulit? Sulitnya seseorang untuk mengandalkan Tuhan disebabkan oleh keberdosaan manusia. Sehingga manusia memiliki kecenderungan untuk lebih percaya pada kemampuan diri sendiri dibandingkan Tuhan. Manusia akan lebih percaya kepada kemampuan manusia dari pada Tuhan, manusia akan lebih percaya apa yang dikatakan oleh Iblis dari pada Tuhan. Manusia terkadang lebih percaya kepada sesuatu bessifat materi dari pada kepada Tuhan, manusia lebih percaya sesuatu yang menurut logikanya benar dari pada percaya hal yang bersifat supranatural yang berasal dari Allah.
Saudara berbicara tentang mengandalkan Tuhan, maka saya menemukan tidak sedikit orang yang terjebak dengan sikap yang salah mengenai mengandalkan Tuhan:
I. Terlalu mengandalkan Tuhan
Orang seperti ini tanpa disadari dia mengabaikan peran dia dan orang lain didalam hidupnya. Kita harus memahami bahwa mengandalkan Tuhan bukan berarti bahwa apapun didalam hidup kita harus dikerjakan oleh Tuhan dan kita menjadi pasif dan tidak berusaha…tidak….mengandalkan Tuhan bukan berarti kita tidak memiliki tanggung jawab yang harus kita lakukan atau tidak memiliki peran sama sekali….tidak…antara kita dengan Allah memiliki peran masing-masing. Ada peran yang harus kita kerjakan ada peran Tuhan.
Saudara, Satu saat ada seorang ibu tua yang begitu percaya kepada Tuhan, dalam berbagai hal dalam hidupnya ia selalu meminta petunjuk dan pertolongan TUhan. Satu saat terjadi banjir yang besar dan ibu berdoa supaya Tuhan menolong dia dan menyelamatkan dia. Dia berdoa dengan sungguh-sungguh menunggu sampai Tuhan dating untuk menolongnya. Sementara dia berdoa ada seorang dating dan berkata kepadanya bu ayo naik ke perahu ini , banjir semakin besar, tetapi ibu ini mengatakan saya tidak mau mengandalkan manusia, karena saya yakin Tuhan akan datang menolong saya, lalu dating tim penyelamat dengan helicopter meminta dia untuk segera naik helikopter, dia mengatakan saya tidak mau, saya harus menunggu sampai Tuhanku menolong saya, setelah beberapa waktu lamanya datang satu regu penolong dan membujuk dia supaya dia naik perahu tetapi dia tidak mau, dia menginginkan Tuhan sendiri yang menolong dia.
Singkat cerita ibu ini meninggal dunia. Setelah ketemu dengan Tuhan , dia protes sama Tuhan. Tuhan engkau katakan bahwa engkau baik, engkau siap menolong anak-anakmu yang percaya padamu, tetapi mengapa tidak menolong aku. Tuhan katakan kepadanya; anakku aku sudah mengutus orang untuk menyelamatkanmu tetapi engkau sendiri berkeras tidak mau ditolong, aku sudah mengutus helicopter tetapi engkau berkeras tidak mau ditolong, tidak saja itu disaat-saat dimana engkau akan meninggal, aku mengutus seorang untuk menyelamatkanmu tetapi kamu tetap menolak tawaranku.
Anakku aku memakai orang-orang tersebut sebagai kepanjangan tanganku untuk menolong kamu tetapi kamu menolak pertolonganku. Saudara terkadang dalam berbicara mengandalkan Tuhan kita terjebak kepada ekstrim seperti ini, kita melupakan bahwa Tuhan dapat memakai berbagai cara untuk menolong, melindungi dan memberkati anak-anaknya. Tuhan bisa memakai orang lain untuk menolong kita
2. Masalah kecil kalau kita bisa mengatasi mengapa membuat Allah repot.
Saudara, sebenarnya Allah tidak pernah merasa direpotkan oleh manusia, tetapi terkadang manusia merasa bahwa mereka begitu merepotkan Tuhan. Mengapa bisa demikian? Karena terkadang kita menempatkan perasaan kita, atau apa yg menjadi kebiasaan kita kepada Allah.
Misalnya orang yang tidak mau direpotkan orang lain dia juga berfikir bahwa Allah seperti dia. Allah tidak mau direpotkan oleh hal-hal kecil manusia. Ada orang senang mengatakan “little-litle Me’ sehingga dia mengatakan jangan sedikit-sedikit Tuhan, Sdr..Tuhan tidak pernah mengatakan kepada manusia “litle-litle Me”. Sebaliknya Tuhan sangat senang dengan anak-anak Tuhan yang mau menyerahkan segala masalah pergumulan dalam hidupnya kepada Dia. Dengan demikian membuktikan bahwa orang tersebut percaya dan mengandalkan Allah.
Saudara, mengandalkan Tuhan berarti kita menyerahkan secara total kehidupan kita kepada Tuhan, bukan hanya hal-hal besar tetapi segala aspek dalam hidup kita.
3. Mungkin Tuhan tidak mampu menolong kita.
Orang seperti ini adalah orang yang sudah putus asa, mungkin dia sudah mengalami pergumulan begitu berat, dia sudah berdoa tetapi Tuhan seakan tidak menjawab doanya. Sudah mentok gak ada jalan lagi, Oleh sebab itu dia mencari sesuatu yang dapat menolong dirinya. Karena dia merasa bahwa Tuhan tidak mampu menolong dirinya.
Misalnya; Seorang yang sakit atau mengalami masalah yang berat, dia sudah berdoa dan berobat kemana-mana tetapi sakitnya tidak sembuh-sembuh akhirnya dia pergi dukun atau loya untuk menyembuhkan sakitnya.
Sdr. Tuhan selalu siap sedia menolong kita, tetapi dalam kasus-kasus tertentu Tuhan mengizinkan kita menghadapi pergumulan dan tantangan dalam hidup kita, untuk maksud dan rencana yang lebih besar dalam hidup kita.
Oleh sebab itu ketika kita mengalami berbagai masalah pergumulan, kita sudah berdoa namun seakan Tuhan tidak menjawab doa kita, bukan berarti Tuhan tidak mampu menolong atau tidak mau menolong kita, tetapi melalui hal itu Tuhan punya rencana bagi kita. Yang pasti cepat atau lambat pertolongan Tuhan itu pasti.
4. Orang yang sama sekali tidak mengandalkan Tuhan.
Penyebabnya ada banyak hal, mungkin ada sesuatu yang dapat disandari, dimana dia merasa bahwa tidak perlu Tuhan, dia bisa melakukan sendiri. Atau ada sesuatu yang dapat menjadi pegangan dan tumpuan dalam hidupnya. Apakah itu harta kekayaan, kepintaran, kuasa dan lain sebagainya.
Tuhan Yesus dalam Luk.12:13-21 menceritakan satu perumpamaan tentang seorang kaya yang bodoh. Orang kaya memiliki tanah yang banyak dan hasilnya begitu banyak. Lalu dia mengatakan didalam hatinya, dia mengatakan bahwa jiwaku ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya, beristirahatlah, makan minum dan bersenang-senanglah. Tetapi Firman Allah mengatakan kepadanya; Hai engkau orang yang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang engkau sediakan untuk siapa itu nanti.?
Saudara, kita kembali kepada pembacaan kita tadi, pembacaan kita tadi berbicara tetang dosa dari para pemimpin Israel, dibidang agama dan kenegaraan. Mereka melakukan perbuatan yang menyakiti hati Tuhan.
Dalam pasal 7 ini berbicara dua hal mengenai para pemimpin atau pejabat pemerintah:
Pertama:Berbicara tentang dosa para pejabat pemerintah;
Dimana mereka memberikan nasehat-nasehat palsu kepada raja, Hosea 7:3 menggambarkan kebobrokan sistem pemerintahan yang ada. Para pejabat banyak yang menjilat raja dengan puji-pujian sumbang, dengan nasihat-nasihat yang menyesatkan, dengan laporan-laporan pembangunan yang penuh kebohongan. Mereka membuat istana tetap dalam suasana bahagia, seolah-olah tidak ada sesuatu yang sedang terjadi dalam sistem pemerintahan bangsa itu, namun pada kenyataannya tidaklah demikian.
Yang sebenarnya sedang terjadi adalah persekongkolan di kalangan istana demi untuk merebut takhta kerajaan yang sebelumnya telah diperintah oleh seorang raja. MIsalnya: Salum mengadakan mufakat untuk membunuh raja Zakharia supaya ia bisa menjadi raja; Pekah, perwira raja Pekahya membunuh raja Pekahya; selanjutnya raja Hosea bin Ela membunuh Pekah. Demikianlah ketidakbenaran demi ketidakbenaran terjadi di kerajaan Israel.
Selain daripada itu, bangsa Israel juga hidup dalam perzinahan, pesta pora dan kemabukan. Saudara-Saudara, mengenai pesta pora dan kemabukan seperti yang digambarkan oleh nabi Hosea dalam ayat 5, disini kita melihat akan dosa yang begitu luar biasa yang dilakukan oleh para pejabat pemerintah pada waktu itu. Dalam Hosea 4:11, bahwa anggur dan air anggur telah menghilangkan daya pikir bangsa itu. Dosa membuat mereka kehilangan daya pikir dan perilaku yang benar.
Saudara, tingkah laku para pejabat Israel betul-betul memuakkan. Sebanyak tiga kali dalam Hosea 7:4, 7:6 dan 7:7, Hosea mengatakan bahwa mereka bagaikan dapur perapian, seperti dapur perapian dan sudah panas seperti dapur perapian. Seolah-olah Hosea ingin mengatakan suatu peningkatan akan besarnya dan banyaknya kejahatan yang telah terjadi di Israel bahwa mereka tidak lagi mengekang segala kejahatan, mereka membiarkan kejahatan semakin menjadi-jadi.
Saudara, para penasehat raja, para hakim yang seharusnya menyuarakan kebenaran, tetapi mereka menyuarakan ketidakbenaran. Seharusnya mereka menegur, mengingatkan raja untuk berseru kepada Tuhan (ay. 7), tetapi mereka justru melakukan kejahatan dengan nasihat-nasihat busuk.
Kedua: Dosa tidak mengandalkan Tuhan 7:8-12
Saudara beberapa waktu lalu kita sudah membahas mengenai dosa bangsa Israel. Satu hal yang sangat penting sehubungan dengan dosa mereka adalah mereka mengadopsi budaya budaya asing termasuk agama asing masuk dalam kehidupan bangsa Israel. Sehingga penyembahan berhala bukan sesuatu yang tabuh bagi umat pilihan Allah. Bahkan diwilayah Israel banyak terdapat tempat-tempat pemujaan berhala.
Budaya penyembahan berhala di bukit-bukit dan gunung-gunung telah diikuti oleh raja Israel beserta segenap rakyatnya. Dalam hal ibadah, mereka mengira mereka boleh memutuskan sendiri kepada dewa-dewa mana pun, dan di bukit-bukit mana pun yang kelihatannya lebih menjanjikan harapan, sehingga mereka digambarkan menjadi roti bundar yang tidak dibalik. Dengan kata lain, Israel menjadi roti bundar yang telah hangus karena perapian dan tidak dapat dimakan. Kehidupan bangsa Israel telah rusak, sehingga tidak dapat dinikmati kebaikannya. Ini juga menggambarkan bahwa tidak lama lagi mereka akan hangus oleh murka Allah.
Apa yang menjadi penyebab umat Tuhan menyembah berhala? Ada banyak hal yang menyebabkan umat Tuhan menyembah berhala, tetapi penyebab yang utama mengapa bangsa Israel menyembah berhala, adalah mereka tidak memiliki keyakinan akan kuasa dan pertolongan Tuhan. Mereka berfikir Allah tidak dapat mereka sandarkan. Mereka tidak meyakini bahwa Allah yang mereka sembah dapat diandalkan? Mereka tidak yakin bahwa Allah sanggup menolong mereka. Atau dengan kata lain mereka sama sekali tidak mengandalkan Tuhan.
Apa bukti bangsa Israel tidak mengandakan Tuhan?
Bukti pertama mereka tidak mengandalkan Tuhan adalah dengan menyembah berhala.
Mengapa mereka menyembah berhala?, karena menurut mereka barhala-berhala dapat menolong mereka keluar dari persoalan dalam hidup mereka.
Aplikasi:Saudara hari ini kita melihat bahwa masih begitu banyak orang yang mengatakan percaya Tuhan tetapi tidak memiliki keyakinan akan kuasa dan pertolongan Tuhan dalam hidup mereka. Mereka tidak mengandalkan Tuhan, tetapi lebih mengandalkan sesuatu diluar Tuhan, yang lebih menjanjikan dan yang menjadi berhala bagi mereka.
Saudara, ketika kita berbicara berhala, maka kita tidak hanya berfikir bahwa menyembah berhala berarti kita pergi ke kuil-kuil berhala, ketempat-tempat penyembahan berhala, ke gunung Kawi…tidak ..seorang hamba Tuhan pernah mengatakan bahwa sebenarnya berhala terbesar adalah diri kita sendiri.
Seseorang lebih mudah mengandalkan diri sendiri, dari pada mengandalkan Tuhan, seseorang lebih percaya bahwa dia mampu untuk menolong dirinya sendiri dari pada Allah.
Saudara, Pada dasarnya setiap kita merupakan penyembah berhala dimana berhala tersebut adalah diri kita sendiri. Manusia terkadang lebih mengagung-agungkan diri sendiri dari pada Tuhan. Saudara yg sering ikut seminar-seminar motivasi, sering kita memotivasi diri kita, dengan kata ‘saya mampu’ saya bisa ‘ Sehingga tanpa disadari terkadang paham humanisme itu muncul dalam diri kita. Dan kita menjadi diri kita sebagai Tuhan atas hidup kita.
Saat ini berhala yang perlu dibuang dari hidup orang Kristen bukanlah berupa patung atau pohon keramat melainkan diri sendiri. Berhala yang perlu dibuang dari kita adalah Ambisi pribadi kita, keinginan daging dan keangkuhan hidup. Ini merupakan berhala yang harus dihancurkan bila kita ingin dipakai oleh Tuhan dengan efektif.
Sebenarnya musuh terbesar kita bukanlah iblis melainkan nafsu kedagingan kita atau diri kita sendiri. Iblis bisa masuk dan mempengaruhi seseorang hanya bila ia diberi celah dan kesempatan. Tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut ( Yak 1:14-15 ).
Berhala terbesar adalah diri kita sendiri. Dimana kita lebih mengandalkan diri sendiri dari pada Tuhan, lebih percaya akan kemampuan diri sendiri dari pada Tuhan.
Bukti kedua bahwa bangsa Israel tidak mengandalkan Tuhan yaitu ketika mengalami tekanan dari bangsa-bangsa disekitarnya mereka tidak meminta pertolongan Tuhan tetapi kepada bangsa Mesir dan Asyur.
Demi mengokohkan diri sebagai seorang raja di Israel, maka raja Menahem meminta bantuan kepada Asyur, meskipun untuk itu ia harus membayar upeti yang tidak sedikit jumlahnya. Demikian pula, sewaktu raja Hosea bin Ela (Raja Israel Utara=Yehuda) mengalami kekangan dari Asyur, yang kepadanya Hosea harus membayar upeti, maka raja Hosea mengarahkan pandangannya ke arah Mesir. Hosea meminta pertolongan So, raja Mesir untuk melepaskan diri dari kekangan Asyur.
Akan tetapi, di tengah-tengah tekanan dari luar yang mendesak kerajaannya, raja Hosea justru melakukan suatu diplomasi yang bodoh, sebab justru pada saat itu Mesir secara intern telah terbagi-bagi dan sedikit saja dapat memberi pertolongan kepada Israel. Itu sebabnya nabi Hosea mengatakan bahwa mereka telah menjadi “merpati” tolol, tidak berakal (Hos. 7:11).
Saudara-saudara, pada saat Israel mengira mereka sedang terbang tinggi bagaikan burung dengan sayapnya yang kuat, karena ada Asyur atau ada Mesir yang bersama mereka dan yang dapat mereka banggakan, akan tetapi pada saat yang sama Tuhan melalui nabi Hosea telah menubuatkan tentang akan datangnya penghukuman atas bangsa itu.
Saudara, ketika mereka mengandalkan Mesir dan Asyur yang akan menolong mereka, sebenarnya mereka bukan bertambah kuat, karena saat itu pula hukuman Tuhan ditimpahkan kepada mereka.
Di dalam ayat 12, Tuhan berkata Aku akan membentangkan jaring-Ku ke atas mereka; Aku akan menurunkan mereka seperti burung-burung di udara, Aku akan menghajar mereka karena kejahatan-kejahatan mereka.
Saudara, ucapan nabi Hosea bukanlah isapan jempol belaka, karena yang kemudian terjadi adalah kemarahan Salmaneser, raja Asyur kepada raja Hosea bin Ela, karena sikap raja Hosea. Asyur menyerang dan menindas Israel selama 3 tahun sampai bangsa Israel benar-benar takluk kepadanya. Akhirnya yang terjadi adalah Samaria dirampok, ribuan umat Israel dideportasi ke kawasan sebelah utara Mesopotamia dan Israel dibagi-bagi menjadi propinsi-propinsi kerajaan Asyur (II Raja 17:1-6), dan menyebabkan kehancuran kerajaan Israel Utara.
Saudara-Saudara Israel telah bersandar kepada pengertian dan kekuatannya sendiri, bukan kepada kekuatan Allah. Itulah sebabnya, Allah menghukum mereka. Mereka lebih bersandar kepada bangsa-bangsa lain, dari pada kepada Tuhan.
Saudara mengandalkan manusia adalah sesuatu dosa kekejian bagi Tuhan, itu sama dengan melecehkan Tuhan. Bangsa Israel/Yehuda melecehkan Tuhan dengan lebih percaya kepada kekuatan bangsa Asyur dan Mesir dari pada Tuhan.
Padahal sebelum Hosea memberitahukan hal ini, nabi Yesaya dan Yeremia sudah menyampaikan kepada mereka; dalam Yeremia 17:5 "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" .
"Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN. ……Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama." (Yesaya 31:1-3)
Disisi lain yeremia juga mengatakan:
“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”
Yeremia 17:7-8
Dari bagian ini kita bisa belajar bahwa setidaknya ada tiga berkat yang kita akan terima bila kita mengandalkan Tuhan dalam hidup kita:
1. Hidupnya tidak akan pernah berkekurangan (ayat 8a & b); Orang yg mengandalkan Tuhan akan seperti pohon yang ditanam di tepi batang air yg selalu mendapatkan sumber makanan untuk bertahan segar dan utuh
2. Hidupnya tidak diliputi kekuatiran (Ayat 8c); Orang yang berharap dan mengandalkan Tuhan tidak akan pernah merasa kuatir akan hidupnya, karena dia tau Tuhan yang akan memelihara dia setiap saat. Walaupun ada banyak tantangan pergumulan didalam hidupnya, ia tidak akan merasa kuatir akan hidupnya, karena dia tahu bahwa Tuhan akan memilihara hidupnya.
3. Hidupnya selalu menghasilkan buah (ayat 8c); Orang yang mengandalkan Tuhan hidupnya akan selalu menghasilkan buah, baik buah-buah rohani (spiritual) maupun buah2 jasmani (Material)

Saudara mengandalkan Tuhan dalam hidup kita merupakan kunci untuk hidup diberkati dan berhasil. Mengandalkan Tuhan adalah kunci untuk kita dapat kekuatan dalam menjalani hidup didunia ini yang penuh dengan cobaan dan pergumulan ini.
Oleh sebab itu sebagai orang percaya kita perlu merefleksikan kembali akan hidup dan iman kita. Seberapa jauh kita mengandalkan Tuhan dalam hidup kita. Memang mengandalkan Tuhan itu sulit , sehingga terkadang kita menemukan seseorang hanya dapat mengandalkan Tuhan pada waktu seseorang itu lemah dan tidak berdaya, namun kalau hidupnya baik, kuat dan kaya, maka mulailah ia menepuk dadanya dan menghitung kuasa dan reputasinya. Kita mulai bersandar kepada diri sendiri dan melupakan Allah yang telah memberkatinya
Saudara, melalui firman Tuhan hari ini kita belajar, untuk mengandalkan Tuhan dalam segala kondisi, baik atau baik, senang atau tidak senang. Saat kita kaya atau miskin, saat kita kuat atau lemah Kita tetap mengandalkan Tuhan. Karena sebagai manusia, sehebat apapun kita, kita memiliki banyak sekali keterbatasan dan kekurangan. Kita membutuhkan Tuhan yang menjadi penopang dan penolong dalam hidup kita. Amin

Tidak ada komentar: